9

1.5K 46 8
                                    

"Balikan yuk?"

Berani-beraninya dia bilang kaya gitu setelah apa yang dia buat selama ini. Dan baru sekarang aku tau dimana sisi keburukan Arya. Baru sekarang aku mandang Arya seburuk ini.

Dia masih memegang tanganku sambil nunggu jawaban yang gak aku jawab sepanjang 5 menit disini. Aku menepis tangannya kuat berhubung gurunya udah bekoar merintahin kami untuk mengumpulkan kertasnya. Arya melepas tanganku dengan senyuman tipis yang terukir di bibirnya.

Aku sempat melirik ke arah Rika yang buang pandangan pas dia tau kalau aku sempat lihat dia sebelum aku jalan ke meja guru. Perasaan mengganjal mulai muncul lagi saat melihat ekspresi Rika ketika dia melihat kejadian aku sama Arya tadi.

Aku kembali ke bangkuku tanpa melewati bangku Arya. Aku melirik Rika sekilas. Ekspresi dia masih kaya biasa. Tapi selama pelajaran berlangsung dia memilih untuk diam dan sok fokus sama penjelasan materi guru di depan. She doesn't look like usual.

***

Segerombolan kakak kelas masuk ke kelas kami dan menjelaskan tentang pemilihan anggota OSIS baru untuk angkatan kami. Awalnya aku gak niat untuk ikut organisasi apapun, tapi setelah melihat satu orang itu refleks tanganku terangkat.

Seorang cowok yang gak ku kenal memberikan beberapa kertas yang berisi identitas calon anggota osis yang harus kuisi. Setelah itu, mereka langsung pamitan keluar kelas.

"Bukannya osis itu ngambil anak baru pas kelas 2 ya?" Tanya Rika tiba-tiba sambil melongo. Aku mengangkat bahuku, "Jayapura kan anti mainstream"

Rika tertawa sekilas, "Tumben lo mau ikut organisasi kaya gini"

"Pengen aja sih," kataku sembari memasukkan kertas identitas calon anggota osis ke tas.

"Karena ada kak Faris ya?" Goda Rika. Dia tersenyum gak jelas waktu lihat ekspresiku yang udah mandangin dia ngeri.

"Bukan," kataku singkat. Rika cuman ngekeh untuk beberapa saat sampai akhirnya dia bicara, "Lo kok bisa kenal sama kak Faris?"

Aku mikir untuk beberapa saat. Aku juga gak ingat kenapa kak Faris bisa kenal aku. Aku bisa kenal dia. Yang ku ingat waktu kejadian pas nonton itu. Tapi kenapa bisa dia kenal aku?

"Gue juga gak tau," jawabku

"Jodoh berarti" Rika mulai ngawur. Aku kembali melirik ngeri ke arahnya, "Udah deh Rika yakali dia masih jomblo. Kalau udah taken? Sama aja boong"

Tanpa sadar Rika udah senyum senyum gaje sambil mandangin aku. Alisnya terangkat dan dia udah masang muka jailnya.

"Jadi lo jeles nih ceritanya? Sihiy"

"Bukan gitu," jawabku depresi. Kalau udah berdebat sama Rika udah deh mending ngalah aja.

"Terus apa?" Tanyanya lagi. Aku masang muka kusut, "tau ah lo nyebelin banget. Serah lo deh males gue"

Dan Rika ketawa lagi ngeliat respon aku. Memang sarap.

***

"Dari sekarang silahkan rundingin apa yang mau dibuat sama teman sekelompoknya. Bapak mau keluar bentar. Jangan sampe bapak denger ada suara sedikitpun"

Setelah ngejelasin tugas hari ini dan ngancam kami, akhirnya pak Galuh meninggalkan kelas. Baru aja dia keluar 3 langkah, suasana kelas udah riuhnya kebangetan.

Aku sama Rika plus teman sekelompokku udah duduk jadi bentuk lingkaran di lantai. Jadi, satu kelompok itu 10 orang. 5 cewek 5 cowok. Ceweknya itu ada aku, Rika, Fiona, Crystal sama Emily. Kalau cowoknya aku cuman kenal Farel, Reyhan sama Daffa. Yang dua ekor lagi aku gak tau deh.

Kali ini keberuntungan ada pada ashilla pricillia. Ya soalnya aku gak sekelompok sama 'dia'

"Gimana kalau dramanya tentang 3 anak babi dan srigala?" Saran Daffa. Semuanya pada masang muka kesel sambil ngubah pandangan ke arah dia.

"Lo mau jadi babi?" Tanya Emily kesal. Aku terkekeh ngeliat ekspresi Emily.

"Terus apa lagi?" Kali ini Daffa yang yang masang nada jengkel.

"Gimana kalau.. Putri salju dan 7 kurcaci?"

Jangan tanya itu saran siapa. Itu saranku.

Gak tau kenapa tiba-tiba aku malah bicara dan kasih saran tentang cerita itu. Padahal aku niat dari awal gak pengen ngasih sumbang suara untuk saran dramanya.

"Boleh juga!" Kata Rika. "Lo jagi snow whitenya," Lanjutnya.

Aku membulatkan mataku sementara yang lain udah pada ngangguk nganggukin kepala. Gila. Mending aku jadi pohon aja daripada harus jadi pemeran utamanya.

"Nah yang jadi pangerannya Farel aja. Cakep deh," Sambung Crystal lagi dengan semangat yang membara.

Aku mendenguskan nafas kesal. "gue gak mau pokoknya gu--"

"Udah deal. Gak bisa dibatalin," potong Farel tiba-tiba. Aku ngeliat ngeri ke arahnya. Sementara dia ngeliatin aku dengan pandangan yang super flat. Sumpah demi lovato, cowok ini udah bisa aku nilai nyebelinnya kebangetan.

"OH MY DARLING I LOP YUUUUUUUUUUUU" lagi asik-asiknya adu pandang sama Farel, tiba tiba si Reyhan nyanyi nyanyi gaje. Aku langsung ngalihin pandanganku.

"Ada yang paling in lop ya? Jan lama lama mandangin temen gue." Rika nutupin mataku sambil ketawa ngakak.

"Oh jadi Shilla sama Farel sekarang? Bukan sama kakak itu?" Kata Crystal tiba tiba dengan suara yang sedikit dikuatkan volumenya. Hening. Suasana hening dan semuanya pada ngeliatin ke arah Crystal.

"Kakak siapa?" Tanya Rika terlebih dahulu.

Dia terkekeh sesaat. "Nanti juga pada tau"

***

Hari ini kami langsung ngumpul di rumahnya Farel buat latihan. Padahal dramanya bakal ditampilin bulan depan. Tapi si tuan rumah yang ngotot pake banget untuk latihan hari ini di rumahnya dan gak bisa untuk ditolak. Dasar keras kepala.

"Oke jadi shilla jadi snow whitenya, Farel jadi pangerannya, Gue jadi penyihir. Sisanya jadi kurcaci," jelas Crystal di tengah perundingan. Semuanya mengangguk kecuali aku.

"Gue boleh gan--" belum sempat aku nyelesaiin perkataanku, si Reyhan udah nyerocos.

"Kurcacinya delapan ekor?"

"Lo jadi pohon mau?" Tawar seorang cowok yang aku gak tau siapa namanya.

"Lo aja"

"Farel!" suara cowok setengah berteriak dari arah pintu masuk rumah Farel sukses membuat kami semua melihat ke arah si sumber suara. Darahku hampir berhenti waktu ngeliat cowok tadi.

Kak Dirga. Ngapain di rumah Farel?

============================

Seharusnya ngapdetnya kemaren malam.. HAHAHA tp biar deh.

By the way, VOMMENT YA!

Secret FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang