Setelah memarkirkan mobil, mereka masuk ke mall. Mengitari beberapa toko. Seohyun menerka-nerka apa yang akan ia lakukan bersama Yonghwa di tempat ini. Yonghwa hari ini berpakaian serba hitam dilengkapi kacamata dan topi hitam juga, khas penyamarannya.
"Nah," Yonghwa menunjuk sebuah dress berwarna emas mengkilat, "bagamaina menurutmu?"
"Lumayan." jawab Seohyun jujur.
"Tidak. Aku butuh yang sempurna, bukan sekedar lumayan." dia mengembalikan baju tersebut.
Setelah lima belas menit mencari-cari baju, yang omong-omong semuanya adalah dress berwarna emas atau blink-blink bersinar, Seohyun sampai curiga, apakah Yonghwa begitu fanatik dengan sesuatu yang mengkilat? Yonghwa menunjuk sebuah gaun cantik yang juga mengkilat.
"Sempurna." Seohyun mengangguk mantap.
"Nah," Yonghwa menyodorkan gaun tersebut ke tangan Seohyun, "conbalah. Aku yakin ukuran tubuh kalian tidak berbeda jauh."
Jadi inikah fungsi kehadiran Seohyun? Karena Yonghwa ingin membelikan baju untuk seorang wanita yang bahkan Seohyun tidak tahu siapa.
"Wahh!!" mata Yonghwa berbinar-binar menatap gaun mengkilat yang kini melekat di tubuh Seohyun, "cantik sekali..."
Seohyun tersenyum.
"Gaunnya," lanjut Yonghwa. "Baiklah aku akan membeli ini!"
"Kau tidak bertanya..." ucap Yonghwa setelah mereka membayar gaun tersebut, "untuk siapa hadiah ini? apa tidak penasaran?"
Sedikit terkejut, Seohyun hanya menatap kosong, "tidak masalah. Itu privasimu, Oppa. Aku kan hanya membantu."
"Itulah yang kusuka darimu. Kenapa aku baru sadar ada orang sebaik dirimu di dekatku?"
Hening. Seohyun tidak membalas ucapannya.
"Shinhye," lanjut Yonghwa, "besok dia berulangtahun, delapan belas Febuari."
"Ohh..."
"Dia mengacuhkanku, tapi tidak masalah, aku akan tetap memberikannya hadiah. Bukankah itu yang dilakukan seorang sahabat?"
Hening. Seohyun hanya tersenyum.
"Kau tidak lapar?"
Entah kenapa Yonghwa merasa Seohyun lebih banyak diam hari ini. Ia menatap gadis di depannya yang sedang asik memakan kuenya.
"Ya! Apa kau suka sekali ubi manis?" Yonghwa mengerdik ngeri, "kue dan bahkan minumanmu terbuat dari ubi manis."
Seohyun menggangguk semangat, "Hm... Aku bahkan lebih memilih ubi daripada apapun?"
"Benarkah?"
"Hm...Hm..."
"Bagaimana dengan ramen?"
"Aku lebih suka ubiku."
"Steak?"
"Ubi, dong."
"Belanja?"
"Ubi."
"Kyuhyun Hyung?"
"Tentu saja ubiku. Kenapa malah membawa dia?"
Yonghwa berfikir keras, mencari sesuatu yang di sukai banyak wanita melebihi makanan, "Ah! Bagaimana denganku? Apa kau lebih memilih ubi manis daripada aku?" Yonghwa menyengir lebar.
"Ya!" Seohyun meletakkan sendoknya, "bagaimana mungkin kau membandingkan orang dengan sesuatu yang dimakan?"
"Bukankah Kyuhyun Hyung juga orang? Apa bedanya?"
"Tidak. Aku tidak mengganggapnya begitu." jawab Seohyun santai.
"Omong-omong, aku suka saat kau meneriakiku. Terdengar lebih akrab. Bagaimana kalau mulai sekarang kau berbicara lebih santai? Tidak perlu ada imbuhan Oppa, seperti yang kau lakukan pada Kyuhyun Hyung."
"Tidak mungkin, Oppa. Itu tidak sopan."
"Kenapa? Aku hanya merasa seperti ada tembok saat berbicara denganmu."
"Maaf. Aku adalah stylistmu dan kau adalah atasanku, Oppa. Bagaimana mungkin aku bersikap kurang ajar?"
"Ya! Kurang ajar bagaimana? Kau ini polos sekali."
"Maaf..."
"Baik...Aku mengerti."
Setelah itu kembali hening sampai mereka turun menuju pintu keluar mall. Tiba-tiba langkah Yonghwa terhenti. Ia melihat Seohyun dari atas kebawah, memicingkan matanya kemudian menarik tangan Seohyun memasuki sebuah toko pakaian.
"Bagaimana kalau kau mencoba ini?"
"Kenapa, Oppa? Apa kau ingin memberi dua hadiah?"
"Bukan. Coba saja."
"Tapi..."
"Sudahlah..." dia melilitkan syal itu ke leher Seohyun, "cocok sekali. Terlihat cantik." Yonghwa bertepuk tangan puas melihat penampilan Seohyun.
"Tapi, Oppa..."
"Baiklah, aku akan membelikannya untukmu."
"Hah? Untukku?"
"Iya. Motif hewannya bagus sekali. Anggap saja ucapan terimakasih karena akhir-akhir ini aku begitu sering memanfaatkanmu."
"Aku tidak merasa begitu."
"Aku tau. Kau mau langsung memakainya? Aku akan membayarnya."
"Tidak. Aku akan mencucinya dulu." kata Seohyun pasrah.
Setelah puas belanja, mereka kembali ke parkiran,"Seohyun," panggil Yonghwa dalam perjalanan pulang, "ah... tidak jadi."
"Ada apa, Oppa? Katakan saja;"
"Aku tidak enak merepotkan lagi."
"Sudah kubilang aku tidak terbeban. Apa yang bisa kubantu?"
"Besok, aku ada konser jam delapan malam, kau ingat?"
"Ya, tentu saja."
"Maukah kau menjemputku di cafe The King jam sebelas siang? Aku akan mentraktirmu disana."
Seohyun menoleh sebentar, bingung. Tidak biasanya Yonghwa pergi keluyuran di hari-H konsernya. Apalagi biasanya kalau urusan konser, akan ada supir khusus antar-jemput. Tapi Seohyun hanya menggangguk. Seperti biasa, dia tidak pernah menolak permintaan Yonghwa.
Tidak akan pernah.
KAMU SEDANG MEMBACA
For First Time Lovers - Yongseo
Fanfiction"Baiklah. Kalau begitu aku akan turun ke duniamu." "Lihat saja kalau kau berani melakukannya!" "Baiklah. Kalau begitu kau yang akan naik ke duniaku." Yonghwa tersenyum licik menanggapi segala amukan Seohyun, "kau, tunggulah disini. Aku akan membawam...