Epilog

1K 39 23
                                    

"Shil. Teh panas?"

Aku mengangguk dan megambil secangkir teh panas yang ditawarkan Rika. Ia duduk di sampingku dan mandangin api unggun sebelum dia angkat bicara.

Rika meneguk teh panas miliknya lalu berbicara. "Shil, lo kenapa? Kalau ada masalah, lo bisa cerita."

Aku menggeleng dan membalas pertanyaan Rika dengan senyuman. Walaupun aku yakin Rika gak akan puas dan dia bakal tau kalau aku gak baik-baik aja sekarang.

Rika mendengus, "Kenapa? Gara-gara Kak Dirga? Atau Kak Far--aw!"

Aku segera menginjak kaki Rika dan melotot ke arahnya. Rika beneran orang paling gila di dunia ini. Bisa-bisanya dia sebutin nama dua orang itu di saat-saat kaya gini?! Gak nanggung-nanggung pula volumenya.

Rika akhirnya sibuk dengan kakinya dan aku sibuk dengan pikiranku. Beberapa menit kemudian, Kak Zuhair membawa acara terakhir api unggun untuk acara camping osis tahun ini, dan orang-orang sibuk memperhatikan Kak Zuhair. Enggak semua, kecuali satu insan yang duduk di sebrangku. Mereka dengan bahagianya tertawa bersama, memamerkan sederet gigi mereka. Tawa yang dilepas beneran tawa bahagia yang gak dibuat-buat. Dan, baru kali ini aku liat Kak Dirga yang bisa ketawa sampe sesenang dan sekuat itu.

Tanpa sengaja dan sebenarnya aku juga gak mau, tiba-tiba aku liat Kak Faris sekilas. Sekilas aja. Tapi, aku bisa notice gimana Kak Faris yang buang mukanya waktu dia tau kalau aku sempat liat dia.

Pusing. Mikirin Kak Faris yang ada bikin aku tambah pusing. Kenapa sih harus kaya gini?

"Jadi malam ini, ada orang yang mau nyanyi satu buah lagu. Katanya sih, untuk seseorang," ujar Kak Zuhair sambil masang senyumannya. Gak heran kalau Emily sempet mupeng waktu ngeliat Kak Zuhair. Kenapa aku baru sadar kalau Kak Zuhair ganteng juga ya...

Kak Zuhair mempersilahkan orang yang katanya mau nyanyi untuk seseorang itu. Ribet gak sih bahasanya? Ah.

Yang aku liat, setelah Kak Zuhair duduk, Kak Faris langsung berdiri sambil bawa gitar. Dia langsung duduk di satu kursi yang udah disedian Kak Zuhair dan ngambil microphone lalu memetik gitarnya. Jadi, Kak Faris yang mau nyanyi untuk seseorang itu?

Tunggu dulu. Dia yang mau nyanyi untuk seseorang itu?!

"Andai engkau tau. Bila menjadi aku, sejuta rasa dihati. Lama tlah kupendam, tapi akan kucoba mengatakan.

Ku ingin kau menjadi milikku. Entah bagaimana caranya. Lihatlah mataku untuk memintamu. Ku ingin jalani bersamamu. Coba dengan sepenuh hati. Ku ingin jujur apa adanya, dari hati.

Kini engkau tau, aku menginginkanmu tapi tak kan kupaksakan. Dan kupastikan, kau belahan hatiku. Bila milikku..."

Kak Faris memberhentikan permainan gitarnya dan natapin aku dari jauh. Natapin aku penuh harap. Tatapan yang bisa buat aku nangis sekarang juga.

Dasar Shilla cengeng banget, sih.

Kak Faris berdiri dari kursi dan berdeham. Pandangannya masih tertuju ke arah aku. Dia memgembangkan senyumannya. Senyuman yang akhir-akhir ini jarang kuliat.

"Ashilla pricilla. Do you want to build a relationship with me?"

Semua langsung bersorak termasuk Emily yang lagi duduk di dekatku. Dia orang yang paling semangat untuk cie-ciein aku. Sementara Rika masih tepelongo kaya orang bego tapi setelah itu dia langsung senyum-senyum.

Semuanya bersuara. Termasuk Kak Dirga.

Kak Dirga yang ntah kenapa tiba-tiba udah ada di sebelah Kak Faris natapin aku sambil senyum. Tiba-tiba dia mengangguk dan ngancungin jempolnya. Tapi, setelah itu, Kak Prita langsung datang dan yah, Kak Dirga langsung melayani Kak Prita.

Mungkin melayani kata yang salah.

"Shilla?"

Senyuman Kak Faris udah luntur dan digantikan oleh tatapan penuh harap. Aku gak bisa untuk gak nyembunyiin air mataku. Semuanya sedang bertarung di pikiranku. Apa yang harus aku lakuin? Sejujurnya, perasaan aku ke Kak Faris...gak pernah lebih. Tapi, aku gak mau jadi orang yang nyesal seumur hidup.

Mungkin mencoba lebih baik, kan?

Aku mengembangkan senyumku dan membiarkan air mataku jatuh. "I want to build it with you, Kak Faris."

Kak Faris langsung lari dengan hebohnya ke arahku. Dia langsung melukin aku tanpa liat-liat dulu kalau banyak orang yang liatin. Duh.

Aku ngeliat Kak Dirga senyum ke arahku. Mungkin aja senyuman itu senyuman bahagia karena sepupunya, Kak Faris, enggak single lagi.

Mulai saat ini, aku bakalan nyoba untuk buang semua tentang Kak Dirga jauh-jauh. Aku bakalan buang perasaan aneh ini. Aku bakalan berusaha untuk selalu ngeliat ke Kak Faris.

Sampai kapanpun, perasaan aku ke Kak Dirga gak akan pernah tersampaikan. Karena perasaanku ini adalah rahasia.
====

HAHAHA rencana pas tahun baru update epilog tapi lupa di update :p Maaf yaaa kalau ada yang kecewa ujungnya ehe ehe. Dari judulnya aja udah tau kan kalau perasaannya Shilla bakalan jadi rahasia terus :p

Mau baca kritikan kalian nih sama cerita aku yang ini hehehehee manatau ada yang kurang dari bahasanya gitu. Jadi mohon kritikannya yaaa! Maaf juga ya yang komen gak dibales duh jangan langsung mikir aku author baru udah sok... Tapi kadang notif kalian gak masuk jadi sebel.

Oiya aku rencana mau bikin lanjutan Secret Feeling. Jadi disana bakal diceritain gimana perjalanan Shilla sama Faris. Tapi nanti kalian muak kan?!;") malah nanti pada males baca lagi. Huuft.

[promosi] baca cerita baru aku juga yaa. Judulnya The choice ehe ehe. Bakalan seneng banget kalau kalian mau lagi dukung aku kaya cerita ini :3 kalian bisa cari ceritanya di profil aku kok^^

Makasih banyaaaak banget yang udah dukung aku sampe epilog. Mwaah aku sayang kalian!

Secret FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang