"Bukankah sudah kubilang jangan terlalu sering menjemputku?" protes Seohyun dalam perjalanan pulang bersama Kyuhyun.
"Kenapa? Rumah kita bersebelahan, bukankah jadi lebih efisien?" Kyuhyun menatap Seohyun yang duduk disebelahnya.
"Kau tidak takut pada wanita-wanita maniakmu?"
Kyuhyun selalu benci dengan topik ini. Ia sampai memarkirkan mobilnya dipinggir jalan.
"Kenapa berhenti?" tanya Seohyun bingung.
"Bukankah sudah kubilang, jangan pernah membahas yang seperti ini lagi. Aku sudah mengumumkan kemedia kalau kau cuman sebatas adik kecilku, itu kan yang kau minta? Apa lagi yang kau takutkan?" Kyuhyun tampak sedikit kesal.
"Aku tau...." Seohyun tampak ragu-ragu menyelesaikan kalimatnya, "tapi apa mereka percaya? Marga kita saja sudah berbeda, Cho Kyuhyun."
"Ya!" Kyuhyun menatapnya tajam, "aku sudah menjelaskan semuanya, soal kita yang bertetangga bahkan sebelum dilahirkan, kedua ibu kita yang suka bergosip, kita yang bahkan dulu sering mandi bersama di belakang rumahmu..."
"Ya!!!" Seohyun balik menatapnya, "haruskah kau selalu mengingatkan itu?"
Kyuhyun mengangkat kedua bahunya, "kenapa? Emang itu kenyataannya. Bahkan kau dulu sering tidur di kamarku, ingat? Oh iya, kau juga pernah tidur sambil memelukku setelah menangisi kematian anjingmu, dan..."
"Yayaya...." Seohyun menutup kedua telinganya, "aku mengerti. Lagipula, itukan dulu sebelum kita pubertas dan belum memahami arti kata malu."
Kyuhyun terkekeh kecil, "nah. Jadi Seohyunku, dengarkan baik-baik. Kau tidak perlu memikirkan yang aneh-aneh. Sebelum seterkenal dan setampan ini, kau sudah lebih dulu mengenal baik dan burukku. Bahkan kau sudah melihat dan menyentuh seluruh seluk beluk tubuhku dan...Aw!!" Kyuhyun mengelus bahunya yang baru saja dipukul Seohyun dengan sekuat tenaganya, "sakit!"
"Sudah kubilang berhenti."
"Baiklah," Kyuhyun kembali menghadap kedepan, "tapi aku tidak keberatan kalau kita tidur bersama lagi seperti dulu, toh aku juga sudah melihat segalanya."
Kyuhyun tersenyum kecil dan langsung tancap gas sebelum Seohyun memukulnya lagi.
"Ya!!!" Kyuhyun melirik Seohyun, "kenapa mencubit lenganku? Aku sedang menyetir!"
🎸🎹🎸🎹🎸🎹🎸🎹🎸🎹🎸🎹🎸🎹🎸
Suara berisik dari luar kamar membangunkan Yonghwa yang sedang asik berimajinasi dalam mimpi. Dengan mata yang masih terbuka setengah dia berjalan malas membuka pintu kamar.
"Jadi menurutmu aku lebih cocok memakai yang hitam?" suara Jungshin menarik perhatian Yonghwa yang baru bangkit dari kubur, "tapi kok aku lebih suka yang putih, ya?"
Jonghyun mendengus kesal, "kalau begitu kenapa kau minta pendapatku?"
"Cih, memang salahku. Seleramu sangat rendahan, Hyung." Jungshin melepas jas hitam yang dipilihkan oleh Jonghyun. Matanya menangkap sesosok mahluk tak berbentuk, "Yonghwa Hyung!" dia berlari dan membawa kedua jas mewah, hitam dan putih, "menurutmu lebih bagus yang mana?'
Yonghwa menyipitkan matanya, dia belum sadar sepenuhnya. Dengan malas dia menunjuk asal, memilih jas berwarna hitam.
"Lihat," ucap Jonghyun, "selera siapa yang rendahan?"
"Cih," cibir Jungshin lagi, "kalian berdua tidak berguna."
"Ya! Hyung kau baru bangun?" Minhyuk keluar dari kamarnya dengan pakaian yang sudah rapi, dia melirik jam ditangannya, "ini sudah jam setengah lima!"
Yonghwa mengernyit bingung, "emang kenapa?"
"Jangan bilang kau lupa kita ada pesta jam tujuh malam." cecar Jonghyun.
Sontak Yonghwa tersadar, "Astaga! Kukira acaranya besok. Bagaimana ini?"
"Kau ini lemah sekali. Yasudah panggil saja stylistmu kesini, kami tidak mau menungguimu!" kata Jungshin yang masih dendam.
"Ya! Bagaimana mungkin aku menyuruh seorang perempuan ke apartemen yang dihuni empat pria jantan, dan kenapa tidak ada yang membangunkanku?"
"Apa?" protes Minhyuk, "aku sudah membangunkanmu tiga kali dari jam tiga tadi. Kau saja yang seperti sapi!"
"Dan maaf saja," sambung Jonghyun, " kalian hanya akan berdua disini, kami bertiga akan kesalon. Jadi kau mandilah, biar Jungshin yang memanggil stylistmu. Cuman itu yang bisa kami bantu"
"Sejak kapan Jungshin punya nomor stylistku?"
"Sejak kau tidak punya nomornya dan Jungshin harus menanggung segalanya."
"Omong-omong mengenai stylistku, apa kalian tidak mencurigai hubungannya dengan Kyuhyun Hyung?"
Minhyuk melempar handuk tepat diwajah Yonghwa, "sempat-sempatnya kau menggosip. Semua orang juga tau mereka tetangga sejak kecil, bahkan Kyuhyun Hyung sudah mengumumkannya kemedia, dia juga sering menjemputnya. Kau saja yang tidak memperdulikan sekitarmu."
Yonghwa menatap kesal ketiga personilnya itu, tapi dia menurut dan langsung bergegas mandi.
"Halo, Seohyun. Bisa kau kesini?" Jungshin menunggu jawaban, "ah... Hyung kami butuh bantuan besar... Baiklah... Terimakasih!" lalu menutup telfonnya.
Sepeninggalan ketiga lelaki itu, Seohyun duduk di sofa ruang tamu. Menunggu Yonghwa selesai mandi. Benar kata mereka, Yonghwa menghabiskan tiga puluh menit hanya untuk mandi. Seohyun memandangi sekliling ruangan, apartemen yang tergolong mewah tapi sangat berantakan, bosan dia merapikan majalah yang berserakan di atas meja.
Selesai mandi Yonghwa berjalan menuju kamarnya. Dia hanya memakai handuk, karena memang tidak pernah membawa pakaian ke dalam kamar mandi.
"Astaga. Kenapa dia sudah ada disini?" pikir Yonghwa didalam hati setelah melihat Seohyun, dengan langkah mengendap-endap seperti maling dia berjalan ke kamarnya.
Krikkkkkk....
Seohyun refleks melihat kebelakang, mencari tau sumber bunyi tersebut, "kyaaaa!!!" dia menjerit kesetanan tapi tidak sempat menutup kedua matanya. Yonghwa membalas dengan cengiran bodoh dan langsung masuk ke kamarnya.
"Hmm..." Yonghwa batuk salah tingkah sejak insiden berdarah itu. Sesekali dia mencuri pandang ke arah Seohyun yang sedang merapikan rambutnya. Sungguh dia benci suasana ini. "Jadi," dia memberanikan diri bersuara setelah tiga puluh menit yang penuh keheningan "menurutmu aku lebih cocok pake yang putih atau hitam?" dia menunjuk kedua rompi yang sengaja tergeletak di sofa.
"Putih... Sepertinya."
"Oke." Sepertinya memang seleraku dan Jonghyun yang rendahan, batinnya, "kau, ikutlah bersamaku," lanjutnya.
Seohyun tampak terkejut, "kenapa, Oppa?"
"Itu..." Yonghwa diam sejenak, ia tampak malu-malu, "aku tidak bisa menyetir" habislah sudah imageku, batinnya lagi.
Seohyun tersenyum kecil, "baiklah. Aku mengerti."
"Tapi pakaianmu," Yonghwa mengambil handphonenya yang terletak diatas meja, "kita mau ke pesta pernikahan, aku akan meminjam gaun Seolhyun, apartement nya di lantai sebelas."
"Tidak perlu. Aku akan menunggu di dalam mobil."
"Tidak. Aku sudah banyak merepotkanmu, jadi aku tidak akan menelantarkanmu. Apa yang harus kukatakan pada Kyuhyun Hyung kalau sampai kau mati kepanasan di dalam mobil," Yonghwa menekan keyboard handphonenya, "Yeo-dongsaeng," katanya begitu panggilan itu dijawab, "ah... Kau masih marah? Oppa punya permintaan... Ayolah Seolhyunku... Baik baik... Begini saja, aku akan memberimu nomor Song Joong Ki Hyung... Tentu saja aku punya, kami sangat dekat asal kau tau... Nah, jadi begini, apa aku boleh meminjam gaunmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
For First Time Lovers - Yongseo
Fanfiction"Baiklah. Kalau begitu aku akan turun ke duniamu." "Lihat saja kalau kau berani melakukannya!" "Baiklah. Kalau begitu kau yang akan naik ke duniaku." Yonghwa tersenyum licik menanggapi segala amukan Seohyun, "kau, tunggulah disini. Aku akan membawam...