Take 5

1.4K 288 13
                                    

"Kau manis sayang~ tapi.. aku penasaran apa didalam terasa lebih manis dari luarnya?"

.
.
.

Bisikan itu seolah melemahkan syaraf tubuh yoongi, ia bahkan tanpa sadar memejamkan matanya erat dengan bibir yang ia gigit kuat-kuat.

Jemari jimin mulai menelusuri pipi pucat istrinya bergerak turun disepanjang garis rahangnya hingga leher putih mulusnya. Seringaian tampan tercetak dibibir penuhnya kala melihat istrinya terbaring pasrah dibawahnya.

"Kau bahkan lemah dalam pesonaku chagi~" ,lirihan rendah mengalun dari bibirnya. Mata coklat pekatnya bergerak meneliti setiap lekuk wajah istrinya, meskipun dalam keadaan setengah sadar dengan jelas ia masih bisa melihat raut ketakutan yoongi.

Dengan lihai jari jemari jimin mengusap leher istrinya, bergerak naik turun dengan irama pelan yang memabukan. Ketika ibu jarinya naik keatas mengusap bibir istrinya yang terkatup rapat menekannya kuat merasakan kulit kenyal benda merah jambu itu.

Seperti ditampar keras, kesadaran yoongi kembali ketika ia merasakan bibirnya ditekan kuat oleh ibu jari gemuk suaminya. Mata kelamnya segera terbuka menatap sendu suaminya yang tengah bersitatap dengannya. Ini salah, mereka tak seharusnya seperti ini pekikan batin yoongi melemparnya pada kenyataan bahwa jimin masih terikat pengaruh alkohol. Meskipun ia mencintai suaminya tetapi ia bukan namja murahan yang akan melakukan hal itu tanpa dasar cinta dari kedua belah pihak. Ia tak ingin egois menjadi seperti itu sama saja dengan menghianati harga dirinya.

Dengan sekuat tenaga ia mendorong dada jimin dengan tangan kecilnya dan dibarengi kakinya yang menendang perut jimin hingga pemuda dark blonde itu terjatuh dari sofa dengan keadaan terletang dilantai yang beralaskan karpet beludru maroon.

Yoongi memanfaatkan keadaan itu untuk segera bangkit. Dengan mata memerah menahan tangis ia berlari kencang menaiki tangga menuju lantai atas tanpa memandang jimin sedikitpun.

Sedangkan jimin, pemuda itu hanya tersenyum remeh melihat istrinya pergi sebelum kemudian ia sepenuhnya menutup mata tak sadarkan diri.

--

Ditengah hiruk pikuk malam kota seoul tepatnya disebuah club malam dengan nuansa elit menyelimutinya, terlihat seorang pemuda tinggi berwajah manis berdiri diluar pintu keluar club itu. Dirinya menggenggam gelas wine yang terisi setengah dengan pandangan lurus menatap jalanan sepi didepannya. Club itu sendiri terletak ditempat terpencil dari keramaian kota namun masih menjadi bagian dari kota seoul. Sekilas jika melihat dari luar bangunan itu seseorang tak akan mungkin menyangka bangunan itu adalah tempat mencari kepuasan tertentu. Namun ketika kaki mulai melangkah masuk, akan terlihat jelas suasana club yang erotis dengan masih bernuansa elegan didalamnya. Hanya orang-orang tertentu yang dapat memasukinya sebut saja miliyader hingga golongan konglomerat keatas.

Kembali pada pemuda tadi yang kini tengah menggoyangkan gelasnya yang sekarang telah kosong diteguknya dalam gerakan oneshoot.

"Ingin mencoba lagi?" ,sebuah suara berat mengintrupsi pergerakan tangan-yang menggoyangkan gelas- pemuda itu.

Disampingnya kini berdiri seorang pemuda bersurai merah menyala yang tinggi semampai denganya. Tangan kanan si surai merah itu menggenggam sebotol wine yang baru kosong seperempatnya dan sebelah lagi masuk kedalam saku celana mahalnya.

Curtain Call ( MinYoon )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang