CHAPTER 11 : Silsilah Yang Salah

8.4K 523 109
                                    

.
.
.

Redd duduk diam di depan cermin rias di kamarnya, seorang penata gaya istana-entah apapun itu sebutannya, sibuk dengan rambutnya. Sementara Fleur berdiri di sisinya melakukan pekerjaan hariannya, mendengarkan ocehan Redd.

"Bagaimana bisa lukaku hilang secepat ini?"Redd menjenjangkan lehernya untuk mengecek lukanya yang sudah pudar hanya dalam waktu dua hari,"Salep apa yang diberikan dokter? Keren sekali?"

"Itu karena daya sembuh Yang Mulia yang luar biasa,"ucap Fleur sambil membantu Redd memilah anting yang akan dipakainya hari ini.

"Apanya,"Redd menggerutu."Salep yang dipakai kemarin pasti mahal kan? Itu sebabnya."

"Ya, salepnya mahal."Fleur menimpali seadanya, karena ia tahu berdebat dengan Ratunya tidak akan membawa hasil apapun.

"Fleur,"Ratu itu memulai lagi."Menurutmu apa yang harus aku lakukan nanti saat bertemu dengan orang-orang?"-bahu Ratu itu melorot karena lesu,"Bagaimana kalau mereka nanti tidak menyukaiku?"

"Mereka tidak mungkin tidak menyukai anda,"ucap Fleur tenang."Anda harusnya membaca komentar masyarakat pada foto anda yang diupload oleh website kerajaan itu-"

Ucapan Fleur terpotong saat Redd dengan gerusuh meraih ipodnya di meja rias,"Apa nama websitenya?"

"Err, Arceneroyal.com."

Redd mengetiknya dengan cepat di mesin pencari dan mengiggit kukunya saat menunggu loading. Website itu kemudian terbuka dan latar berwarna tulang menyambut mata Redd. Gaya website itu standar dengan tulisan Royal besar di atas dan lambang kerajaan yang dibold.
Redd dengan cepat menscroll lamannya dan menemukan banyak foto tentang dirinya yang bahkan ia tidak sadar kapan diambilnya.

Ia kemudian membuka salah satu foto yang masuk dalam folder faforit dalam website, itu fotonya saat ia menikah. Dalam foto itu ia tengah berdiri memegang buket bunga sembari melambaikan tangan-ia ingat itu adalah saat ia menghadap masyarakat setelah turun dari mobil.

Wanita itu lalu menekan ikon percakapan berwarna biru, dan tidak butuh waktu lama untuk meloading setidaknya satu juta lebih komentar dari rakyat Chevailler-bahkan seluruh dunia.

Banyak komentar disana ditulis untuknya. Ada yang berkata dia cantik, ada yang berkata dia anggun, ada yang berkata dia punya wibawa yang luar biasa untuk menjadi Ratu dan banyak lagi. Sebagian membuat Redd mengiggit bibirnya karena menahan malu dan ada yang membuatnya juga berdecak kesal. Karena ada yang merasa ia tidak pantas menjadi Ratu dan mempersalahkan statusnya sebagai rakyat biasa, bukannya bangsawan.

Redd menaruh ipodnya begitu ia selesai dan matanya melirik malas pada Fleur yang tengah membantu penata gaya istana mengepang rambutnya. Suara pintu terbuka kemudian mengalihkan perhatian mereka dan suara langkah kaki terdengar begitu tenang di atas keramik.

Raja Chevailler itu berdiri diam dengan lengan bersedekap, ada sebuah kotak merah tipis yang ia genggam erat di tangan. Hari ini ia memakai celana pullover hitam dengan kemeja linen putih, ada jam tangan Rolex yang melingkar di tangannya dan rambutnya yang hitam disasak ke atas dengan gaya berantakan.
Redd mendengus,"Ada apa kau kemari?"

Richard menatap matanya lewat pantulan cermin rias, para penata gaya menunduk saat Richard mendekat dan mundur saat Raja itu berdiri di belakang Redd,"Apa ini sudah selesai?"-ia menunjuk pada surai kelam Redd yang sudah dikepang rumit.

"Ya, Yang Mulia."

Richard tersenyum puas, ia membuka kotak yang ia bawa dan mengambil sebuah tiara yang di simpan di sana,"Apa?"

"Tiara,"Richard menjawab,"Milik ibuku."

"Ibu,"Redd tercenung."Siapa?"

"Ibuku,"jawab pria itu tenang. Sementara tangannya meraih tiara itu dan menaruhnya di kepala Redd. Harus Redd akui juga, tiara itu cantik. Bentuknya bulat dan dibuat dari sesuatu yang mirip dengan tali tembaga tipis berwarna emas dan dihias dengan cabang-cabang batu ruby merah berbentuk lonjong yang memutari seluruh bagian tiara.
Sederhana, tapi terlihat amat cantik."Ibu dulu sering memakainya saat keluar, aku pikir ini akan cocok untuk kau pakai."

Pengantin Sang Raja (straight) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang