6

2K 45 6
                                    

Pelajaran PKN tanpa guru berasa surga dunia. Dari info yang aku dengar, guru PKN disini galaknya pake banget. Jadi, suatu kebanggaan di hari pertama gak ketemu sama guru-guru yang kaya gitu. Suasana kelas jadi ribut sekarang. Bisa bayangin kan gimana suasana kalau kelas lagi gak ada guru?

Aku memakai headseatku dan memutar sebuah lagu yang berada di playlist ponselku. Aku melipat kedua tanganku di meja dan menenggelamkan wajahku diantara kedua tanganku. Ntah kenapa perasaan yang gak pengen aku rasain masih ada sekarang. Padahal jarak waktu setahun udah aku tempuh. Itu udah cukup lama kan jika kita ingin ngelupain apa yang harusnya kita lupain.

Well, it's good to hear your voice
I hope you're doing fine
And if you ever wondered
I'm lonely here tonight

I'm lost here in this moment
And time keeps slipping by
And if I could have just one wish
I'd have you by my side

Oh, oh, I miss you
Oh, oh, I need you
And I love you more than I did before
And if today I don't see your face

Nothing's changed, no one can take your place
It gets harder every day

Alunan lagu mellow dan suara khas Miley masuk ke gendang telingaku. Dari awal bukan aku yang milih untuk muterin lagu ini. Aku meresapi bagian-bagian lirik yang dinyanyikan miley sampai akhirnya aku mendengar suara cempreng yang berteriak menembus headseatku

"SHILA!"suara itu semakin kuat. Aku melirik ke orang yang membuat sumber suara itu dan berdecak. "Apa sih, Rik? Lo ganggu aja." Rika yang memerhatikanku dengan wajah kesalnya langsung menarik headseatku dari telingaku dan juga ia mengambil ponselku. Aku kembali meliriknya dengan pandangan sinis. Dia pun juga memasang wajah sinisnya. "Lo tau gak shil gue beteeeeeeeeee lo make headseat mulu. Mending main sama gue"

"Mau maen apa?"

"Gak tau gue. Hehe"

Aku mendengus kesal. Rika hanya nyengir ngeliat ekspresiku dan pada akhirnya dia milih untuk beresin barang-barangnya ke tas. Sementara ponselku disembunyiin ntah kemana.

Aku menyenderkan badanku ke tembok dan merhatiin Rika yang masing rempong sama tasnya. Aku ngerasa kaya aku ngeliat Rika sama aja kaya aku ngeliat Arya. Mereka kaya punya... Aura yang sama.

Rika mengancing tasnya dan tersenyum bangga ke arahku. "Lo kenapa daritadi ngeliatin gue mulu, shil? Lo naksir sama gue?"

Aku memasang muka jijikku. "Na-jong"

"Apaan najong. Jelek bener"

"Najong elo."

Terjadilah perdebatan random yang biasa kami lakukan.

kring!!!

Finally, bel bunyi. Aku ditarik oleh Rika keluar kelas. Dari rengekannya, dia berkata kalau cacing di perutnya udah minta makan. Aku hanya bisa pasrah. Tanpa aku minta, baru nyampe di kantin Rika udah mesen 2 porsi siomay plus 2 botol minuman.

"Ayo kita makan!" Rika menyuap makanannya dengan sigap. Aku hanya menggeleng ngeliat ekspresinya. Ntah kenapa aku merasa Rika semenjak masuk SMA tingkah dia semakin... hyper? Tapi aku gak mau untuk berpikir yang enggak-enggak. Aku mengusir segala pikiran burukku saat ini.

Aku memulai suapan pertama saat Rika memakan suapan terakhirnya. Ia menyedot minuman yang berada di hadapannya. "Shil.. Gue toilet dulu deh. Kebelet maks ini sumpah" ia langsung lari dari hadapanku.

Aku duduk termenung sendiri dengan siomayku. Sesekali aku meminum minumanku. Kejadian ini terus berlanjut sampe ada seseorang yang bersuara dari hadapanku.

Secret FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang