2.Imposible

19 2 0
                                    

"Hehe iya deh". Ucap Anneva sambil mengelus elus jidatnya.

"Yup,bu Sri guru matematika datang lagi tuh Neev, sebaiknya kita masuk ntar kalo pulang baru dibincangin lagi".ucap Siska dan langsjng menarik tangan Anneva untuk masuk ke kelas.

Suasana kelas sangat tenang apalagi yang sedang duduk di depan adalah bu Sri. Emang sih gak terlalu galak tapi suara nya yang cetar suka banget ngagetin orang.

"Anak anak,hari ini gak ada pelajaran jam kedua,lima menit lagi rapat dimulai,pak Afri keluar kota untuk mengatur urusan soal ujian kalian dan beberapa sekolah lainnya,sekarang,kalian boleh pulang".jelas bu Sri panjang lebar.

Semuanya langsung menggandeng tas lalu berpamit pada ibu guru. Sesudah itu,semua siswa siswi pun keluar dari kelasnya termasuk kelas lain juga.

"Neev!".sahut Siska dari sebelah Anneva

"Iya?".jawab lembut Anneva

"Jadi gak nih gue tanya tanyain Dziko lewat line atau lo aja kali ya".ucap Siska sambil berjalan menelusuri koridor kelas bersama Anneva.

"Kalo lo mau bantuin gue,ya terserah".ucap Anneva tidak peduli.

"Dari nada bicara lo udah gak enak nih,lo harus semangat Neev!jangan putus asa".ucap Siska sambil mengepalkan tangannya memberi semangat pada sahabatnya itu.

"I,iya Sis".ucap anneva.

Saat Anneva dan Siska ingin keluar gerbang,ada tiga cewek yang menghalang nya tak salah lagi,pasti temen pulang,Friya,Alisya,Risya. Friya,Alisya,dan Risya memang hanya sekedar teman pulang tapi Anneva dan Siska memang sahabat yang ketat bagai celana legging.(hahaha).gak gitu juga kali.

Anneva dan Siska pun spontan berhenti. Dan langsung jalan saat mereka berlima bergenggaman tangan. Mereka duduk di jalan yang agak dekat dari sekolah. Jalanan bagian situ sepi yang lewat hanya motor dan mobil untuk ke sekolah. Suasana sekolah disitu benar benar sejuk jalanan sekolah pun dibuat khusus disana.

Disitulah tempat nongkrong kelima cewek cantik ini. Mereka selalu berlawak disana sampai lupa pulang.
"Neev,gue pulang duluan aja deh".ucap Siska kepada Anneva.

"Kok gitu?".tanya Anneva seketika Siska sudah berdiri.

"Gue laper Neev,kalo lo gak mau kehilangan gue preeet,,lo pulang juga kek".ucap Siska yang tadi berhenti bicara karena menganggap bahasanya terlalu alay.

"Ya udah yuk, Friya!gue pulang duluan ya!Lisya Risya!!".teriak Anneva.

"Hati hati Sob!".teriak ke tiga cewek yang masih duduk di tepi jalan itu.

Anneva dan Siska pun pulang bersama. Mereka naik motor. Motor yang dimiliki Siska karena sedari tadi pagi,Anneva di antar Rachel--kakaknya.

Dijalan,Siska agak ngebut yang membuat rambut Anneva bertebar tebar. Lalu Anneva memohon untuk berhenti dan memakai helm dulu. Anneva memang tak suka memakai helm namun apa daya,rambut nya kini menyelimuti wajah nya ditambah angin dan motor yang ngebut ngebut karena pengendara didepannya ini--siska.

***
Sesampai nya Anneva didepan pintu gerbang rumahnya,Ia menawarkan Siska untuk masuk terlebih dahulu namun Siska menolaknya alasan karena ia lapar.
"Sis,inget ya".teriak Anneva sambil memperlihatkan ponselnya.Isyarat bahwa ingatlah line.

Siska hanya mengacungkan jari dari arah jauh. Anneva pun masuk ke rumah yang megah bernuansa natural ini. Semua serba hijau nan biru segar. Saat Anneva memasuki rumahnya, mama papanya tidak ada , yang ada hanya pembantunya--bibi Hasrah.

"Non?udah pulang?".tanya bibi dari arah dapur

"Engga!masih mau pergi lagi".jawab Anneva iseng. Mana mungkin dia yang baru pulang sudah mau bergegas lagi.

I'm Not Perfect GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang