18

989 46 8
                                    

Mungkin kiamat bentar lagi bakalan tiba. Gak kerasa hari ini udah hari Jum'at aja dan...tebak. Besok hari sabtu. Oke bagi orang-orang hari sabtu itu hari yang bisa digunain untuk have fun, mungkin? Hari sabtu gimana kita bisa ngapelin pacar atau jalan-jalan ataupun sekedar guling-guling di kasur doang. Tapi untuk aku besok bakalan hari terburukku.

Kayak apa yang dibilang kak Dirga Hari Rabu kemarin, calon-calon anak OSIS Jayapura bakalan adain Masa Orientasi yang dia singkat jadi MOA. Dan acara ini bakalan diadain hari sabtu. Yang lebih parahnya, hari sabtu itu besok.

Btw, aku juga kadang bingung sama yang namain acara ini. Masa Orientasi Anggota yang disingkat MOA. Aneh gitu ya...

Oke back to topic. Sekarang aku sama Bima lagi di ruang TV. Gak ngerti ada angin apa si Bima dengan baik hati mau bantuin aku bikin alat-alat untuk besok.

"Pinter gue nyocang talinya ya. Besok gue buka salon di rumah ah," ujar Bima yang udah selesai nyocang tali untuk bat nama.

Gak ada nyambung nyambungnya.

"Orang lo sering nyalon makanya tau," candaku. Bima langsung mendaratkan tangannya di kepalaku.

"Untung gue bantuin lo. Apalagi yang mau gue buat?"

"Itu tolong masukin uang koinnya ke kaleng itu." aku nunjukin sekumpulan kaleng minuman yang tergeletak gak beraturan di atas sofa.

"Ini gimana cara masukin koinnya? Lobangnya kecil bener," ujar Bima yang udah kesel sendiri sama koin yang gak bisa masuk ke kaleng minuman.

Aku mengangkat bahu, "Gak tau. Mikir."

"Setan lo ah. Eh btw Crystal ikut gak?" tanya Bima. Aku menghentikan pekerjaanku. Aku melirik Bima. Memerhatikannya dengan tatapan curiga.

"Lo kenapa sok kenal sama Crystal gitu?"

"Siapa yang sok kenal? Crystal mantan gue kok."

Demi. Aku langsung melongo ngeliat Bima yang udah lanjutin masukin koin ke dalam kaleng minuman.

"Sumpah lo?" tanyaku masih gak percaya. Memang gak percaya bisanya Bima pernah pacaran sama Crystal.

Bima mendengus, "Iya Ashilla. Ngapain gue bohong? Itu makanya gue shock waktu dia nginep di rumah."

"Lo kok bisa kenal sama dia? Kan kalian gak satu sekolah pas smp. Dan lo kenapa mau sama yang tua sih, Bim?" aku menggelengkan kepala. Gak nyangka kalau selera Bima itu kaya gitu. Maksudnya, kenapa dia harus milih cewek yang lebih tua dari dia? I prefer kalau dia milih adek kelas. Padahal adek kelas di Nusa Bangsa -sekolah Bima- cantik-cantik tuh.

Tapi yang lebih heran kenapa dia harus milih Crystal? Crystal cantik sih. Cantik banget malah. Tapi Crystal beda 2 tahun loh sama Bima. Mengingat Bima yang masuk sekolahnya kecepatan.

"Pergaulan gue kan gak kaya lo. Disitu situ aja. Cuman Crystal doang tau yang lebih tua dari gue. Selebihnya seumuran," jelas Bima.

Aku langsung menjitak kepalanya. Bima meringis dan berusaha jitakin aku balik. Untung aku ngindar. Kalau gak aku bakalan ngerasain gimana sakitnya jitakan Bima.

"Jadi, lo masih berhubungan sama Crystal?" tanyaku sambil menulis bat nama.

"Hubungan apa? Gue udah putus sama dia." jawab Bima tenang.

Entah dia yang beneran polos atau pura pura bego. Gak ngerti.

"Maksud gue lo udah lost contact atau gimana, toil," ujarku frustasi.

"Oh. Udah gak lagi. Waktu pacaran juga udah lost contact. Tiba-tiba dia hilang gak ada kabar. Bahkan gak ada kata-kata putus diantara kami," jelas Bima.

Secret FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang