Dia Yang Kembali

5.4K 272 32
                                    

"Saya pulang duluan ya? Sudah hampir malam." Isna berdiri di depan pintu taksi yang telah dipesannya.

"Iya.. Hati-hati, Na. Gue pulang sama Fadel aja. Iyakan Del? Lo mau anter gue sampe rumah kan?" Imelda memasang muka polosnya sepolos mungkin.

"Iya iya gue anter." Jawabnya pasrah.

Imelda tersenyum dan mengantar Isna masuk ke dalam taksi. Dirinya pun menghilang di pertigaan jalan.

Imelda dan Fadel lalu berjalan beriringan menuju sekolah, tempat Fadel memarkirkan motornya.

Setelah sampai sekolah, Fadel segera menyalakan motornya.

"Ayo naik." Suruh Fadel kepada Imelda.

"Del, gue penasaran sama sesuatu. Lo bisa tungguin gue sebentar kan? Gue mau ke perpustakaan."
Tanpa bisa dicegah oleh Fadel gadis itu langsung berlari menuju perpustakaan SMA NEGERI 1.

"Ck. Mau ngapain sih lo?" Dengan malas cowok itu mengikuti Imelda yang sudah berada di dalam perpus. Perpustakaan SMA 1 tidak dikunci sampai jam 9 malam.

Imelda menyusuri setiap berkas arsip alumni SMAN1. Itu semakin membuat Fadel penasaran.

"Nyari apa sih lo sebenarnya? Kenapa nggak besok aja?"

"Iih.. Ini tuh harus diselesaikan malam ini juga. Gue harus tau apa yang sebenarnya terjadi."

"Maksud lo apa?" Fadel menghentikan tangan Imelda.

"Huh," ia membuang napas kemudian melanjutkan mencari berkas-berkas, "kok nggak ada sih?"

Fadel yang merasa diabaikan langsung pergi begitu saja.

"Lo mau kemana?!" Tanya Imelda panik.

"Pulang."

"Terus gue?"

"Terserah lo. Kan lo yang perlu."

"Ya deh sori. Jangan pulang, gue takut sendiri. Gue sebenarnya mau nyari berkas alumnus 2010, tapi nggak ada dari tadi." Tampang memelas Imelda selalu menjadi andalan.

Fadel pun tidak jadi pergi. "Memang nggak ada. Nggak akan pernah ada." Jawab Fadel kemudian.

"Maksud lo? Berkasnya hilang?"

"Memang nggak dibuat. Karena murid X IPS 1 angkatan itu menghilang, jadinya kepala sekolah memutuskan untuk nggak buat buku tahunan angkatan 2010." Jelas Fadel.

"Kok lo bisa tau semuanya sih?"

"Yahya kakak gue. Dia tau seluk beluk sekolah ini."

"Kok lo nggak bilang kakak lo ketua OSIS?"

"Kok gue harus cerita?"

"Muka kalian nggak mirip!"

"Itu bukan pertanyaan ya."

"Kenapa lo nggak sekaku Kak Yahya?"

"Emang harus?!"

"Berarti kakak lo punya kunci ruang kepala sekolah dong?"

"Kakak gue ketua OSIS, bukan cleaning service. Ya nggak punya lah."

"Ayo kita ke kantor kepala sekolah." Ajak Imelda yang sudah pasti mendapat penolakan dari Fadel.

"Pulang." Suruh Fadel.

"Nggak mau! Gue mau ke ruang kepsek!"

"Kepala batu banget sih lo!"

"Biarin! Gue harus ke ruang kepsek sekarang juga! Gue mau mastiin sesuatu. Dan lo wajib nemanin gue, karena di sini lo udah mengemban amanat buat nganter gue sampe rumah dengan selamat. Jadi lo harus tanggung jawab sama keselamatan gue!" Ketus Imelda yang langsung berlari keluar perpustakaan.

Ada Hantu Di SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang