#20. Kandang Ayam

2.2K 232 9
                                    

Musim dingin seharusnya menjadi kesempatan emas bagi orang-orang untuk mengurangi aktivitas dan meringkuk di bawah selimut yang hangat. Minum beberapa cangkir teh dan makan kudapan manis. Atau iseng mengamati pemandangan di luar jendela. Bahkan seorang pelayan pasti memiliki kesempatan hengkang dari tugasnya, meskipun tidak banyak.

Namun apa yang terjadi pada Mei Yu saat ini?

Malang baginya sebab menyinggung pria seperti Yun Tian. Mengingat pria itu Mei Yu tidak bisa tidak memikirkan soal buah persik. Begitu indah, segar serta menggoda, sanggup menggerakkan hati untuk meraihnya. Namun, jauh di dalam dagingnya terdapat biji paling beracun di dunia. Bedanya buah persik tumbuh subur saat musim panas, pria ini justru sangat dingin. Seolah selalu berada di musim dingin sepanjang tahun.

Jika bukan karena Mei Yu tidak khawatir tentang kepalanya ia pasti tidak akan diam dan menurut saja saat pria itu melemparkannya ke kandang penuh ayam yang entah milik siapa. Ia menitahkan Mei Yu menangkap 10 ekor ayam dalam waktu satu *sichen kemudian duduk di atas batu besar di samping pintu masuk dengan santai seolah itu halamannya sendiri.

(*1 Sichen = 2 Jam)

Seakan tidak puas dengan semua itu, Yun Tian berkata bahwa ia juga akan memanah seekor ayam tertentu setiap seperempat sichen dan Mei Yu harus melawan anak panah Yun Tian untuk melindungi ayam tersebut. Jika Mei Yu gagal, maka jumlah ayam yang harus ia tangkap bertambah dua setiap kepala.

Total ada empat tembakan darinya. Jadi Mei Yu harus menangkap delapan ekor jika gagal. Ditambah sepuluh ekor pertama totalnya jadi 18!

Mei Yu terhuyung. Memikirkan ini seseorang rasanya telah memukul kepalanya kemudian menarik rohnya keluar. Dulu Mei Yu pernah mengikuti orang dewasa di desanya menangkap ayam hutan. Mereka menggunakan tali senar pancing yang diikat dengan benang nylon. Jerat ayam itu ditancapkan di tanah kemudian mereka tinggal menunggu hasil. Sangat sederhana dan mudah.

Dan sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan sekarang ... Seharusnya lebih mudah lagi karena ayam-ayam ini berada di dalam kandang. Meskipun kandang ini luas, setidaknya mereka tidak akan berlari melompati tebing. (berlari menjauh hingga tak tampak lagi) Ia hanya memerlukan jaring atau keranjang bambu.

Namun, di mana ia bisa mendapatkan benda -benda itu? Ia ingin bertanya, namun tatapan tajam Yun Tian bahkan membuatnya takut menggerakkan kepala.

Jangan sebutkan sebanyak itu, ia mungkin tidak bisa menangkap lebih banyak dari jumlah lubang hidungnya sendiri.

Mei Yu hanya bisa mendengus kemudian berlarian bersama ayam-ayam itu.
Dalam beberapa kesempatan Mei Yu nyaris berhasil, namun ayam-ayam itu melompat dan menghindarinya dengan gesit. Meskipun ia sudah mengorbankan diri dengan gaya meluncur di kolam, tidak ada yang ia dapat selain lukisan khas tahi ayam di baju dan wajahnya.

Bagi Mei Yu waktu seperti berlarian melewatinya, terlalu cepat. Ia baru saja merebahkan diri saat Yun Tian tiba-tiba melemparkan busur beserta anak panah padanya. Mei Yu tertegun selama beberapa saat memandangi benda itu kemudian menatap Yun Tian berseri-seri.

"Kamu memberikan ini untuk saya?" karena Yun Tian baik, ia sopan.

Sebelumnya Mei Yu memiliki busur dan anak panah dari bambu. Namun, karena terbatas bahan dan ia agak terburu-buru panah miliknya jelas sangat sederhana. Ia bahkan tidak memiliki mata panah dan hanya mengandalkan ujung runcing bambunya. Ia harus menembak langsung ke organ vital hewan buruannya agar tidak ada ruang untuk kabur. Pada beberapa hewan yang berukuran besar tembakannya bahkan hanya menembus beberapa inci dagingnya. Tidak begitu efektif!

Mei Yu bangkit dalam suasana hati baik. Agaknya ia lupa alasan utamanya membuat panah itu adalah untuk membalas Yun Tian.

Tentu saja Mei Yu sangat senang dengan hadiah ini.

Yun Tian meliriknya sekilas kemudian berbalik dan mengambil busur miliknya. Ia menarik busur dan mulai membidik salah satu ayam yang bulunya berwarna hitam dengan sentuhan garis hijau. "Bersiaplah," ucapnya tanpa ekspresi lalu menarik busurnya.

Mei Yu buru-buru mengikutinya dan menaruh seluruh perhatian pada anak panah Yun Tian. Sama seperti waktu lalu, pria ini menggunakan anak panah batu yang diujungnya dihiasi batu giok. Mei Yu tak yakin Yun Tian akan mengambil anak panahnya kembali sehabis melumpuhkan mangsa.

Sungguh boros untuk sebuah benda sekali pakai.

Mei Yu tersenyum diam-diam. Sebuah rencana melintas di kepalanya. Ia akan menjual anak panah itu untuk melunasi hutangnya!

Menyadari sorot mata Mei Yu yang tiba-tiba saja menggelap, Yun Tian menegurnya membuat Mei Yu kembali sadar.

Syut!

Anak panah itu melesat cepat. Mei Yu kalap saat berniat turut melepaskan anak panah miliknya. Matanya bahkan belum sempat melihat anak panah Yun Tian hingga akhirnya menembus tepat di dada ayam sasaran. Ayam itu menggelepar bersimbah darah sebelum akhirnya terkulai tak berdaya.

Ya ampun! Betapa cepat!

Mei Yu mendongak melihat Yun Tian. Namun, situasi yang ia alami sekarang sepertinya pernah terjadi dahulu. Pria itu membidikkan panah ke arahnya lagi!

Mei Yu melototkan mata. Begitu terkejut hingga tidak sadar telah menahan napasnya.

"Hukumanmu belum tuntas. Kembali kemari dua hari lagi." kemudian anak panah melesat ke bawah Mei Yu, menembus ruang kosong rok bawah di antara kedua kakinya.

Pria itu tersenyum menyeringai sebelum melompat dan hilang dari pandangan secepat kedipan mata.

Mei Yu masih tertegun hingga mendengar suara berang di belakangnya. "Anak kurang ajar! Berani mencuri milik orang tua ini. Lancang! Tunggu saja aku membawamu ke pengadilan dan memastikan dagingmu dicincang." 

Pemilik umpatan itu adalah seorang lelaki tua yang hampir seluruh rambutnya berwarna putih. Namun, tubuhnya masih tampak bertenaga. Jelas ia seorang yang perkasa saat masih muda. Ia berjalan ke arah Mei Yu seraya mengacung-acungkan tongkatnya.

Mei Yu mengutuk sebelum akhirnya melarikan diri.

Bajingan!!

***

TBC 20-06-2018

Kali ini author mogok cuap-cuap.
Namun, author sangat berterima kasih pada readers yang sudah mendukung dan setia menunggu.

Wo Ai Ni! 😂

Princess Qi Mei Yu: Stand In LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang