Chapter 17

26 3 4
                                    


Adit menyodorkan secangkir kopi pada kakeknya yang tengah berkunjung ke rumahnya. Senyuman hangat tergores dalam wajahnya seraya mengambil secangkir kopi dari jari-jari tangan Adit. Adit ikut duduk di sebuah kursi taman dekat pohon mangga yang tertanam di halaman rumahnya.

Pak Abid yang merupakan nama dari kakek Adit meminum kopi itu lalu mulai berbicara pada Adit, "Adit, sehabis santai ini, kakek mau pergi. Kau ikut, ya. Ada waktu sebentar, kan?"

Adit mengerutkan keningnya. "Bisa, kok, Kakek." - "Tapi, aku mungkin akan meminta Delia untuk menemaniku juga. Tak apa, kan?"

"Kenapa kau tidak meminta Claire? Kau kan sudah dijodohkan olehnya," ujar pak Abid pada cucunya sambil mengangkat satu alisnya.

Adit menghela nafas dalam-dalam. "Kakek, aku nggak mau dijodohin sama cewek manja kayak dia."

Pak Abid tersenyum samar pada Adit sambil menepuk-nepuk punggung Adit. "Kakek tahu perasaan kau, Dit. Rasanya gelisah, marah, dan ingin menolak, tetapi saat itu Kakek nggak bisa nolak."

"Maksud kakek?" Adit bertanya.

"Maaf, kakek jadi mengingat satu hal. Jadi, ceritanya gini: Dulu, Kakek dan Nenek tirimu dijodohkan oleh orang tua. Tapi setelah Nenek tirimu meninggal tidak lama setelah melahirkan anak, Kakek menikah dengan Nenek kandungmu, Adit."

Adit memandang wajah kakeknya dengan hangat dan menjawab, "Jadi aku punya sepupu tiri, ya? Tapi, kok, aku nggak pernah lihat ataupun ketemu sama keluarga mereka, ya?"

Pak Abid menghela nafas panjang. "Belum lama ini Kakek bertemu mereka. Dan, jelas kalau kau nggak pernah lihat keluarga mereka karena mereka mempunyai kesibukkan masing-masing dan waktu kau kecil, kau dengan Aletta selalu tidak cocok saat bertemu. Jadi, mereka memutuskan untuk bertemu dengan kau hanya sekadarnya. Oh ya, terakhir kali kau bertemu dengan Aletta saat kau berumur dua tahun."

Adit membisikkan hal yang ingin ia ucapkan dalam batinnya, Jadi nama sepupu tiri gue itu Aletta, ya. Kira-kira gimana ya wajah Aletta yang katanya sepupu tiri gue itu? Gue penasaran banget, deh. Lalu Adit tersenyum samar pada pak Abid seraya mengatakan, "Oh, jadi gitu, ya. Jujur, aku baru mengetahuinya sekarang. Sebelumnya Mama nggak pernah membicarakan tentang ini."

Pak Abid mengakhiri pembicaraan ini dengan senyum miring sambil meminum kopinya. Adit ikut meminum coklat panas yang berada di atas meja--tepatnya di hadapannya.

***

Claire sedang membaca novel kesukaannya bersamaan dengan mendengarkan lagu melalui smartphone yang ia miliki. Kemudian terdengar ketukan pintu membuat Claire sadar untuk membukakan pintu. Saat membukakan pintu Claire terkejut mengetahui bahwa yang datang adalah mama Adit.

"Masuk, Tante," ujar Claire yang masih memegang novelnya, namun tidak lagi mendengarkan lagu yang sedari tadi ia dengar.

Mama Adit masuk dan duduk di sofa ruang tamu yang telah disediakan. Claire ikut duduk setelah menyuguhkan kue kering dan es jeruk ke meja tamu.

"Claire," panggil mama Adit dengan suara lembut. Claire menatap wajah mama Adit setelah ia memanggilnya.

"Iya, Tante, kenapa?"

Mama Adit mengelus tengkuknya sesaat lalu menjawab pertanyaan Claire, "Gini, inget perjodohan kamu sama Adit, kan? Adit bilang kalau dia udah punya pacar, tapi Tante cuma setuju kalau Adit berhubungan sama kamu, Claire. Nah, Tante mau kamu cari tahu pacar Adit siapa. Kira-kira kamu nggak keberatan, kan?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AgathaaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang