4.Hari Kebencian

5 1 0
                                    

"Udah gak usah nangis!".ucap Anneva sambil mendorong Risya.

"Slow neev,lo kenapa kok gini?".ucap Friya menahan nahan Anneva untuk siap siap mendorong tubuh manja Risya yang memuakkan itu,

"Siaaaaall temen temen gue mau pulang!!".ucap Anneva dengan nada kasar,sangat kasar lalu pergi ke parkiran motor lalu mengegas motornya dengan kencang. Meninggalkan Siska sahabat setianya,Anneva benar benar muak dengan kelakuan Risya sperti tadi itu.

Dijalan,Anneva terus memasang wajah emosi nya lalu saat dia tersadar, Ia langsung memasang wajah sedih,ia beranggapan jika nanti mimpi itu akan nyata. Entah bagaimana rasa sakit hatinya jika mimpi itu menjadi nyata.

Anneva POV'z
Aneh,kenapa aku bergumam emosi tidak jelas sedangkan Dziko. Dziko saja belum harap apa apa dariku, mengapa aku seperti ini? Ya tuhan,,aku di gilakan olehnya

Dia mungkin bukan jodoh tetapi mengapa sesakit ini saat melihat Risya yang lebih cantik dariku.

Aku tak seharusnya begini,besok aku akan minta maaf pada Risya. Aku mendorong Risya padahal karena gara gara muak padanya,sedangkan Risya tidak tau Dziko siapa iapun belum diberitau.

***
Sesampaiku dirumah,Aku melihat kakak ku yang tengah nonton bersama wanita itu (lagi?).Aku memberanikan diri mengusirnya keluar dari rumah ku. Aku harus melakukannya sekali ini saja aku menentang Rachel--kakakku.

Ternyata ini watak aslimu kak. Liat apa yang akan ku lakukan sekarang juga. Aku mendekati kedua orang yang sedang bermesraan. Perempuan itu bergelayut manja di dada kakakku.
Sedangkan kakakku mengelus elus lembut rambutnya, elusan itu pernah kakakku berikan padaku. Selalu malah. Akn tetapi mengapa dia membagikan kepada permpuan jalang ini sungguh BITCH!!.

"HEY,KELUAR LO DARI RUMAH GUE!".Ucapku kasar sangat kasar. Rachel--kakakku langsung memelototi ku tajam aku pun membalas pelototan matanya dengan hati sedih tapi wajah santai.

"Sayang,liat adek kamu".ucap Arin cewek Rachel--kakakku.

"Neeva,jangan gangguin kakak, kalo lo mau kayak gini,ya cari aja cowo diluar sana".ucap Kakakku dengan senyum miring.

"Kak,,".ucapku dan langsung menangis.
"Kakak,udah gak aku kenal,aku sayang sama kakak. Aku benar benar sayang sama kamu kak,tapi ini balasan nya hah,aku benar benar gak abis pikir,kalo kakak ingin tetap bersama jalang ini,pergilah dari rumah dan jangan pernah kembali".ucapku sambil terus menangis.

PLAAKK!!

Apa itu benar benar tangan kakakku yang berani menampar pipiku hanya karena jalang ini,oh tuhan..bantu aku..sakit sekali rasanya di tampar kakak tersyang.
"GILA KAMU GILA!!".teriak ku dengan nada tak sopan.

"Apa kami bilang?hahaha gila?justru kamu yang gila Neev,aku udah bilang jangan gangguin kakak tapi kamu tetep aja diem disitu".ucap Rachel sambil terus menatap ku tajam.

Aku langsung mengambil ponselku lalu menelfon mama dan papa.
"Mama angkatlah ku mohon".gumamku sambil mondar mandir di ruang tengah.

"Siapa yang kamu telfon anak kecil?".apaaaa beraninya jalang itu memanggilku dengan sebutan anak kecil?wah indah sekali di dengar.!.

"Aku menelfon mamaku jalang!!".jawabku dengan nada meninggi.

Aku tidak berhenti menangis. Aku mencari bibi Hasrah namun tidak ada,mengapa hari ini sangat membuatku banyak celaka. Okay jika tiap hari ini aku celaka,maka kujadikan hari ini pesta celaka,dan akan merayakan nya tiap tanggal seperti ini.

Drrt..drrt..
Ponsel ku berbunyi dan sudah terbaca,itu adalah Mama. Aku cepat cepat mengangkat nya.Lalu bicara secepat mungkin dan berlari keluar agar kedua manusia kotor itu tak mendengarku.

"Mama..".ucapku sambil menangis. Mama ku yang mendengar itu,yang pastinya tak tega.

"Kamu kenapa nak?".tanya mamaku dengan lemah lembut.

"Kak Rachel.."ucapku masih dengan menangis

"Kakakmu kenapa nak?ayo beritahu Mama agar mama segera pulang".ucap mamaku dgn nada khawatir.

"D-d-dia menamparku..".ucapku terbata bata karena tangisan terus mengalir.

"Menamparmu?".ucap Mamaku tak percaya bahwa anak sulungnya akan berbuat sekeji itu.

"Iya ma,terus pacarnya katain aku Anak kecil, sunghuh ma,aku tidak bohong".ucap Ku berusaha membuat mamaku yakin.

"Sebentar lagi pesawat datang,tunggu ya nak i love you anakku".ucap mamaku

"Mama,cepat ya?i love you mamaku".ucapku lega.

Mamaku segera pulang,ini waktunya,aku tidak akan melihat wajah brengsek itu lagi.  Setelah menelfon mamaku,aku langsung naik ke kamarku. Aku tidak habis pikir bahwa kakakku akan menamparku seperti tadi. Sekarang jalang itu masih bergelayut manja di dada kakak ku,atau bisa disebut orang.

Aku takkan menganggapnya sebagai kakak ku lagi. Aku bersumpah di atas daratan ini,aku tak akan mengakuinya sebagai kakakki kecuali jika ia menyesali perbuatannya.

***
Malam tiba,Bel rumah ku tiba tiba berbunyi
Ting,tong.. Aku langsung berlari menuju pintu dan membukanya. Itu adalah Siska dan Friya. Saat itu mataku bengkak. Aku takut mereka curiga ada hal yang tidak tidak terjadi padaku.

Author POV'z
"Neeva!!kok mata lo jadi gini sih?ya ampuun".ucap Friya sambil memegang pipi Anneva.

"Neev lo kenapa sob?curhat dong sama kita,lo percaya kan sama kita?".tanya Siska meyakinkan Anneva.

"Gak ada apa apa kok sob,masuk yuk".ucap Anneva mengajak Friya dan Siska masuk ke rumahnya dan suasana sepi,mungkin Rachel dan Arin sudah pergi entah kemana dan semoga tidak kembali. Anneva mengajak mereka ke kamar nya--Anneva.

"Bibi,bisa tolong buatin jus buat mereka gak?".tanya Anneva pada bibinya yang tadi sore sudah pulang. Ternyata sore itu,Bibinya sedang ke rumah saudaranya.

"Bisa non, kalo neeva mau apa?".tanya bi Hasrah pada Anneva.

"Samain bi,trus sama biskuit juga ya bibi makasih bi".ucap Anneva sambil berlari kembali menuju kamar nya.

Bibi Hasrah pun menyiapkannya semua. Anneva terduduk santai memperlihatkan wajah cerianya agar temannya tidak ada yang curiga.

"Lo sebenarnya tadi tuh kenapa Neev?".tanya Siska.

"Baru bangun tidur Sis".jawab Anneva. Yang tentu saja berbohong.

"Beneran lo?jangan boongin gue".ucap Siska.

"Iya sis beneran".jawab Anneva sambil memaksa dirinya untuk tertawa.

"Ya udah,gue kesini mau cerita soal Dziko ke elo".ucap Friya memecah suasana serius tentang tangisan Anneva.

"Dziko?dia kenapa?".tanya Anneva dengan wajah serius

"Tadi gue sempat line dia,untung aja di balas,katanya dia udah naksir sma seseorang,tapi gue belum tau karena pas gue tanya nama nya siapa,dia gak bales padahal udah di baca".ucap Friya kesal.

"Pasti bukan aku".ucap Anneva dalam batinnya.

"Neev,kita sahabat lo,kita bakal slalu ngebantuin lo. Jangan berfikir karena kesempurnaan wajah Risya. Bahkan lo lebih cantik daripada dia,toh kita juga gak tau apakah Dziko suka sama cewek lebay kayak dia. Pasti Dziko milih lo yang kalem dan baik hati".ucap Friya panjang lebar.

"Kalian memang sahabatku yang baik".ucap Anneva dam langsung memeluk dua sahabat nya itu.

Mereka berhenti berpelukan saat saat itulah mereka langsung tertawa bersama karena menganggap diri mereka itu terlalu lebay.

I'm Not Perfect GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang