B3 (BUPER BIKIN BAPER)Bagian 9

550 18 7
                                    

"Aku yang bodoh, karena aku selalu menunggumu kembali datang. Aku yang bodoh, karena harapanku yang terlalu besar kepadamu. Aku yang bodoh, karena aku pikir kamu memiliki rasa ini juga." Shifa

Shifa segera merebahkan tubuhnya diranjang yang cukup besar miliknya setelah Adrian mengantarnya. Sungguh Shifa sangat lelah jika terus berpura-pura tidak melihat keberadaan Hanif, Shifa ingin sekali kembali seperti dulu, menyapa Hanif, atau sekedar mengobrol ringan dengannya.

"Apa lo bener-bener udah mati rasa sama gua Nif? Apa selama ini lo cuma main-main sama gua? Apa selama ini cuma gua yang punya perasaan sedangkan lo enggak?" Batin Shifa, tak terasa hingga air matanya menetes. "Ahh.. kenapa gua masih aja peduli sedangkan lo nggak pernah peduli sama gua, gua benci lo Hanif..." Teriak Shifa.

Setelah teriakannya yang cukup keras, tiba-tiba handphone miliknya bergetar. Nama yang sebenarnya tidak benar-benar diinginkan olehnya muncul jelas dilayar.

Adrian : Halo Shif?

Shifa : Ya?

Adrian : Belom tidur?

Shifa : Ini mau tidur, tapi lo ganggu Ian

Adrian : Yaudah, goodnight Shif. Nice dream ya

Shifa : Keyy..

Sambungan telepon antara Adrian dan Shifa akhirnya terputus. Tidak seharusnya Shifa memperlakukan Adrian seperti itu, tidak seharusnya dia memanfaatkan Adrian hanya untuk bertemu dengan Hanif.

Malam ini benar-benar menyedihkan walaupun Shifa telah bertemu dengan Hanif, melihatnya saja sudah membuat Shifa bahagia. Shifa benar-benar ingin bicara dengannya dan bertanya apa yang salah dari Shifa sehingga Hanif memperlakukan Shifa seperti ini.

Bahkan di malam terakhir Hanif dan Shifa bertemu, tidak ada yang aneh bahkan mereka masih makan roti bakar pinggir jalan langganan Shifa setelah menonton film.

Shifa ingin benar-benar melupakan Hanif jika memang itu yang terbaik dan jika itu benar-benar yang diinginkan oleh Hanif. Konyol rasanya jika Shifa terus terjebak dengan perasaan yang tidak pasti dan tanpa ujung.

Shifa memainkan musik "Charlie Puth – We Don't Talk Anymore" hingga akhirnya dia tertidur. Sungguh miris bagaimana bisa seseorang berubah sangat cepat dalam hitungan jam saja.

*****

"Tolong jangan datang, aku tak mau berharap lebih." Dina

Dina. Sesampainya dirumah, Dina langsung berlari menuju balkon kamarnya secepat kilat mengambil handuk dan mandi. Tidak biasanya Dina mandi setelah jam 6 sore.

Ketika Dina sedang mandi, suara Ibu yang lantang membuatnya sedikit terkejut.

"Dinaa, ini ada telfon dari Aldi..." Teriak Ibu.

"Iya, sebentar Dina lagi mandi bu." Sahut Dina

Setelah keluar dari ruang inspirasi atau sering disebut kamar mandi, ternyata Aldi sudah menutup telfonnya. Segera Dina menghubungi Aldi yang tidak biasanya menelfon Dina menggunakan telefon rumah.

Dina : Halo ....

Belum sempat Dina mengucapkan salam, Aldi langsung memutus pembicaraan Dina.

Aldi : Lo mandi apa bertapa kampret? Lama bener dasar bocah.

Dina : Brisik lu, kenapa sih?

Aldi : Temenin gua makan, buruan siap-siap gua 5 menit lagi nyampe rumah lo sama Tita, Arsyl.

Dina : Keyy boss.

Sambungan telepon Dina dan Aldi akhirnya terputus. Rasanya sangat lelah ketika seharian mereka menggunakan otak mereka untuk berpikir keras dilanjutkan lagi rapat dengan kejadian yang memalukan dihadapan Hanif.

B3 (BUPER BIKIN BAPER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang