TEROR MALAM KE-2

2.1K 118 28
                                    

Fadel dan Wisnu berlari ke parkiran. Di sana, ada Bu Klara yang hampir masuk ke dalam mobil untuk pulang, namun digagalkan oleh mereka.

"Bu- Bu Klara!" Wisnu terbata-bata.

"Ada apa kalian? Kenapa belum pulang?" Tanya Bu Klara yang keluar lagi dari dalam mobil dengan bingung.

Kali ini, setelah mengatur napas, Fadel menjelaskan, "Dandy hilang, Bu. Tadi dia sempat ngechat saya katanya dia dikunci dalam gudang, tapi kami sudah periksa dan Dandy sama sekali nggak ada di sana."

"Tadi Imelda yang hilang, terus setelah ketemu Imelda, sekarang Dandy lagi? Kalau kalian bercanda, ini sungguh tidak lucu." Bu Klara langsung tersinggung.

"Eeeh, kagaaaak bu!" Wisnu menggeleng cepat. "Dandy beneran ilang, Bu Klara. Tas nya aja masih ada di kelas."

Bu Klara tampak berpikir sebentar, kemudian menyimpulkan, "Besok saja kita cari. Kita tunggu sampai besok, kalau Dandy tidak hadir ke sekolah besok berarti dia memang hilang. Lagi pula dia laki-laki, bisa menjaga dirinya sendiri. Saya pulang dulu, kalian juga cepat pulang! Bisa-bisa kalian lagi yang hilang." Bu Klara melenggang masuk ke dalam mobil lalu kemudian pergi.

"Gue juga setuju sih sama Bu Klara. Kita tunggu aja, Del, sampe besok. Kalo nggak ketemu dan tu anak ga balik ke sekolah, berarti dia emang hilang."

Wisnu pun juga pulang.

Fadel memasang helm nya dan naik ke atas motor. Perasaannya tidak enak. Dia merasa Dandy sedang berada dalam masalah besar sekarang. Semoga perasaannya salah, dan.. semoga..

Dandy baik-baik saja.

****
Di kamar bernuansa pink, Imelda memeluk kedua kakinya yang dingin. Tidak! Bukan hanya kakinya tapi seluruh tubuhnya dingin seperti membeku.

Mata itu.. Membuat Imelda semakin gemetaran.

"Tante khawatir sama dia, tolong kamu kemari, ya. Temani anak tante. Sejak semalam pulang pelajaran tambahan Imelda jadi pendiam dan nggak mau bicara sama sekali. Tante tunggu kedatangan kamu." Mama Imelda menutup pembicaraan telepon.
Tadi dia sedang berbicara dengan Vina, teman sekelas anaknya.

Mama hanya tahu kalau sahabat Imelda itu Daus, Dandy dan Isna. Tapi Daus sudah meninggal, sedangkan Dandy dan Isna tidak bisa dihubungi nomornya. Jadilah Vina yang diminta menemani. Hari ini Imelda tidak masuk sekolah.

Dan sekarang sudah sore, Vina juga sudah meminta ijin pulang duluan dan tidak ikut pembelajaran malam hari ini.

Setelah Vina datang, Mama meninggalkan mereka berdua di dalam kamar.

"Mel.. Lo kenapa? Cerita dong sama gue." Vina memperhatikan wajah Imelda yang pucat, bibirnya kering dan sedikit terkupas.

"Mel.." kali ini Vina menyentuh pelan pundak Imelda.

Gadis itu menoleh, matanya berkaca-kaca.

"Mel lo kenapa? Lo semalem dimana, ada apa?" Melihat kondisi Imelda seperti itu bikin Vina tambah cemas.

"Isna.. Teman-temannya.. Mereka semua.." Imelda menggeleng lagi, air matanya sudah jatuh duluan dan terisak.

Vina masih tidak mengerti.

"Coba lo tenangin diri lo dulu deh. Baru abis itu lo cerita sejelas-jelasnya sama gue. Siapa tau gue bisa bantu. Walaupun gue orangnya nggak pinter, tapi gue ahli kok dalam mencari solusi." Entah maksud Vina itu serius atau bercanda tapi Imelda sama sekali tidak bisa tenang. Dia gusar. Atau takut, lebih tepatnya.

Perlahan sesengukan gadis itu berhenti.

"Semalem.. Gue keluar kelas karena suntuk banget di dalam. Pas gue jalan di lorong gue lupa kalo itu sudah magrib dan harusnya gue ngajak orang temenin gue. Terus tiba-tiba ada bola basket yang mantul sendiri. Pas gue mau lari.. Gue ketemu 'Dandy'." Imelda memberi kata 'Dandy' dengan tanda kutip tangannya.

Ada Hantu Di SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang