Chapter 5

90 7 1
                                    

"Sepii.. Aku bosan.. Kapan Paman dan Bibi akan pulang.." batinku terus.

"Whaaa.... Nee-chan, kapan kau kesinii?? Kenapa tidak ada yang memberi tahuku bahwa kau kesini??" ujar sepupuku yang bernama Tanaka Koki, dia lebih muda 1 tahun dari aku, kami sering bermain ketika aku berlibur ke rumah Paman. Tak ku sangka, dia lebih tinggi dariku sekarang. Padahal terakhir aku bertemu dengannya tingginya masi sebahuku, tau-tau aku datang tingginya sudah lebih dari tinggiku.

"Hee.. Benarkah? Apakah Paman dan Bibi tidak memberitahumu bahwa aku datang??" ujarku yang agak terkejut ketika dia berteriak tadi.

"Iya, Ayah dan Ibu tidak memberi tahuku bahwa nee-chan akan datang.. Jadi bagaimana di
Tokyo Nee-chan? Apakah ada yang seru?? Ahh aku ingin ke Tokyo dan bertemu mu disana"

"Kan kita sudah bertemu, bagaimana si kamu.." ujarku sambil men-cubit pipi Koki.

"Itaii, kok pipi ku di cubit??"

"Hehe.. Siapa suru kau tembem kayak bakpao.."

"Sudahlah ayo kita main Nee-chan, sambil menunggu Ayah dan Ibu pulang"

"Ayo"

Aku bermain dengannya hingga Paman dan Bibi pulang.

"Kami pulang" teriak Paman dan Bibi dari pintu masuk

"Ohh.. Okaerii~" sahut ku dan Koki.
.
.
.
Sore berganti malam, setelah kami ber-4 makan malam bersama, Bibi menyuruh ku untuk membereskan barang-barang bawaanku.
Saat aku membereskan bawang bawaanku, tiba-tiba ada yang memeluk ku dari belakang,
"Hangat" pikirku

"Nee-chan~, besok kau akan kemana??" tanya Koki dengan nada yang manja, sebenarnya Koki berbicara dengan nada itu sangat jarang, atau bisa dihitung pakai jari.

"Nee-chan besok ingin ke Kuil dekat hutan, selama Nee-chan ke sini, nee-chan gk pernah melihat Kuil itu.."

-Bersambung -

untouchableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang