14.kidnapped

3K 219 43
                                    

So hyun menatap kearah jendela sembari bersender pada dinding kasurnya.

Melihat kedua anaknya dan juga anak yang ditemuinya itu,bermain dengan riang di samping kasur rumah sakitnya ini,membuatnya tersenyum.

Bayangan dirinya yang dulu bermain main dengan sang adik sampai hari menjelang sore,jeweran ibu yang menyertainya. Entah kenapa,semua hal itu membuatnya rindu.

Namun,hal yang berusaha ingin dilupakannya ialah,

"Tak usah takut begitu."ujar sang ibu,menepuk kecil pundak sang anak.

Gadis itu mendongak keatas,nama rumah sakit itu terpampang besar disana.

"Ayuk kita masuk,kita harus segera mengugurkannya sebelum appamu datang."ujar sang ibu,menarik gadis itu masuk kedalam rumah sakit itu.

"Spesialis kandungan..ah!ini dia."kaki gadis itu terasa tak bisa digerakkan,selangkah lagi saja,jiwa diperutnya ini akan kandas.

"Kenapa diam saja,hyun?"tanya sang ibu lembut. "Sayang,maafkan eomma karena menyuruhmu melakukan ini,tapi kau tau kan bagaimana keadaan kita?" ujar sang ibu,mengelus kedua pundak so hyun dengan lembut.

Benar,apa yang dia takutkan,toh anak ini memang tak seharusnya dia biarkan hidup. Anak diperutnya ini hanya akan menyusahkannya kelak,hanya akan menjadi beban dihidupnya.

"Ayuk masuk sayang."ajak sang ibu
-kim hee jin-yang membuat sang anak mengangguk patuh saat ini. Dirinya melangkah masuk melalui pintu jati cokelat itu.

"Ada yang bisa saya bantu,nyonya?"tanya sang dokter sembari tersenyum ramah.

"Kita ingin mengaborsi anak diperutnya ini."tunjuk sang ibu.

"Tapi nyonya,untuk apa diaborsi?anak itu pemberian tuhan,tak seh-"

"Ayahnya tidak ada."potong hee jin,jujur saja,menyuruh so hyun melakukan ini juga cukup menyakiti hatinya.sang anak mengalami kehamilan diluar pernikahan,jika tak diaborsi,cemoohan orang orang akan keluarganya yang tak henti hentinya,selalu saja menyakiti hatinya,bagaikan jarum yang terus menerus menusuknya.

So hyun duduk diatas kursi ini,dengan mata tertutup rapat. suster suster,disekitar so hyun sudah mulai sibuk dengan alat alat yang akan digunakan selama aborsi dilakukan.

Namun,baru saja,suster itu mengangkat jarum,untuk membius so hyun,gadis itu sudah bangkit dan keluar dari ruangan dengan ketakutan.

Nyonya kim dan tuan kim yang menunggunya diluar tersentak kaget saat gebrakkan suara pintu yang keras itu terdengar.

So hyun keluar dengan berlinang air mata,"eomma,appa,so hyun tak mau diaborsi,tak mau."gadis itu memegang perutnya dengan ketakutan.

Namun,hal yang dilakukan ayahnya,selanjutnya membuatnya tersentak kaget,kedua matanya melebar terkejut.

Ini pertama kalinya,ayahnya menamparnya.

"Dasar anak tak tau diri!"bentak sang ayah dengan wajah murka. Mereka sudah menjadi pusat perhatian saat ini.

"Kau tak ingin diaborsi?!lalu kenapa kau hamil!kau tau,aku sudah cukup susah dengan kemiskinan kita ini,dan kau malah menambah kesan kebencian dikeluarga kita!hinaan diluar sana akan bertambah dan tak akan pernah surut,dan hal itu karena dirimu!dasar anak yang tak tau diuntung!"kembali,ayahnya kembali melayangkan tamparan pada pipinya yang sudah basah karena air mata.

Ini pertama kalinya,so hyun melihat sosok mengerikan pada ayahnya,yang biasanya difikirkan so hyun ialah,sang ayah yang penuh ketabahan,wajah lelah yang selalu tersenyum sepulang membanting tulang untuk istri dan anak-anaknya.

Loving Never Forgetting. ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang