Chapter 4

94 6 2
                                    

Lama.. Lama sekali kami berjalan menyusuri hutan,

"Ck, apa kita dari tadi hanya berputar-putar?? Kapan keluarnya.." hanya itu yang ku katakan sejak tadi, entah mengapa aku merasa atmosfer di sini tiba-tiba menjadi dingin padahal tadi itu cuacanya sangat panas, sambil melihat punggung Reo dan terus berjalan tanpa berbicara sepatah kata pun, aku berinisiatif untuk membuka pembicaraan

"A.. Ano Reo-kun. S.. Se.. Sepertinya kau hafal jalan yang ada di hutan ya.." tanyaku dengan ragu, karna sejak tadi suasananya amat sangat canggung.

"Ah, tidak juga sekalian berjalan-jalan tak apa kan? " ujarnya tiba-tiba dengan senyumannya.

"Kau bisa tersenyum juga rupanya, kalau kau lebih sering tersenyum seperti itu aura mu yang agak hitam jadi pudar dan memberikan kesan yang Bagus ketimbang bermuka polos, emm lebih ke cemberut sih.. "Ujarku yang panjang lebar, sepertinya ia tidak terlalu ambil pusing dengan perkataanku tadi.

"Benarkah? Apa aku terlihat seperti itu? Apa kau bodoh? Aku bahkan tidak membuka topengku, bagai mana kau bisa tau aku tersenyum atau tidak? sudahlah daripada membicarakan hal yang gak penting seperti ini, aku akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada mu"

ujar Reo yang agak cetus tetapi masi terdengar lembut secara bersamaan.

"Etto, baiklah jika itu akan membuat suasana hatimu lebih baik, jadi apa yang ingin kau tanyakan?" tanyaku yang antusias.

"Baiklah jadi jawablah secara spontan"

"Un!!"

"Kau siswi kelas berapa?"

"Siswi tahun ke-2 di SMP. Amanogawa Junior High School"

"Usiamu berapa?"

"Umm.. Bulan depan aku berusia 14 tahun.. "

"Dimana kau berasal? "

"Aku berasal dari Tokyo"

"Kau tinggal disini dengan siapa?"

"Dengan Paman dan Bibiku"

"Hee... Jadi kau tinggal bersama Paman dan Bibimu disini, orang tuamu dimana?"

"Mereka ada di Tokyo karna sibuk dengan pekerjaan mereka, lalu aku berkata kepada mereka bahwa musim panas ini aku akan di rumah paman dan bibi, dan mereka tidak keberatan dengan hal itu"

"Hoo.. Jadi seperti itu.. "

Tak terasa kami sudah diluar hutan, tidak lebih tepatnya sebuah kuil di depan hutan, jarak kuil ini ke rumah paman tidak jauh.

"Nah, bagai mana kalau setiap libur musim panas kau kesini, karna disini aku sangat kesepian hanya berjalan-jalan dihutan membuatku bosan.." ujar Reo tiba-tiba, aku mengangguk tanda iya lalu ia berkata

"Yosh!! Besok datang lagi yaa.. Kau masih lama disini kan?" tanya Reo

"Tentu saja, kita memiliki banyak waktu sampai aku kembali ke Tokyo" ujarku.
.
.
.
Tak terasa sudah sore, akupun bergegas pulang dan tidak lupa berpamitan kepada Reo karna sudah mengantar ku keluar dari hutan,

"ahh aku pasti akan dimarahi paman, bisa gawat kalau dimarahi.." ujarku dalam hati.

Ahh selamat untunglah paman belum pulang dari perkebunannya. 

"Tadaima.." aku mengucapkan salam meskipun aku tau di rumah tidak ada siapa-siapa.

-Bersambung-

untouchableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang