MASA#7 : Kisah yang belum usai

765 65 25
                                    

Sudahi malam yang duka
Dunia kau 'kan baik saja
Hujan akan tiba melahirkan pelangi

- Sudah, oleh Ardhito Pramono -





Orang bilang, menyimpan rasa sendirian itu sangatlah berat. Tak bisa menyampaikan rasa cemburu kala orang yang di taruh rasa tengah bersama yang lain, kenapa? Ya karena tidak punya hak. Makanya belinya high heels.

Dari pada terus memandang pemandangan yang menyakitkan hati, lelaki itu kini memilih pergi dengan vespa putihnya. Membelah jalanan bandung di sore hari dengan hati yang perih. oh dilan, andai kamu tahu jalanan yang kamu lalui dengan milea mu itu kini terasa tak ada manisnya untuk mark. Padahal sebelum putus dulu, mark hampir saja ingin menyamakan kebucinannya itu layaknya dilan.

Namun mark melupakan satu hal, dilan dan milea tak berujung manis. Sama seperti hubungannya. Untuk pertama kalinya, lelaki bersurai hitam itu tidak ingin menyamakan dirinya dengan dilan. Kisah nya dengan dayita tak boleh sama dengan dilan, tapi tuhan berkata lain. Toh, mark juga sekarang tidak bisa apa-apa. Hanya bisa mengikhlaskan.

"HEYOOWW WHAT'S UP BROWW!" Mark menyunggingkan senyumnya kala turun dari motor, haekal yang menyapanya ala-ala orang barat-ceunah mah itu, kini tengah terduduk di bale tepat di bawah pohon mangga samping kost-san. Ditemani dengan renaldy dan levhi yang tengah sibuk dengan gadget nya.

Mark mendudukan dirinya di samping haekal. "Gimana sama ara?" Pertanyaan yang tak terduga itu muncul begitu saja dari mulut mark.

Haekal yang awalnya terkejut lantas menutupi keterkejutannya itu dengan tawaan garing di buat-buat, enggan untuk merespon ucapan mark. Eh, malah renaldy yang merespon. Lelaki berkaos putih polos itu kini menatap mark dengan alis terangkat. "Kak ara kenapa?"

Haekal menginjak sepatu putih mark memberi kode, semoga saja mark berbaik hati dan memilih untuk bungkam. Haekal saja terheran, mengapa mark mengetahui kejadian kemarin? Bahkan haekal tak memberi tahu siapapun, walau saat bertemu subadra di perusahaan ia merasa sedikit canggung. walau gadis itu secara terang-terangan menunjukan sikap seperti biasa terhadapnya, Membuat haekal sempat berpikir.

Sebenernya kak ara tuh suka gue ga si?

Namun pertanyaan konyol itu haekal tepis jauh-jauh, mana ada rasa muncul secepat itu. Haekal tahu.

"Kak ara kenapa?" Renaldy yang tertidur itu kini memilih bangkit dan duduk menghadap mark. "Diem mulu lo, buta?"

Levhi menoyor kepala ranaldy, seberani itu? Ya tentu, jangan ditanya. mungkin beberapa orang akan takut bila di hadapkan dengan wajah jutek renaldy, Namun itu tak berlaku untuk levhi. "Bisu bang, buta-buta. Buta ijo kali!"

"Buto woi!" Ralat haekal yang merasa geram sendiri itu.

"Makanya follow instagram fansite nya ara." Ucapan mark yang terkesan enteng itu, sedikit membuat para pemuda yang mendengarnya itu ternganga. "Cewek mana sih yang kalian bahas?" Levhi yang tak peduli itu kini ikut tertarik dalam percakapan itu.

"Nih, baca deh." Mark memberikan handphonenya pada haekal. Lelaki berkulit tan itu terkejut, untung saja ia tidak terjungkal dari bale. Sakit nya tidak seberapa sih, tapi malunya. Tidak bisa di tanggung. "Gila, gue ga nyangka kalo kak ara itu influencerrr" ucap renaldy.

"Sabi kali ya kalo lele panjat pinang ke dia." Bahkan seorang Darma Kalevhi yang tadi tidak tertarik kini ikut menstalker account fan-site ara.

Lain halnya dengan kedua lelaki yang tengah terkagum-kagum itu,haekal malah dibuat berpikir. Sudah ada beberapa pertanyaan di otaknya, namun yang akan ia tanyakan kali ini adalah satu pertanyaan untuk mark. "Jadi, maksud lo nanya gimana gue ke kak ara itu apa ya bang?" Tanyanya.

MASA ; DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang