#3. Ingatan Tentang Dia

6.3K 501 13
                                    

Langkah kaki teratur itu membuat perasaan Shi We was-was. Ketegangan yang ia rasakan tadi sudah berangsur-angsur reda. Namun, ia tetap tidak bisa mengendurkan kewaspadaannya. Begitu banyak orang jahat di dunia ini dan sebagian besar dari mereka itu bersembunyi dibalik topeng kebaikan.

Terbangun di dimensi berbeda dengan ingatan yang saling tumpang tindih lumayan menciptakan goncangan untuk Mei Yu, cukup untuk menguras energinya. Sungguh, ia masih enggan bangkit dari tidurnya hingga gadis itu membangunkannya.

Selama seminggu, Chu Qing Ai, gadis penyelamatnya itu merawatnya dengan telaten. Ia menemukan Shi We tersangkut pada batang pohon tumbang di sungai saat akan mengambil air. Awalnya ia mengira Shi We sekarung beras yang hanyut terbawa dari hulu. Namun, setelah dipikir-pikir lagi, mereka berada di pegunungan, satu-satunya orang yang cukup gila untuk membangun tempat tinggal di tengah hutan seperti ini hanyalah satu orang, kakeknya. Saat wajah Shi We terlihat barulah Qing Ai melompat menyelamatkannya.

Qing Ai tampaknya lebih tua dari pemilik tubuh ini. Ia memiliki mata yang meneduhkan dan hangat. Hidungnya kecil dan bibirnya tipis. Senyumnya lepas, sangat cerah, berbeda dengan Shi We yang selalu tersenyum sederhana. Kesan pertama melihatnya, kamu akan merasa nyaman jika ia tidak berpura-pura.

Tidak bisa dipercaya gadis kecil ini bisa membawanya dari sungai.

Shi We pulih dengan cepat karena Qing Ai memberikannya teh ginseng cina setiap hari. Ginseng butuh waktu setidaknya lima tahun baru mulai bercabang, bagaimana bisa gadis ini memberikannya begitu mudah? Apakah ia punya banyak uang? Namun, dilihat dari penampilannya, yang terakhir agaknya terlalu mustahil. Seolah bisa membaca tatapan Shi We, Qing Ai berkata, "Ada banyak ginseng di gunung ini. Jangan khawatir."

Shi We tidak mau hanya berdiam diri, membiarkan ingatan tentang pemilik tubuh ini menguras emosinya. Tubuh yang ia pakai ini bukan miliknya, melainkan puteri perdana menteri Kerajaan Qin Di, Qi Mei Yu.

Menjadi anak pertama dari da furen, tidak menjamin kehidupan Qi Mei Yu mulus. Setidaknya tidak akan begitu buruk jika saja ibunya tidak meninggal terlalu cepat. Ia ditekan oleh selir ayahnya dan menjadi objek lelucon saudara-saudaranya. Beban psikologis yang harus ia tanggung dari usia belia serta ayah yang acuh tak acuh, membuatnya hilang kewarasan sejak lama. Mungkin Qi Mei Yu tidak sadar atas tindakan keji yang dialaminya, sistem koordinasinya sudah menolak informasi semacam itu. Namun, Lu Shi We melihat kilasan balik kenangan yang 'ia tak mengerti itu' dengan jelas. Itu bahkan lebih buruk dari statusnya yang yatim-piatu.

Shi We menatap cermin buram di depannya. Wajah dan tubuh gadis ini sama dengan miliknya saat masih di sekolah lanjutan tingkat pertama. Ia hanya terlihat lebih pucat dan kurus, namun masih cantik. Jika dirawat sedikit dan diberi pakaian yang pantas, kecantikannya seharusnya bisa menghancurkan sebuah negara.

Ia lalu memegang lehernya. Rasa sakit itu masih ada, begitu pun dengan kenangan tentang pelakunya. Berbeda dengan Shi We, Qi Mei Yu mendapat gelungan cincin di sekeliling lehernya akibat cekikan. Setelahnya ia dilempar ke sungai. Sayangnya mereka pikir ia telah mati, ya memang, namun ada dia yang lain, masuk ke tubuhnya untuk menantang dewa kematian.

Qing Ai memperlakukan Shi We seperti bayi yang baru lahir. Sepanjang perjalanan ia akan berseru 'awas ini' 'awas itu' membuatnya jengkel. Sebenarnya Qing Ai sudah menolak permintaan Shi We untuk ikut dengannya mencari buah liar, namun kepala gadis ini ternyata lebih keras daripada batu. Ia mengikutinya sambil bersembunyi di balik pepohonan. Saat Qing Ai berjalan, ia juga. Begitu Qing Ai berhenti ia langsung menyembunyikan tubuhnya yang mungil di balik pohon. Sayangnya Shi We terlalu meremehkan Qing Ai. Tinggal di pegunungan dalam waktu yang lama Membuat indranya sangat peka. Detil sekecil apapun tak akan luput dari perhatiannya. Qing Ai sudah menyuruhnya pulang, namun ia hanya memandangnya acuh tak acuh. Lelah, akhirnya ia mengizinkan Shi We pergi bersamanya.

Princess Qi Mei Yu: Stand In LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang