Capter 6

979 91 9
                                    

Waktu seakan berjalan sangat lambat pada malam hari. Kesendirian Toey semakin terasa di seluk tubuhnya. Kegiatannya yang tadi dia lakukan di meja belajar sengaja ia akhiri. Lampu apartemen semuanya dimatikan.

Tinggallah ia kini di dalam sunyi dan kegelapan sebagai selimutnya. Hanya ada sedikit cahaya yang masuk  ke dalam kamarnya melalui celah2 gorden. Tubuh mungilnya ia rentangkan di atas ranjang, matanya tak henti menatap kodong langit2 kamar.

"Kenapa aku sangat menyedihkan?" Lirih Toey dalam hati.

Masalalunya yang mungkin tidak semenyedihkan sekarang. Sekarang ia mungkin berusaha menghilangkan rasa sepi yang ada di kehidupannya. Semua kesibukan yang ia lakukan di sekolah, dan juga sahabatnya Peak menjadi obat sepinya. Tapi sayang, itu hanya pada waktu siang hari.

Cahaya yang dimiliki Toey akan terang pada matahari masih bertengger. Dan akan reduo jika matahari mulai berjalan meninggalkan sore hari.

Sesungguhnya, Toey sangat ingin mempunyai seorang kekasih. Tapi seorang yang dimaksud ini haruslah benar2 mencintai dirinya. Pastinya mencintai dari hati bukan mencintai dari segi logika.

Dulu mungkin ia pernah gonta ganti pacar, tapi percayalah. Meskipun ia dahulu bersikap layaknya buaya darat. Toey sangat merasakan kesepian di hidupnya setiap malam menjelang. Tidak ada satupun dari para mantan dapat membuka gembok yang tersimpan jauh di lubuk hatinya. Itu sudah lama bahkan sangat lama.

Apa mungkin gembok itu sudah rusak? Mungkin saja, karena tidak pernah dirawat oleh sang pemilik, yang tidak mengijinkan orang lain untuk menyentuhnya, bahkan yang lebih parah lagi adalah membukanya.

Selain kekasih, Toey sangat mengharapkan ada kedua orang tuanya bersama dia ketika anaknya sedang ada di masa kesusahan.

Sejak karir usaha ortu dari Toey meningkat, mereka menjadi sibuk, selalu sibuk. Sampai2 melupakan Toey. Mereka mengunjungi apartemen Toey selama satu kali dalam sebulan, itupun jika mereka ingat.

♦♦♦

Senyum matahari dari ufuk timur menghiasi suasana pagi Toey hari ini. Burung2 berkicauan, angin berhembus dan embun malam yang perlahan menjadi uap.

Kali ini Toey berangkat ke sekolah lebih siang, itu karena ia terbangun kesiangan. Karena ia sedang malas berkendara, ia memilih untuk ke sekolah naik bus. Berjalan dari rumah menuju halte bus terdekat. Tanpa dia sadari, dari tadi ada sebuah mobil yang mengikutinya dari blakang dan menyesuaikan kecepatannya dengan langkah Toey.

"Tinn tinn" suara klakson mobil menghentikan langkah Toey.

Matanya membulat ketika melihat pengendara yang mengendari mobil mewah tersebut.
"Ohm?"

"Ayo masuk Toey, kau mau ke sekolah kan? Pergi sekolah bersamaku saja" ucap Ohm seraya membukakan pintu mobil untuk Toey. Toey hanya bengong memandang Ohm tidak percaya.

"Toey?" Panggil Ohm melambai lambaikan tangannya di depan wajah Toey, hal ini membuat Toey tersadar dari bengongnya.

"Ahh? Iya Ohm?"

"Ayo pergi ke sekolah bersamaku" ucap Ohm menarim pergelangan Toey dari dalam mobil.

Toey yang sadar tangannya ditarik oleh Ohm hanya diam gelagapan dan menerima tawaran Ohm. Toh ia tidak akan rugi jika menerima tawaran Ohm.

Dalam perjalanan sekarang menuju ke sekolah. Mereka berdua tidak saling bicara. Ohm konsentrasi dalam kegiatan menyetirnya sedangkan Toey menatap kosong ke arah pintu jendela mobil.

"Err, Ohm?" Toey mencoba mencairkan suasana yang canggung.

"Iya?" Sahut Ohm sekilas menoleh ke arah Toey kemudian kembali memandanng arah jalan.

"Ahh? Tidak apa" Toey tidak harus tahu berkata apa. Ia memang berniat mencairkan suasana, tapi dia tidak tahu apa yang harus dia katakan.

"Haishh, kau ini Toey," Ohm hanya menjawab itu saja.

45 menit dalam perjalanan yang bisa dibilang canggung tersebut, akhirnya mereka berdua sampai di halaman parkir sekolah.

"Terimakasih tumpangannya Ohm, kau duluan saja ke kelas. Aku mau melanjutkan tugasku" Ohm mengernyitkan alisnya mendengar perkataan dari Toey.

"Aku mau berjaga di depan gerbang lagi. Pergilah" ucap Toey seakan akan ia mengerti dengan ekspresi wajah Ohm.

"Ohh, baiklah Toey. Sama2, sampai jumpa di kelas" ucap Ohm melambaikan tangan kanannya ke arah Toey.

Setelah Toey membalas lambaian tangan dari Ohm, ia langsung menuju pintu gerbang untuk melanjutkan tugasnya.

Toey memicingkan matanya. Di depan pintu gerbang terdapat beberapa gadis yang sepertinya melakukan pelanggaran.

"Oh shit! Mereka lagi!" Gumam Toey dalam hati. Ia pun melangkahkan kakinya lebih cepat ke arah pintu gerbang. Wajahnya saat ini terlihat sangat datar. Merah padam karena emosinya keluar.

"Kalian semua ikuti aku ke ruang BK, cepat!!" Teriak Toey sesudahnya ia berjarak kira2 lima langkah dari para gadis tersebut.

Kata2 Toey yang tegas dan terkesan galak tersebut tidak membuat salah satu dari kumpulan gadis ini takut. Ia malahan melawannya.

"Siapa kau menyuruhku seperti itu?! Enak saja!"..

Hallo readers..
Maaf ya, part kali ini sangat2 membosankan.
Maklumin aja, mood author lagi pergi..-,-
Tms^^

Open My Heart [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang