7. Sakit Jantung?

185 63 23
                                    

15.45 PM

Iqbaal bolak-balik memperhatikan jam di pergelangan tangan kiri nya, ia sedang menunggu Maura dihalaman depan rumah Maura saat ini. Bunda Maura bilang Maura belum pulang ke rumah, handphone Maura juga tidak aktif. Pergi ke mana sih, ra? batin nya.

Maura baru sampai rumah saat mata nya langsung bertemu pandang dengan mata milik Iqbaal.

"Dari mana ra?" Tanya Iqbaal dengan tatapan tajam disertai raut wajah lurus menyebalkan. Maura tau jika Iqbaal sudah berbicara padanya dengan sikap seperti ini pasti yang terjadi selanjutnya bukan hal yang menyenangkan.

"Pulang sekolah" jawab Maura tak kalah menyebalkan.

"Sekolah kita nggak sejauh itu ra, ini udah sore dan lo baru sampe rumah?"

Kan lo yang ninggalin gue, gblk batin Maura.

Memang benar sekolah mereka cukup dekat dari rumah, ini karena akhirnya Maura menerima ajakan diantar pulang oleh Bastian setelah ia lelah mendengar rengekan Bastian yang terus memaksa ingin mengantarnya pulang.
Juga karena tadi Bastian kebetulan bertemu dengan temannya yang berakhir dengan acara makan siang bersama dan sedikit perbincangan yang cukup memakan waktu.

"Pulang sama siapa tadi?" Lanjut Iqbaal membuyarkan lamunan Maura.

"Seseorang.yang.dengan.baik.hati.mau.mengantarkan.perempuan.malang.yang.ditelantarkan.sahabatnya.demi.gebetannya" jawab Maura penuh penekanan dalam setiap kata-kata nya.

Maura memang meminta Bastian untuk hanya mengantarkannya sampai di pertigaan jalan dekat rumahnya tadi. Beruntungnya Bastian mau menerima permintaan Maura meski dengan sedikit paksaan. 

Maaf. Hanya saja Maura masih belum terbiasa dengan pria lain selain Iqbaal.

Iqbaal menghela nafas, mencoba melembutkan raut wajahnya.
Kini masing-masing tangan nya sudah berada di kedua sisi bahu milik Maura.

"Maaf ya ra, tadi gue udah coba hubungin lo. Tapi, handphone lo nggak aktif" Ucap Iqbaal dengan suara lembut dan tatapan yang juga berubah menjadi penuh kasih sayang.

Eh apa ini? Nggak ra, lo nggak boleh goyah. Iqbaal nggak bisa semudah itu dapetin maaf dari lo Batin nya memantrai diri sendiri.

"Gue tau gue hutang cerita sama lo. Jadi, gue akan lunasi itu sekarang. Karena kita udah sepakat untuk nggak merahasiakan apapun satu sama lain. Iya kan?"

Maura hanya mendengarkan tanpa tertarik.

"Oke, begini ra.." Iqbaal lebih dulu melepaskan kedua tangan nya yang bertengger di bahu Maura tadi "Zevanya udah bukan gebetan gue sekarang"

Maura sedikit lebih tertarik dengan pembicaraan ini sepertinya.

"Setelah hampir 3 tahun, akhirnya gue berani bilang ke Zevanya kalau gue suka sama dia. Dan lo tau ra?.."

Enggak

Iqbaal terus melanjutkan ceritanya dengan senyum yang makin mengembang di wajahnya "Zevanya bilang dia juga suka sama gue. Daaaan..." Iqbaal mendekatkan wajah nya dengan Maura "Gue sama Zevanya resmi pacaran mulai hari ini"

Maura diam, masih bertatapan dengan manik mata milik Iqbaal. Sedetik kemudian telunjuk Maura mendorong dahi Iqbaal agar menjauh dari wajahnya.

"Oh.gitu.selamat"

"Kok kaya nggak seneng gitu sih ra?"

"Seneng kok"

"Apaan? Muka lo lempeng gitu"

"Yaa, muka seneng gue emang gini"

Iqbaal memicingkan mata nya "oke. Sekarang gue udah lunasi hutang gue. Gantian"

AKU CINTA KAMU [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang