Epilog

1.2K 138 23
                                    

5 tahun kemudian.

Iqbaal Dhiafakhri Rajendra, pria yang dulunya seorang bad boy, play boy, dan seorang laki-laki ternyebelin di masa SMA, percayalah sekarang dia telah berubah menjadi seorang direktur perusahaan Rajendra crop.

Perlu diketahui Iqbaal merubah sifatnya hanya karena (Namakamu) Serlin Herman, wanita yang masih menuntun ilmu di negara Jerman.

08.25

Hari ini Iqbaal tidak ke kantor, karena hari ini adalah hari di mana pujaan hatinya sekaligus teman hidupnya akan kembali mengisi hari-harinya.

Iqbaal sedang berada di rumahnya tepatnya di dalam kamarnya, tengah berduduk santai di sofa sambil menonton cd yang diberikan oleh (Namakamu) saat mereka berpisah.

Sebenarnya Iqbaal sudah menonton cd itu berulang kali, tetapi dia tidak pernah merasa bosan menonton video itu. Dia hanya menonton itu di saat dirinya merindukan kekasihnya, (Namakamu).

(Namakamu) duduk di kursi yang ada di dekat brangka yang Iqbaal tempati. "Hai Larva!" sapa (Namkamu) tersenyum sambil menatap ke wajah Iqbaal yang masih tak sadarkan diri.

(Namakamu) mengelus punggung tangan Iqbaal, ia menundukan kepalanya. "Hiks, maafin gue..." lirihnya dengan air mata yang sudah menetes beberapa kali.

Hiks

(Namakamu) mendongakan kepalanya dan mencoba menarik kedua sudut bibirnya walaupun air matanya masih tetap menetes. "Lo itu orang yang baik bal, dan gue gak pantes buat jadi orang yang lo sayang,"

(Namakamu) menatap mata Iqbaal yang masih tertutup dengan rapatnya. "Gue orang yang jahat, gue egois, gue cuek, gue terlalu mentengin gengsi dan...lo gak pantes buat orang yang jahat kayak gue."

"Orang baik kayak lo pasti bakal dapet jodoh yang sama baiknya kayak lo," (Namakamu) kembali menarik sudut bibirnya. "Gue mungkin orang yang bego. Gue tau pasti lo gak mungkin denger apa yang lagi gue omonginin."

(Namakamu) menggenggam erat tangan Iqbaal. "Tapi gue tau cinta gak harus dirasakan dengan pendengaran, tapi cinta bisa dirasakan dengan sentuhan."

(Namakamu) semakin mempererat genggamannya. "Lo bisa rasain kan' bal sebesar apa rasa cinta dan sayang gue ke elo?"

Hiks (Namakamu) kembali menundukan kepalanya karena ingusnya udah meler saking menghayatinya. "Lo tau gue orang yang selalu mentengin gengsi banget, dan gue juga gak bisa ngungkapin perasaan gue dengan kata-kata yang indah karena gue bukan anak bahasa, gue anak IPA bal, sama kayak lo."

"Hanya satu hal yang bisa gue lakuin buat mendeskripsikan rasa cinta gue ke elo," (Namakamu) berjalan mengambil handycame yang masih merekam setiap adegan yang mereka lakukan.

Setelah mengambil handycame itu (Namakamu) melangkah ke dekat Iqbaal.

Ia mendekatkan wajahnya dengan wajah Iqbaal.

Semakin dekat.

Dekat lagi, sampai deru napasnya terdengar.

Dan cup!

Satu detik tapi bermakna.

(Namakamu) mengecup bibir pink kepucatan Iqbaal, (Namakamu) benar-benar menciumnya.

Kedua pipi (Namakamu) bersemu setelah mencium bibir Iqbaal. "Gue jadi malu sendiri," guman (Namakamu) terkekeh sesekali terisak.

"Btw itu firts kiss gue loh bal haha," (Namakamu) masih terkekeh sendiri.

Fungi & Larva • IDR✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang