Kenapa? Beritahu Aku!

49 15 10
                                    


"Mama?"

Mama terkejut dan cepat cepat menghapus air matanya. "Iya?" Mama berusaha tersenyum, tapi aku tau dia sedang sedih.

"Mama kenapa? Itu kertas apa?"

Tak ada jawaban, mama hanya menunduk.

"Jawab, ma! Lalu tadi mama ke Rumah Sakit? Bagaimana hasilnya?"

Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri: itu kertas apa? Kenapa mama menangis? Bagaimana hasil periksa kemarin? Atau mungkin..

"Apa itu sesuatu yang penting bagi mama? Cepat beritahu aku!" Aku berteriak sedikit. "Maaf, aku tidak bermaksud berbicara dengan nada berteriak," ucapku lagi, namun mama hanya terus menunduk dan menatapku sekilas.

"Tidak Agatha, i-ini surat dari sepupu mama. Mama merasa teringat dia dibenak mama. Ini tidak begitu penting, lupakan saja," Jelas mama.

meskipun mama sudah menjelaskannya, aku merasa ada sesuatu yang disembunyikan mama. Terasa ganjil! Mama juga tidak menjawab pertanyaanku tadi, 'lalu, tadi mama ke Rumah Sakit? Bagaimana hasilnya?' Huh? Sebenarnya ada apa sih? Aku yang merasa bingung memutuskan untuk mengabaikannya dengan memasuki kamarku.

*

"Mama? Agatha? Risya pulang." Suara mengagetkan mama dan Agatha yang berada diruang keluarga.

Aku menghela nafas kesal. "Ini jam berapa? Dan dia baru balik? Dasar," umpatku dalam hati sembari memandang jam dinding yang menunjukan pukul 16.15.

"Iya, Risy, kenapa kau baru pulang?" Tanya mama.

"Tadi aku mengantarkan buku yang kupinjam seminggu yang lalu ke perpustakaan kota, tak apa kan?" Kak Risya menggaruk - garuk tengkuknya.

Mama berdiri dari duduknya lalu memegang bahu Kak Risya dengan hati-hati dan membawanya menjauh dari ruang keluarga.

"Kalian ingin membicarakan apa? Kenapa harus menjauh?" Tanyaku heran.

Kak Risya juga tampak kebingungan, mama hanya menoleh kearahku lalu tersenyum samar-samar. Raut wajah mama membuatku penasaran.

"Eh, Kenapa ma, Ada apa? Jika mama marah, Aku janji tidak akan pulang telat lagi." Kak Risya sedikit membungkuk dihadapan mama.

Mama membenarkan posisi berdiri Kak Risya. "Bukan masalah itu. Mama ingin memberitahumu, bahkan Agatha belum mengetahuinya."

Kak Risya menatap mama dengan heran. "Hah? Ada apa sebenarnya? Cerita padaku."

Mama mengadahkan tangannya diwajahnya. "Jadi begini," mama langsung menceritakannya pada Kak Risya.

Kak Risya melotot tak percaya lalu mengerutkan dahinya yang membuat alisnya terangkat. "Apaa?! Bagaimana bisa? Aku sungguh sangat tidak percaya, begitu juga mama kan? Ini seperti mimpi."

Mama memeluk Kak Risya lalu berkata, "Iya, kau lebih dewasa dari Agatha dan kau pasti tau perasaan mama."

Kak Risya menatap mama dengan tatapan sedih. Dia sangat tahu mamanya seperti apa. "Iya, maaf, bisakah mama melepas pelukannya? Kita lanjutkan lagi nanti. Aku ingin mandi dan beristirahat," Ujarnya dengan hati-hati.

"Oh.. iyaa." Mama tersenyum lalu berbalik arah meninggalkan Kak Risya dan menghampiri Agatha yang tengah memakan snack kesukaannya.

"Mama kenapa menjauhiku saat ingin berbicara dengan Kak Risya? Apa sangat penting, sampai-sampai aku tidak diberitahu. Apa mungkin ini masalah Kak Risya sendiri? Tapi jika iya ini masalah Kak Risya, kenapa Kak Risya tampak kebingungan?" Tanyaku panjang lebar.

AgathaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang