Prolog

656 136 84
                                    

Seorang anak perempuan yang baru merayakan pesta ulang tahun ke-10nya tengah terduduk sembari memegangi lututnya yang terlihat berdarah. Pestanya sudah selesai dua jam yang lalu, jadi semua orang dewasa yang harusnya menjaganya sedang sibuk-sibuknya merapikan semua peralatan atau hiasan yang digunakan untuk melengkapi acara tersebut. 

Lututnya berdarah, tapi ia tidak menangis. Tidak setetespun. Dia hanya sesekali meringis menahan sakit. Sampai seorang anak laki-laki seusianya menghampiri dan ikut duduk mensejajarkan wajahnya dengan si anak perempuan. 

Masih diam, si anak laki-laki tadi justru sudah menyibukkan dirinya dengan lutut si anak perempuan tersebut. Ia dengan hati-hati membersihkan pasir dan batu-batuan kecil yang melukai lutut si anak perempuan tersebut. 

"Kamu Hebat" 

Sianak perempuan mendongak menatap si anak laki-laki. "Hebat kenapa?" tanyanya kepada si anak laki-laki. 

"Kamu nggak nangis, padahal aku tau ini pasti sakit" 

"Sesuai janji kita" ucap si anak perempuan dengan senyum manisnya.

si anak laki-laki tersenyum, "Jangan pernah nangis. Karena kita akan selalu sama-sama. Jangan pernah takut, karena kamu nggak sendirian" 

"aku akan selalu mengingat itu"

"Harus. Karena itu janji kita"

"Terima kasih, iqbaal"

"sama-sama, Maura" Setelahnya iqbaal beranjak berdiri dan mengulurkan tangannya ke arah Maura, "Ayo, aku bantu kamu berdiri. Lukamu hanya aku bersihkan belum aku obati karena aku tidak membawa obat merah. Jadi ayo minta obat merah ke ibumu"

Dengan anggukan pasti Maura kecil menerima uluran tangan iqbaal dan melangkah bersama menuju kerumunan orang dewasa yang iqbaal maksud tadi. 

8 Tahun berlalu setelah insiden lutut berdarahnya Maura. Tak banyak yang berubah diantara keduanya. Sampai.. 

"Gue mau ngutarain perasaan gue ke dia, ra" 

Maura masih merasa baik-baik saja. Karena tidak akan ada yang berubah. Iqbaal akan tetap sama. Iya kan? 

Tapi ternyata maura salah, iqbaalnya sudah bukan iqbaalnya lagi. 

"Sorry, ra. Gue nggak bisa pulang bareng lo, gue mau nganterin dia pulang"

"Sorry ya ra, lo bisa kesana sendiri kan? hari ini dia minta gue untuk nemenin dia beli hadiah" 

"Sorry ra, acara makannya kita tunda ya? Gue mau pergi jalan-jalan sama dia"

Iqbaal bilang "Jangan pernah takut, karena kamu nggak sendirian" Nyatanya ia yang membuat maura merasa sendiri. 

Sampai kehadiran seseorang yang maura fikir terus mengganggunya, justru membuat maura lebih baik. Setidaknya maura tidak merasa sendiri. 

"nggak usah terlalu deket sama dia!" 

"Kenapa?"

"Karena gue nggak suka! lo nggak tau dia orang yang seperti apa! Dia brengsek! Dia bukan anak baik-baik, dia..

"Lo nggak berhak judge dia! Dan jangan pernah komentar tentang siapa yang deket sama gue, karena gue nggak akan pernah komentar tentang siapapun yang deket sama lo!"

Hari itupun datang. Hari dimana maura sudah tidak bisa merasa senyaman dulu bersamanya. 

Maura hanya berharap tidak akan ada hal yang lebih menyakitkan lagi setelah hari ini. 

***

Yap! Ini merupakan cerita pertama yang saya tulis. 

Maaf, kalau masih ada kata-kata yang tidak dimengerti. Karena ini baru Prolog jadi ya.. ini memang cuma gambaran atau sedikit cuplikan tentang bagaimana cerita ini akan dimulai. Karena saya masih pemula jadi saya sangat menerima banyak kritik dan saran dari kalian semua. 

Hope you guys are curious and love the beginning of this story. And let's start the power of Imagination. 

Dont Forget To Vote And Comment. 

AKU CINTA KAMU [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang