Seoul, 22 April 2017 05:45 AM
Kala itu matahari masih malu-malu menampakan rupanya disebelah ufuk timur. Kicauan burung menjadi pelengkap sekaligus alarm alami penanda pagi telah menjelang. Hal itu tentu saja dirasakan oleh sosok pemuda bersurai hitam legam, berkulit pucat yang kini resmi menyandang status nyonya park. Dan sebutlah Park Yoongi, pemuda bertubuh mungil namun berwajah manis itu segera menyibakkan selimut putih tebalnya. Perlahan menjatuhkan kedua kakinya terlebih dahulu untuk menapaki lantai. Ia kini berada dalam posisi duduknya, sekilas menoleh kesamping. Lebih tepatnya kearah pemuda lain yang kini juga tengah bergelung di atas ranjangnya juga. Senyum tipis terpatri dibibir sewarna cherry blossom itu.
"Morning.. jim" ,lirihnya kemudian ia berdiri melangkah keluar kamar mereka.Sedangkan, pemuda satunya yang masih bergelung dengan kepala berwarna dark blondenya yang menyembul dibalik selimut hanya bergumam tak nyaman mendengar sapaan paginya itu.
--------------
"Ibu! Aku tak bisa terima. Bagaimana bisa Jimin menikah dengan namja payah itu. Kenapa bukan aku?! Kami jelas-jelas saling mencintai bu!" ,bentakan keras terdengar disalah satu kamar bernuansa hitam disebuah apartemen mewah kemudian disusul suara pecahan kaca atau barang apalah yang menjadi pelengkap lengkingan tinggi itu.
"Kookie sayang, tenanglah. Bukankah jimin tak meninggalkanmu? Ini hanya sementara sayang.. semuanya akan kembali seperti yang kau inginkan. Kalian akan bahagia, percayalah pada ibu hmm.." ,ujar seorang wanita paruh baya yang kini tengah memeluk erat bahu anaknya.
"Tak akan.. tak akan kubiarkan namja pembawa sial itu bahagia bu. Apa yang telah ia rebut dariku akan kupastikan ia membayar untuk semua itu." ,lirihnya dengan mata yang berkilat tajam.--------------
Dikediaman baru tuan muda Park yang terletak jauh dari suasana perkotaan seoul yang padat dengan nuansa alam disekitarnya. Berdirilah sebuah mansion megah yang baru dibeli 2 minggu yang lalu oleh Tuan Park Chanyeol-ayah jimin- dan kini ditempati oleh anak semata wayangnya yang telah menikah kemarin bersama anak rekan kerja sekaligus sahabat karibnya.Didalam dapur nampak sebuah pemandangan Yoongi yang sibuk memotong berbagai jenis sayuran, saking asiknya dengan kegiatan memasaknya ia hingga tak menyadari kedatangan seseorang yang tengah menuruni tangga dari lantai atas menuju ke ruang tamu yang selantai dengan dapur. Otomatis pergerakan yoongi terhenti, dengan masih terbalut apron berwarna baby blue yang melekat manis dipinggang rampingnya ia segera keluar dari dapur. Tergesa menuju kearah sang suami yang telah rapi dengan setelan jas kantornya, dan jangan lupakan tatanan rambut disisir keatas yang membuat Yoongi setengah mati menahan detak jantungnya.
"Ji..jim.. apa kau mau sarapan?"
Sial. Kenapa ia jadi gugup seperti ini.
Yang ditanya langsung menghentikan langkahnya. Seringaian tipis langsung menghiasi bibir penuhnya dan ia mengambil beberapa langkah untuk mendekatkan dirinya kearah sang istri. Yoongi yang merasakan nafas jimin tepat disebelah telinganya refleks menutup matanya menantikan hal apa gerangan yang akan dilahkukan suaminya."Jangan berusaha berperan sebagai istri yang baik didepanku. Simpan itu semua dan tunjukan didepan keluargaku dan keluargamu. Karena aku tak pernah peduli, dan tak ingin peduli pada hubungan ini" ,bisik jimin dengan seringaian yang masih setia bertengger dibibirnya.
Setelah mengatakan hal itu, jimin segera menjauhkan wajahnya dan berlalu pergi meninggalkan yoongi yang berdiri mematung dengan padangan kosong.------------
"Haloo.. yoongi-jjing!!!"
Yoongi refleks menjauhkan handphonenya dari telinga. Aih, suara ceria sahabatnya benar-benar seperti akan merusak gendang telinganya saja.
"Yak! Kihyun-ah bisakah kau tak usah berteriak? Heol~ Aku masih sayang dengan telingaku"
"Aku hanya ingin menunjukan perasaan senangku padamu buddy"
"Memangnya kenapa?"
Disebrang sana kihyun terdengar tengah menghela nafas,
"Kau masih bertanya? Kau baru saja menikah. Apakah kau tak merasa bahagia? Demi tuhan yoong, ini bukan pernikahanku tapi kenapa terdengar aku yang lebih bahagia disini"Yoongi mendadak terdiam, lidahnya kelu hanya sekedar untuk menjawab pertanyaan sahabat masa kecilnya itu.
"Hey.. yoong kau masih disana?"
"Ekhem.. aku baik-baik saja hyunie.."
"Oh neptunus, aku bukan bertanya kabarmu. Aku bertanya apa kau bahagia setelah menikah? Sepertinya kau butuh air minum yoong, kau kurang fokus"
"Aku bahagia, a..aku bahkan sangat bahagia" yoongi tersenyum getir mendengar ucapannya sendiri.
"Benarkah? Aish.. andai aku dikorea sudah pasti aku datang kepernikahanmu. Maafkan aku ya?"
"Tidak apa, pekerjaanmu jauh lebih penting hm? Bukankah kau akan segera menggantikan posisi ayahmu?"
"Kau jauh lebih penting bodoh! Tapi well.. karena dilondon mendesak dan aku benar-benar tidak bisa bepergian seminggu ini yoong. Ngomong-ngomong soal posisi ayahku, masih ada kakakku yoong. Dan dia lebih berhak kurasa."
"Kuharap semuanya akan baik-baik saja. Titipkan salamku pada kakakmu. Dan jangan pernah memandang remeh pada kemampuanmu, aku tau kau juga pantas untuk itu hyunie. Mm.. sepertinya ada pekerjaan yang harus kuselesaikan, aku akhiri ya?"
"Oke-oke manisku, jaga dirimu. Bye.."
"Bye.."
Yoongi segera memutuskan sambungan teleponnya. Setidaknya berbicara dengan sahabat cerewetnya dapat mengurangi suasana hatinya yang memburuk. Yoongi tak tau entah kenapa, hatinya terasa seperti tertusuk jarum tak kasat mata ketika mendengar ucapan jimin sejak kemarin didepan altar dan pagi ini. Tak dapat ia pungkiri, ia memang tertarik dengan sang suami sejak pertama kali bertemu pada hari perjodohan mereka. Ia pikir semua akan baik-baik saja setelah ia menikah dengan pemuda bermarga park itu. Namun semuanya salah, semakin yoongi mendekatkan diri semakin besar pula aura kebencian jimin kepadanya. Ia sadar semua hanya palsu, hubungannya dan jimin hanya kepalsuan. Bahkan jimin tak pernah menganggapnya ada. Sanggupkan ia bertahan disaat orang yang ia perjuangkan malah memintanya menjauh?
.
.Akan berlanjut~~
Note :
Kuharap kalian suka dengan ceritanya, aku masih newbi dan terlihat dari penulisanku yang tidak rapi dan berantakan.
Oh ya fyi panggil aku vict aja ya. Kuharap juga kalian berminat untuk menunggu kelanjutan ceritanya.See you on next chapter ♡
-With Love Victomin

KAMU SEDANG MEMBACA
Curtain Call ( MinYoon )
FanfictionHubungan kita hanya sebatas drama picisan, kau sebagai sutradara dan aku sebagai pemerannya. Pemeran yang hanya bergerak sesuai apa yang diperintahkan oleh sutradara, tanpa melibatkan hati dan perasaanmu. Memerintahkanku begitu saja seolah dirimu te...