Chapter 15

727 77 15
                                    

Happy reading...


Beberapa hari setelah Toey resmi sepihak menjadi pacar dari Tern, ia terlihat lebih baik. Semangatnya telah kembali 35%. Ini memang tidak sepenuhnya.

Hubungan antara Toey dan Ohm, juga sudah membaik. Walaupun tidak sebaik dahulu. Mereka berbicara jika ada keperluan saja.

Sesungguhnya, sampai saat ini Ohm belum mengerti dengan perubahan sikap dari Toey. Ia juga takut, jika saja ia berusaha bertanya lagi, Toey pasti akan kembali marah padanya.

♦♦♦

"Lebih baik sedikit, daripada tidak sama sekali" gumam Ohm dalam hati seraya melangkahkan kaiknya menuju tempat parkir sekolah. Sekarang waktunya siswa untuk pulang.

Langkahnya terhenti, ketika ia melihat ada sebuah mobil hitam mewah terpatkir di sebelah mobilnya.  Ia sangat mengenali pemilik mobil tersebut.

"Tern? Kau disini?" Tanya Ohm ketika ia melihat Tern keluar dari mobilnya.

"Iya, kau--"

"Hi P', kau sudah lama menunggu?" Ucap seorang pria bertubuh mungil mendekat ke arah Tern.

"Aku baru sampai" jawab Tern mengacak halus rambut Toey.

Ohm ternganga melihat kejadian tersebut. Ia tidak tahu jika Toey dan Tern saling mengenal. Ohm yakin, Tern bukanlah kakak dari Toey.

"Tern? Kau dan Toey?--"

"Aku kekasihnya Toey"

Ohm semakin tidak percaya dengan semua itu. Tubuhnya yang tadinya tegap, sekarang menjadi bungkuk, lemas. Serpihan kaca kembali menancap di setiap centi di dalam hatinya. Matanya mulai berkaca- kaca.

Toey sangat menyadari perubahan seketika di dalam diri Ohm. Ia tahu, bagaimana keadaan Ohm saat ini. Sepasang matanya tak henti-hentinya menatap nyalang Ohm.

"Tapi P'---" ucapan Toey terpotong oleh Tern.

"Aku dan Toey duluan ya Ohm, Bye"

♦♦♦

Ohm berjalan gontai di lorong kamarnya. Matanya tidak fokus pada jalan. Ia ingin menangis, tapi air matanya tidak mau keluar.

"Aku tersadar. Kehilangan adalah salah satu rumus dari sekian banyak rumus untuk mencintaimu." Lirih Ohm seraya membuka pintu kamarnya.

Sesampainya di dalam kamar, Ohm langsung menaruh tas gendongnya sembarangan. Ia tidak melepas sepatu, tubuhnya langsung mendarat begitu saja di atas ranjang.

"Kenapa jadi seperti ini Toey? Apa sekarang kau sudah bahagia?" lirih Ohm di dalam hati sambil mengusap kasar wajahnya berkali-kali.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang Toey? Aku lemah tanpamu.."

"Apakah kau sama sekali tidak pernah mencintaiku?"

Ohm terus bergumam sedih di dalam hatinya. Pikirannya menjadi kacau saat ini.

Hanya ada satu tempat yang sesuai dengan keadaanya saat ini. Tempat, dimana ia mencurahkan semua isi hatinya.

Open My Heart [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang