"Yoongi.. sayang~"
Sebuah teriakan nyaring dari wanita paruh baya yang cantik menggema dimansion mewah milik putra tunggal keluarga park itu. Wanita itu adalah Park Hyojin, ibu dari pemuda tampan sekaligus brengsek Park Jimin.
Bibi kim yang mendengarnya segera berlari dari arah dapur menuju ruang tamu untuk menyambut istri Tuan besar yang telah tiba dan segera membungkuk sopan.
"Selamat siang bibi kim, dimana menantu manisku?" ,ujar suara itu lembut sembari mengedarkan pandangannya kesegala arah.
"Mm..nak yoongi sedang dikamarnya nyonya" ,bibi kim menjawab dengan kepala yang menunduk hormat.
"Nak?"
"Ah.. maksud saya tuan yoongi... maaf saya lancang-"
"Tak apa bibi kim, apa yoongi yang menyuruhmu?" ,tanya suara itu lagi dan tak lupa senyum yang masih setia menempel diwajah cantiknya.
Bibi kim hanya mengangguk pelan, beliau belum berani mengangkat kepalanya untuk memandang nyonya cantik itu.
"Sungguh menantu yang manis.." Istri tuan park yang tak lain adalah ibu jimin itu segera naik menuju lantai atas, kekamar menantunya berada.
Wanita cantik yang diketahui sering memakai eyeliner itu sedikit membuka pintu kamar anak serta menantunya. Kepalanya yang bersurai hitam sepekat milik yoongi itu mengintip kedalam kamar anaknya.
'Kemana menantuku?'-batin namja cantik itu.
Ia segera membuka penuh pintu itu dan masuk kedalamnya, mengedarkan pandangannya kesetiap sudut kamar yang luas.
"Yoong?"
Merasa ada yang memanggil, yoongi segera mengusap kasar airmatanya. Ia kenal dengan suara itu, suara lembut yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri. Ia menarik nafas panjang berusaha mengontrol keadaan dirinya agar terlihat baik-baik saja dari luar, sungguh dirimu sekali min yoongi. Ia beranjak dari tempatnya-balkon-menuju kamar tempat kini ibu mertuanya berada.
"Eomma?" ,yoongi bersuara sembari membuka pintu pembatas antara kamarnya dan balkon mansion itu.
"Astaga sayang~" ,ibunya jimin segera memeluk yoongi ketika akhirnya ia melihat menantu manisnya.
Yoongi tersenyum disela pelukan mereka, pelukan seorang ibu benar-benar hangat andai ia lebih lama bersama ibunya mungkin ia dapat merasakan perasaan menenangkan setiap hari dan mungkin ia tak akan pernah dihadapkan pada takdir yang melemahkannya seperti ini.
"Coba lihat.. apakah menantu kesayanganku ini sudah sarapan?" ,pelukan mereka terlepas dan digantikan dengan senyuman manis yang mengembang diwajah ibu mertuanya itu.
Yoongi segera membalas senyuman sosok yang telah dianggapnya ibu sendiri. Ia hanya mengangguk samar membalas ucapan hyojin.
"Apa kau berbohong hm? Eomma masih melihat menu sarapan yang tak tersentuh sama sekali dimeja makan."
"Mm.. itu aku.."
"Sudahlah karena kau tidak menghabiskan sarapanmu jadi eomma akan menghukummu. Hukumannya adalah menemani eomma belanja... dan, eomma tidak menerima penolakan oke? " ,potong hyojin panjang lebar tak lupa jemarinya mengelus surai hitam yoongi.
Yoongi yang mendapat hukuman-sayang- hanya bisa tersenyum tipis, apa salahnya jika ia keluar sebentar dari neraka mewah ini. Ah tidak, bahkan jika suaminya meminta untuk pergi selamanya ia tak akan melawan. Rasa cintanya sanggup menuruti semua perintah dari orang terkasihnya meskipun ia tahu itu akan menyakiti dirinya sendiri.
--
"Yoong.. apa kau lelah?" ,sebuah suara menyadarkan yoongi dari lamunannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Curtain Call ( MinYoon )
FanfictionHubungan kita hanya sebatas drama picisan, kau sebagai sutradara dan aku sebagai pemerannya. Pemeran yang hanya bergerak sesuai apa yang diperintahkan oleh sutradara, tanpa melibatkan hati dan perasaanmu. Memerintahkanku begitu saja seolah dirimu te...