Tidak pernah terlintas sekalipun dalam benak Seohyun kencan bersama Yonghwa. Tidak. Bahkan bermimpi pun dia tidak berani.
Ingin sekali ia menampar pipinya sendiri, memastikan ini semua bukanlah khayalannya yang selalu tinggi itu. Namun, ketika dia melihat wajah Yonghwa, yang sedang menatapnya dalam dan teduh, ia menjadi yakin, mimpi tidak akan pernah punya alur senyata ini.
Bolehkah aku menciummu?
Yonghwa masih sabar menanti jawaban Seohyun.
"Aku..." ragu-ragu Seohyun memberanikan diri menjawab, "aku belum pernah melakukannya."
Wajah Yonghwa yang tadinya menegang berubah menjadi penuh kebingungan, "hah? Benarkah?"
Seohyun mengangguk malu, sementara Yonghwa terkekeh kecil, "astaga. Kau ini benar-benar polos sekali. Aku bahkan sudah melakukannya sejak SMP. Jangan bilang kau juga belum pernah jatuh cinta?"
Seohyun mengangkat kepalanya. Apa dia bodoh? Bukankah sudah kubilang aku menyukainya? Bukankah itu berarti dia sudah pernah jatuh cinta?
"Baiklah. Maafkan aku. Kau tidak perlu mengiyakan. Kabari kalau kau sudah siap menyerahkan ciuman pertamamu untukku," goda Yonghwa.
"Tidak. Biar aku yang melakukannya. Kan kau yang menang, Oppa. Jadi biar aku yang memulai," ucap Seohyun ragu.
Yonghwa mengacak-acak rambut Seohyun, "aigo. Kau ini. Bagaimana mungkin seorang wanita mencium prianya duluan?"
Prianya? Bukankah imbuhan-nya menyatakan kepemilikan? Apa artinya dia dan Yonghwa... Kya!! Membayangkannya saja membuat pipi Seohyun merona merah seperti udang rebus.
"Ayo," Yonghwa menarik kembali tangan Seohyun dan memasukkannya dalam saku jaket Yonghwa. Mereka berjalan menyisiri danau buatan yang terletak persis di tengah-tengan taman bermain, "bagaimana kalau kau membuat panggilan khusus untukku?"
"Contohnya?"
"Ya! Kau harus memikirkannya sendiri!"
Seohyun berpikir sejenak, "Yongg..."
"Yong? Apa aku naga?"
"Haha.. maaf..."
"Hyunn..."
"Hah?"
"Baiklah, aku akan memanggilmu hyunnnn...." ucap Yonghwa sambil tertawa.
Tiba-tiba Seohyun berhenti berjalan dan melepaskan genggaman Yonghwa, " Oppa. Itu... bukankah aku sudah berjanji akan mengabulkan permintaanmu jika kalah? Aku hanya tidak suka jika tidak menepati janjiku."
Yonghwa tersenyum manis, "apa kau sebegitu inginnya berciuman denganku?"
"Hah?!"
"Tidak masalah. Berjalan denganmu hari ini sudah lebih dari cukup untukku. Aku tidak mau memaksamu lebih. Lagipula, aku ingin ciuman pertamamu kau berikan untuk orang yang benar-benar kau cintai. Walaupun aku sangat menginginkannya, tapi aku tidak mau egois. Aku..."
Cup...
Bibir Seohyun mendarat persis di bibir Yonghwa, sehingga Yonghwa tidak lagi menyelesaikan kalimatnya. Ciuman itu begitu singkat, tak sampai dua detik, tapi mampu membuat wajah Yonghwa merona terang dan jantungnya berdetak keras.
Seohyun tersenyum malu-malu kemudian berlari meninggalkan Yonghwa.
"Ya! Ya! Mau kemana kau?!" Yonghwa mengejar Seohyun. Mereka berlari-lari persis seperti film India. Tapi tidak butuh waktu yang lama untuk Yonghwa menangkap Seohyun, "berani sekali kau kabur setelah membuatku mati kutu seperti itu!"
Seohyun tertawa, "maaf."
"Jadi begitu, kau sudah memberikan ciuman pertamamu untuk orang yang kau cintai. Terimakasih sudah memilihku. Aku cukup tersanjung," kata Yonghwa dengan pedenya.
"Akhirnya kau sadar juga, O.."
"Aku juga..."
"Hah?"
"Aku juga mencintaimu."
Seohyun menganga tidak percaya. Apa dia salah dengar?
"Kupikir ini cuman perasaan bersalah karena sudah menyakiti dan memperlakukanmu seeenaknya," sambung Yonghwa, "tapi tidak. Semakin sering kita bersama, semakin sering aku melihatmu, semakin yakin pula aku dengan perasaanku untukmu. Jangan tanya kenapa dan kapan apalagi bagaimana, karena aku juga tidak tau jawabannya. Satu-satunya yang aku tau dan yakin adalah aku benar-benar jatuh cinta padamu, Hyun."
Seohyun benar-benar akan menangis sekarang. Bagaimana mungkin ini semua terjadi? Pria yang selama ini diyakini hanya tinggal dalam alam khayalnya malah membalas perasaannya. Ingin sekali dia memeluk Yonghwa. Tapi semakin dia memainkan logikanya semakin dia menyadari beraama Yonghwa adalah suatu hal yang mustahil.
Bagaimana kalau media tau? Sumpah demi apapun, dia lebih rela tidak melihat Yonghwa daripada melihat karir Yonghwa hancur hanya karena seorang stylist rendahan sepertinya.
Ah... benar juga. Kenapa akhir-akhir ini aku sering melupakan statusku? Bukankah aku hanya seorang stylist dan dia adalah atasanku? Kalimat itu terus mengganggu pikiran Seohyun.
"Oppa... maaf, kau harus sadar itu hal yang mustahil. Aku cukup tau diri untuk tau posisiku."
"Aku tidak pernah memikirkan itu dan aku juga tidak perduli dengan apapun posisi yang kau ributkan."
"Tidak. Aku tidak ingin menghancurkan karir yang sudah susah payah kau bangun, Oppa. Kau harus ingat, ada jutaan wanita yang mencintaimu di luar sana. Kau juga harus memikirkan nasib teman-teman sebandmu. Aku tidak mau jadi perempuan egois yang lebih mementingkan perasaannya daripada kehidupan orang yang dicintainya."
Yonghwa terdiam. Kenapa Seohyun selalu bisa membuatnya diam tak berkutik? Kenapa Seohyun selalu memikirkan apa yang tak pernah dia pikirkan?
"Terimakasih," sambung Seohyun, "sudah membuat semua mimpiku menjadi kenyataan. Tapi selamanya kau adalah sesuatu yang tidak mungkin untuk kumiliki. Terimakasih, selamat tinggal."
Seohyun berlari sekencang mungkin, memastikan Yonghwa tidak bisa mengejarnya. Dia bersembunyi di dalam toilet wanita, menangis dan merutuki kebodohannya.
Tidak. Kau sudah melakukan hal yang benar, Seohyun. Ucapnya dalam hati untuk menyenangati diri sendiri.
Dalam tangisannya, dia teringat, satu-satunya pria yang ia miliki. Yang tidak akan pernah mengecewakan apalagi menyakitinya.
Titt...titt...tit...
"Kyuhyun... kau dimana? Tidak aku tidak menangis... aku... aku dia taman bermain... aku... terimakasih... aku akan menunggumu."
Tak lama setelah itu Kyuhyun datang menjemput Seohyun yang masih menangis di dalam toilet wanita. Begitu mendengar suara Kyuhyun, dia langsung keluar dan berlari memeluk pria itu.
Kyuhyun membelai rambut Seohyun lembut, "tidak apa. Ada aku di sini. Ayo kita pulang."
Yonghwa yang menunggu Seohyun di luar toilet menghampiri mereka, "hyun..."
Kyuhyun tidak tau persis apa yang membuat Seohyun menangis, tapi melihat Yonghwa membuatnya yakin, apapun itu pasti berhubungan dengan pria brengsek ini. Dia memandang Yonghwa tajam, mengisyaratkan untuk tidak mendekat atau Kyuhyun akan membunuhnya.
Dengan masih dalam pelukannya, Kyuhyun membawa Seohyun masuk ke dalam mobilnya dan melesat pergi secepat mungkin. Seohyun sudah teralu lelah menangis sampai akhirnya terlelap.
Belaian tangan Kyuhyun menyisir rambut Seohyun lembut. Apapun itu tidak penting, asalkan Seohyun berhenti menangis. Melihat air mata Seohyun rasanya membunuh Kyuhyun. Dia jadi ingin membunuh siapapun yang berani menyakiti Seohyun-nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
For First Time Lovers - Yongseo
Fanfiction"Baiklah. Kalau begitu aku akan turun ke duniamu." "Lihat saja kalau kau berani melakukannya!" "Baiklah. Kalau begitu kau yang akan naik ke duniaku." Yonghwa tersenyum licik menanggapi segala amukan Seohyun, "kau, tunggulah disini. Aku akan membawam...