Capter 4

1K 102 5
                                    

Hi raders..
Love you..😂
Happreading..

POV AUTHOR

"Setiap saat rupa kehidupan berubah ubah.Hidup itu kadang teduh dan kadang terik seperti matahari. Hiduplah setiap saat sepenuh hati disini"

Kehidupan adalah sebuah anugrah, yang harus kita terima dan jalani . Tak perlu seberapa besar tantangan yang kita hadapi. Itu hanya segelintir kecil kerikil yang berusaha untuk membuat kita menyerah.

Untungnya Toey memahami itu, ia tidak pernah menyerah dengan kehidupannya. Sebesar apapun krikil yang menghalangi, ia tidak pernah menyerah, ia akan terus berusaha menghancurkannya.

Toey tinggal sendiri di apartemennya. Kedua orang tuanya sibuk mencari nafkah di luar kota. Toey sebenarnya mempunyai saudara laki2 yang 5 tahun lebih tua darinya tapi sayang, kakaknya itu telah meninggal 2 tahun yang lalu karena kecelakaan.

Dua tahun yang lalu, Toey tidak sendiri, harinya ditemani oleh sang kakak, dan pastinya oleh sang pacar yang kini telah menjadi mantan.

♦♦♦

"Iya Toey? Ada apa?" Tanya Ohm keluar dari mobil, sukses membuat Toey terkejut.

"Ng.. nggak Ohm, aku hanya menjalankan tugas, aku kira kau siswa lama disini,kalau begitu silahkan masuk"

"Memang kenapa jika aku siswa baru disini?" Tanya Ohm "perlakukan aku seperti teman2mu yang lain Toey, aku merasa risih kalau kau anggap seperti murid pindahan terus" lanjutnya.

Toey bingung harus bagaimana suasananya sangat canggung.
"Err, baiklah. Aku hanya perlu memeriksa tas mu" Ohm tersenyum dan menyerahkan tasnya.

Mata Toey lagi2 diluar kontrol.
"Ohm? Apa kau serius membawa buku sebanyak ini?"

"Itu karena, kau tak memberitahuku Jadwal mapel Toey, jadi aku bawa saja semuanya,"

'Bodoh, kenapa aku sampai lupa akan hal itu?' Gumam Toey dalam hati.

"Heehe, aku lupa Ohm, aku beritahu nanti saja ya", jawab Toey menyengir "ternyata kau tidak sama seperti penampilanmu"

Ohm mengrenyit "maksudmu?"

"Ahh, tidak lupakan saja Ohm, cepat masuk, bel akan berbunyi sebentar lagi"

Setelah pekerjaan Toey selesai, ia dan Bone akhirnya meninggalkan gerbang menuju ruang osis untuk mengembalikan buku pelanggaran dan kemudian menuju kelas masing2.

"Morning class" mengucapkan salam adalah salah satu kebiasaan Toey.

"Morning too Pak Ketu" jawab seisi kelas serentak.

Hanya Ohm yang linglung, ia bahkan hanya melongo mendengarnya. Wajar saja, dia baru disini.

Suasana kelas hari ini sudah tidak segaduh kemarin, kiranya 50% lah. Mungkin teman sekelas Toey takut jika Toey marah lagi, yahh walaupun hanya seberapa.

"Jangan seperti itu Ohm, itu sudah kebiasaannya Toey, cukup konyol dan terlihat seperti orang yang kesepian kan?" Tanya Peak segera, setelah melihat wajah Ohm yang bingung

Ohm hanya tersenyum tipis dan menganggukan kepalanya. Sedangkan Toey yang ada di belakang Peak sudah siap untuk membejek bejek lelaki tulen itu.

Belum sempat Toey melakukan aksinya, Peak sudah terlebih dahulu menatapnya dengan seringaingan.
"Duduklah Toey, aku tau kau mau apa" ucapnya terkekeh

Dengan wajah putus asa Toey menuruti perkataan Peak untuk duduk. Ohm yang sedari tadi menatapnya pun tidak diperdulikan. Sungguh Toey yang malang.

Bukan Ohm namanya kalau diam saja.
"Toey? Bisa kau beritahu sekarang jadwalnya?" Tanya Ohm berusaha memperbaiki mood Toey.

"Iya, sebentar aku catat dulu"
Toey memang menjawab pertanyaa Ohm, tapi ekpresi wajahnya masih sama. Lepas dari mood buruk memang salah satu kelemahan Toey.

"Toey? Apa kau marah denganku?" Tanya Ohm lagi.

"Tidak Ohm, kenapa kau sampai berpikiran seperti itu?" Tanya Toey memiringkan kepalanya menghadap Ohm.

"Hmm, tadi aku sempat mengangguk waktu Peak mengatakan kalau kau konyol dan..."

Kalimat Ohm kali ini dipotong oleh Peak yang sedari tadi duduk di bangku depan Toey.
"Terlihat seperti orang yang sedang kesepian?" Tanya Peak mengejitkan kedua alisnya kepada Toey.

Toey hanya mendengus kemudian lanjut membuat jadwal mapel untuk Ohm, sambik sesekali memperbaiki letak kacamatanya. Toey hanya memakai kaca mata ketika sedang belajar, selain itu dia akan ogah banget.

"Aishh Toeyy, aku hanya bercanda tadi, kau ini terlalu serius Toey" ucap Peak "Ayolah Toey maafkan aku"lanjutnya menggoyangkan bangku Toey.

Hal itu membuat Toey berhenti dari aktivitas menulisnya.
"Tidak, aku tidak mau" jawabnya menggelengkan kepala.

"Ohh, ayolah Toey" rengek Peak.

"Apa perlu aku eja? T-I-D-A-K , kau mengerti?"

"Aku tidak mengerti, aku hanya mengerti saat kau mengatakan IYA"

"Owh? Benarkah? Aku akan memaafkan mu jika kau mau mengulang pekerjaanku membuat jadwal mapel untuk Ohm, setuju?" Kali ini Toey memanfaatkan situasi.

"Haihh, chai, demi kau mengatakan iya" jawab Peak menghela nafas.

Akhirnya tugas itu dilanjutkan oleh Peak. Ohm hanya tertawa geli, ketika kedua orang disamping dan didepannya ini bertengkar seperti anak kecil.

Tidak ingin berlarut ralut dalam tawanya, Ohm kemudian membuka pembicaraan lagi.
"Toey,?"

"Iya Ohm?"

"Boleh aku tahu berapa nomor ponselmu?

Thanks ya buat readers yang udah mau baca ceritaku, yah walaupun cuma baca, aku seneng kok karena ceritaku yang absurd ini ada yang baca, hehehehh..

Sekali lagi tms..
I love you guys..

Open My Heart [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang