Take 7

1.5K 276 11
                                    

"Sepertinya kau sedang menikmati waktu bersama istri tercintamu hyung sayang~"

.
.
.
.

Jimin sontak membulatkan matanya mendengar kalimat yang terlontar diseberang telephone sana. Rahangnya mengeras mendengar nada ejekan yang seperti menamparnya telak itu.

"Kook.. bisa hyung jelas-"

Tutt...

Sambungan itu terputus sepihak saat jimin belum menyelesaikan kalimatnya. Ia melempar telephone nya kearah nakas lalu dengan frustasi memijat dahinya yang masih terasa sakit. Dengan segera pria bersurai dark blonde itu bangkit dari ranjangnya, ia terlihat mengeram kecil ketika merasa dahinya berdenyut pelan.
Yoongi yang melihat jimin beranjak keluar segera mengintrupsi langkah pria bermarga park itu.

"Jimin kau mau kemana..?" ,suara lembut yang sarat kekhawatiran itu berhasil menghentikan langkah jimin.

"Bukan urusanmu."

Hanya ketus dan dingin yang menjawab pertanyaan Yoongi sebelum Jimin benar-benar menghilang dibalik pintu kamar mereka.

"Kau kembali seperti itu lagi.."

Yoongi berguman dengan senyum getir yang terukir dibibirnya.

.
.
.

Masih mengenakan t-shirt  tipis berwarna putih serta celana panjang hitam yang berbahan kain, jimin mengendarai mobilnya dengan kecepatan luar biasa menuju apartement kekasihnya. Ia berdoa dalam hati agar kekasih manisnya itu tidak marah atau ia akan didiamkan selama beberapa hari nanti. Ketika mobil itu mulai memasuki kawasan gedung megah itu, jimin membelokkan mobilnya menuju basement yang tersedia langsung digedung itu. Tanpa mengunci mobilnya, pria itu melenggang keluar dengan sedikit berlari pelan menuju lift yang akan mengantarnya ke apartement sang kekasih.

Password apartement yang telah ia hapal diluar kepala ditekannya ketika berada didepan kamar sang kekasih. Jimin segera mengambil langkah besar ketika pintu itu terbuka, pandangannya langsung terarah pada pemuda manis yang kini bergelung di sofa ruang tamu miliknya ditemani tv yang masih menyala.

"Baby.."

Panggilan itu sontak membuat si pemuda manis menolehkan kepalanya kearah suara.

"Jimin Hyung !!" ,pekikan girang disusul dengan dirinya yang bangkit menerjang tubuh park jimin.

"Kau kemari hyung.." ,lirihan itu bersuara dalam dekapan mereka.

"Maafkan aku kookie. Itu bukan seperti yang kau kira. Aku hanya-"

"Shutt..Don't talk hyung~"

Lengan jungkook yang lumayan berisi itu segera menggantung manja memeluk leher jimin.

"Kau tak marah?"

"Marah? Untuk apa?"

"Soal di telephone.."

Jungkook menatap lekat jimin yang juga balas menatapnya namun bedanya dengan pandangan yang sarat akan rasa bersalah.

"Aku percaya padamu hyung.. kau milikku bukankah begitu? Lalu untuk apa aku marah?"

Tangan jimin terulur mengelus pipi kekasih kelincinya, ia tersenyum lebar.

"Aku mencintaimu park jungkook."

"Aku jeon hyung~"

"Kau akan segera menjadi Park.. baby."

"Aku mencintaimu hyung."

"Aku lebih mencintaimu sayang.."

-Dan mereka menyatu dalam pangutan memabukan.

.
.
.

Curtain Call ( MinYoon )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang