TEROR MALAM KE-3

1.7K 72 15
                                    

Eva dibaringkan di sofa ruang kepala sekolah. Pak Wido berdiri dengan gelisah, sedangkan Bu Klara duduk cemas di sofa dekat Eva terbaring.

Baru pertama kali Imelda melihat Bu Klara seperti itu. Mukanya pucat pasi sambil terus menggigiti ujung kukunya.

"Pak, kami rasa Eva sudah cukup tenang. Mungkin dia bangun beberapa menit lagi, jadi kami permisi balik ke kelas dulu, Pak, Bu." Ijin Imelda pelan.

"Tenang apanya! Kamu nggak liat dia menghempas kalian ke dinding tadi! Terus suaranya berubah! Kalian harus di sini sampai teman kalian bangun!!" Bentak Pak Wido nyaring.

Imelda, Fadel dan Nurman terkejut karena bentakan keras dari Kepala Sekolah. Bu Klara pun sama, ia menatap Pak Wido tak percaya.

"Anda pikir hanya anda saja yang takut?" Bu Klara berdiri di depan Pak Wido. "Mereka bertiga juga sedang ketakutan sekarang."

Pak Wido memalingkan muka tak acuh.

"Biar Ibu dan Yahya yang menjaga Eva. Kalian bertiga bisa kembali ke kelas dan belajar seperti biasa." Ujar Bu Klara mempersilakan mereka pergi.

Akhirnya Fadel dan lainnya keluar dari ruang kepala sekolah. Di luar masih ramai siswa siswi yang ingin melihat kondisi Eva. Mereka bertiga langsung dikerumuni dan dihujani berbagai pertanyaan.

"Woy tu cewek yang kerasukan bener ga sih!"

"Si Eva ya?!"

"Hantunya dari kelas kalian kali! Kan angker kelasnya!"

"Jawab dong woyyy!!!"

Fadel, Nurman dan Imelda berlalu dengan cepat menerobos masa. Mereka berusaha untuk tidak peduli dengan semua pertanyaan yang tertuju ke mereka.

"Kita langsung ke gudang aja sekarang!" Seru Fadel setengah berteriak di antara kerumunan orang.

"Iya!" Nurman dan Imelda mengangguk serempak.

Setelah berhasil lolos dari kerumunan orang, mereka bertiga pun langsung pergi ke tempat dimana Isna tadi menyuruh mereka untuk mencari Dandy.

Gudang. Tempat yang kotor dan terbengkalai inilah yang menjadi petunjuk untuk menemukan Dandy. Mereka bertiga langsung menggeledah isi gudang.

"Kosong gudangnya, Del.." ucap Nurman yang sudah memeriksa keseluruhan tempat.

"Gue juga bingung!" Fadel menatap Nurman dan Imelda setengah frustrasi.

Peluh mereka bercucuran. Antara emosi dan gerah bercampur menjadi satu, apalagi tanda-tanda kemunculan Dandy tidak terlihat sedikitpun.

Ting.

Sebuah chat masuk ke ponsel Imelda. Cewek itu buru-buru membuka pesannya.

"Haa.." Imelda terkejut. Ponselnya sampai terlepas dari tangan.

"Lo nggak apa-apa? Kenapa Mel??" Tanya Nurman cemas melihat Imelda yang langsung melempar hpnya.

"Dan.. Dy.. Itu.." Imelda tergagap sambil menunjuk hapenya pelan.

Fadel memungut ponsel dari lantai. Matanya terbelalak melihat layar ponsel Imelda.

"Kenapa del? Ada masalah apa??" Nurman mendekati Fadel dan ikut melihat layar ponsel Imelda.

Sebuah aplikasi chatting terbuka, menampilkan satu chat dari seseorang yang sudah 2 hari ini hilang. Dan yang mengejutkan, dikirim baru saja.

From: Dandy Ramadhan

  Tolong gue! Gue di dalam gudang!

"Mustahil.." Nurman langsung melihat ke sekelilingnya dan tidak ada tanda-tanda kemunculan Dandy.

Ada Hantu Di SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang