#10. Keputusan Mei Yu

4K 366 33
                                    

Begitu sampai di kediamannya, Qyu Wu disambut oleh beberapa pelayan. Mereka segera menyiapkan air panas dan mempersiapkan jubah gantinya dengan cepat dan hati-hati. Begitu selesai, mereka pun undur diri.

Tuan mereka selalu pulang larut malam. Jika tidak ada keperluan mendesak ia bahkan nyaris tidak pernah di rumah saat siang hari. Tidak heran jika mereka sudah siap sedia untuk melayaninya begitu tiba di rumah. Mereka tahu ia pria yang sibuk, tapi tetap kurang bijaksana untuk sering terjaga tanpa tidur bukan? Baiklah, Qyu Wu memang masih muda, namun siapa yang berani jamin hal ini tidak akan berdampak saat usianya matang nanti?

Sungguh, menyadari kecakapan dan kecerdasan tuan mereka, sangat disayangkan bahwa ia tidak menginginkan tahta.

"Pangeran, Selir Yun meminta Pangeran segera kembali begitu proyek bendungan selesai," kata salah seorang pria berbaju hitam, Ning Feng, pengawalnya.

Pakaian Qyu Wu sudah berganti dengan jubah hijau ber-bordir emas. Rambutnya terjuntai bebas, begitu halus dan lembut, sumpama daun jatuh di musim gugur. Melihat itu Ning Feng tidak bisa tidak berpikir, tampilan tuannya saat ini ditambahkan dengan wajah dingin dan acuh tak acuh itu akan membuat gadis mana pun mimisan. Untung saja ia laki-laki.

"Dengan siapa lagi kali ini?" tanya Qyu Wu dingin tanpa menghentikan sikat di tangannya.

Meskipun sudah lama bersama Qyu Wu, Ning Feng masih belum terbiasa dengan suara dinginnya. Ia lebih memilih suara acuh tak acuh pria ini. "Menjawab Pangeran, Selir Yun menyampaikan rasa rindunya kepada Pangeran dan ... ingin Pangeran hadir dalam jamuan makan bersama Jendral Lin guna membangun persahabatan."

Ning Feng melirik ekspresi Qyu Wu lalu menambahkan, "Jamuan itu akan diadakan dalam rangka menyambut musim semi dua bulan lagi. Selir Yun berkata kali ini Pangeran harus hadir."

Qyu Wu tidak menjawab. Ning Feng tidak berani bersuara lagi. Hanya aroma tinta dan suara sikat yang mengelilingi mereka.

Jujur saja, Ning Feng juga tidak suka dengan tindakan Selir Yun yang kerap menjodoh-jodohkan tuannya dengan gadis-gadis berpengaruh di ibukota. Selir Yun jelas ingin tuannya melakukan pernikahan politik untuk memperkuat posisinya di harem. Sayangnya Pangeran tidak peduli dengan kekuasaan dan panasnya Kursi Raja, alhasil membuat Selir Yun seperti kebakaran jenggot. Melempar gadis-gadis itu asal kepadanya seperti melempar anak-anak ayam pada musang.

Namun, lagi-lagi tidak berhasil. Pangeran mereka mungkin musang, tapi musang yang sangat memilih makanan.

"Ada kabar dari Ming?"

"Sejauh ini tentara Ming belum menunjukkan gerakan apapun, Pangeran. Mereka sedang mempersiapkan bala tentara sejak wabah terakhir kali. Hamba rasa ini bisa menunda pecahnya perang."

Qyu mengangguk lalu mengangkat tangannya, memerintahkan Ning Feng pergi. Ning Feng melirik kertas di depan Qyu Wu. Bahkan tanpa dilihat, ia sudah tahu apa isinya.

Ning Feng berharap suatu hari ia menemukan seorang gadis yang membuatnya berhenti menjadi musang yang berpuasa, lupa dengan gadis kecil di kertasnya itu dan berhenti menggambarnya dalam kesunyian malam.

...

Bagitu fajar menyingsing, Mei Yu dan Qing Ai bergegas menemukan kuda mereka. Mei Yu melihat kuda itu dibawa oleh pria pihak berwajib ke arah mereka dan tiba-tiba teringat mimipinya semalam. Dalam gelapnya malam, seorang pria berjongkok di hadapannya dan memandangi wajahnya.

Aiya, itu sangat mengerikan!

Setelah berpamitan pada pihak berwajib, mereka segera pergi.

Sebenarnya Qing Ai hendak mengajak Mei Yu menemui teman-temannya di orkestra, tapi melihat wajah dinginnya, Qing Ai hanya bisa menelan kata-katanya. Bahkan untuk sekadar mengingatkannya istirahat, ia tidak berani. Selama perjalanan mereka diam, hanya derap kaki kuda yang terdengar membelah sunyi dan rimbunan hutan.

Princess Qi Mei Yu: Stand In LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang