1

30.8K 966 87
                                    

Kim So Hyun. So hyun. Begitu cara orang-orang memanggilku. Aku adalah seorang ibu tunggal berumur dua puluh satu tahun. Aku hanya punya semesta yang berwujud seorang bocah kecil berumur empat tahun.

Bocah tampan yang sangat kucintai. Lebih dari apapun. Namun sayang. Dia ada disini karena kecelakaan.

Iya benar. Kecelakaan.

"Mommy!" Suara itu terdengar membuatku menoleh. Sebuah senyuman lebar menghampiri wajahku.

"Leo!" Balasku. Segera berlari menghampiri bocah itu. Aku merenggangkan kedua tanganku, dan berjongkok diposisiku.

Bukk! Tubuh kecilnya menubruk tubuhku dan menyelinap masuk kedalam rengkuhanku. Aku memeluknya erat seolah-olah di dunia yang rapuh ini aku harap ia tidak akan tersakiti karena apapun itu.

"Kangen mommy.." Gumam bocah kecil ini. Aku melepaskan pelukanku dan menatapnya dengan tatapan penuh sayang.

"Gimana sekolahnya sayang?" Tanyaku dengan suara yang kian melembut. Tanganku terulur untuk mengusap rambut hitam kecoklatannya.

Bocah kecilku ini tersenyum lebar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bocah kecilku ini tersenyum lebar. Pipinya merona lucu. Kedua matanya bulat besar dengan hidung yang mancung dan bibir yang kecil. Tampan. Putraku sangat tampan. Manis sekali!

"Leo​ sangat senang mommy! Teman-teman sangat baik kepada leo!" Ujar Leo dengan wajah senang. Tampaknya Leoku mengalami hari yang baik.

Aku membawanya kedalam gendonganku, dan mengangguk. "Benarkah?" Leo balas mengangguk dan tersenyum semakin lebar. "Iya! Meleka good kids!" Seru Leo. Aku tertawa dan menoel hidungnya. "Leo juga masih masuk dalam kategori kids tau." Leo menggeleng. "Leo bukan kids lagi! Teen!" Ujarnya. Aku tertawa. Dia ini tahu tidak sih Teens itu disebut remaja sejak umur berapa? Dasar anak umur empat tahun yang menggemaskan ini!

"I see.. Ayo pulang." Ajakku. Dia terlihat murung saat aku mengajaknya pulang. Ada apa dengannya? Pikirku.

"Kenapa leo?" Tanyaku sembari menatap langsung kedua mata mungilnya. Leo terlihat berpikir sebelum mengutarakan apa yang ia inginkan dengan ragu-ragu.

"Mommy.. bolehkah kita pelgi ke kedai es klim dulu?" Tanyanya. Aku tersenyum dan menggesekkan ujung hidungku dengan ujung hidungnya, yang membuatnya tertawa geli.

"Tentu sayang." Jawabku. Dia menaikkan kedua tangannya keatas dengan antusias. "Yeayy!" Aku tertawa. Rupanya leoku sudah pandai meminta ya! Lucu!

"Ayo." Ujarku.

"Mau yang mana leo?" Tanyaku sesampainya kami di kedai es krim. Ia terlihat berpikir sembari menatap etalase es krim didepan sana dengan wajah gemasnya.

Loving Never Forgetting. ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang