5.Sebab Dari Lukaku & Nadine

187 75 11
                                    

Bayangan seorang perempuan dan laki-laki yang terlihat sangat akrab kembali menyebrangi ingatan seorang Bastian. Ia menghembuskan nafas frustasi entah sudah keberapa kalinya. Ini sudah malam. Dan dingin. Tapi bastian justru masih berada diluar, duduk sendiri disebuah bangku hanya berteman sekaleng cola.

Setelah menikmati satu tenggukan dari cola digenggamannya, bastian memejamkan mata. Mencoba menenangkan perasaan dan fikirannya yang entah sejak kapan terus merasa gelisah.

Saat ia membuka mata, ia justru disuguhkan dengan pemandangan seorang laki-laki dan perempuan yang sepertinya tidak sedang dalam suasana yang menyenangkan. Dari tempatnya, bastian kurang bisa mendengar jelas apa yang dibicarakan oleh kedua orang tersebut, tapi matanya menangkap sikap si laki-laki yang seperti membentak dan terus meneriaki perempuan di hadapannya.

Mereka bertengkar, pikir bastian.

Jadi bastian mengalihkan pandangan ke arah lain.

Bukan urusan gue, pikirnya lagi.

Bastian masih bersikap acuh, sampai ia mendengar suara perempuan yang berteriak. Ia mengalihkan pandang ke dua orang yang sebelumnya ia lihat, Tidak lama raut wajahnya terlihat makin tidak senang sampai tangannya beralih melemparkan kaleng cola miliknya ke arah dua orang tersebut yang berhasil mengalihkan perhatian keduanya.

Bastian berdiri dari duduknya dan menghampiri kedua orang tersebut.

"Berhenti" Ucap bastian menatap si laki-laki yang kini mencengkram paksa tangan siperempuan.

"Lo siapa?"

"Lo nggak perlu tau gue siapa untuk nggak mukul perempuan"

"Dia pacar gue, hak gue untuk ngelakuin apapun ke dia. Lo? Orang asing. Sebaiknya nggak usah ikut campur"

"nggak bisa. Gue udah terlibat, jadi gue nggak bisa untuk nggak ikut campur"

"Rese lo!" Si laki-laki melepaskan cengkramannya dari tangan si perempuan. Dan dengan gerakan tiba-tiba si laki-laki sudah melayangkan pukulannya yang tepat mengenai pelipis kiri bastian. Lalu mencengkram kerah baju yang bastian pakai saat itu.

"Denger ya. Lo udah buat suasana hati gue semakin buruk. Lo nggak tau masalah gue sama ini cewek, jadi nggak usah sok jadi pahlawan!" Ucap si laki-laki dengan tatapan tajam penuh emosi.

"Apapun masalahnya, tetep aja. Yang namanya cowok sejati, nggak bisa bersikap kasar sama cewek. Apalagi sampai mukul" balas bastian tenang.

"Kenapa? Mereka makhluk lemah. Kalau gue nggak bisa mukul mereka saat gue marah. terus apa yang harus gue lakuin? Menikmati tubuhnya? hah?"

"Brengsek lo!" Maki bastian dengan tanpa melepaskan cengkraman si laki-laki dari kerahnya.

"Apa lo bilang?"

"LO BRENGSEK!"

Tanpa membalas perkataan bastian si laki-laki sudah mulai mencoba melayangkan pukulan keduanya ke arah bastian. Namun, kali ini hal itu dapat dicegah oleh bastian. Tangan kanannya sudah menahan tinju dari lengan kiri si laki-laki. Dengan sekali dorongan cengkraman si laki-laki sudah terlepas dari kerahnya yang sekaligus membuat jarak antar keduanya.

AKU CINTA KAMU [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang