Ch 5: Desas-desus

1.5K 182 124
                                    

MENGUAK TRAGEDI BERDARAH DI MALAM TAHUN BARU


Pojoktengah.com, Medan--Seorang mahasiswi USU, Melia Ivanka (22), tewas mengenaskan di kamar kos kekasihnya yang terletak di kawasan Jalan dr. Mansyur, Medan. Meli ditemukan tak bernyawa sekitar pukul 07.00 WIB, Senin, (1/1).

Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Kamal Mulam menyatakan, terdapat dua luka panjang menganga di leher korban akibat sayatan benda tajam. Korban juga mengalami luka robek yang cukup parah di bagian perut, serta luka lainnya yang diduga diakibatkan oleh benda yang sama.

Sementara itu, tambahnya, kekasih korban, Virja A. Yazid (20), dinyatakan menghilang sejak Senin (1/1). Berdasarkan laporan terakhir hingga kini keberadaannya masih belum dapat dipastikan. (PJ/Al)

____________________


"Kau kenal dia?"

"Emm ..., siapa maksudmu?"

"Melia Ivanka."

"Ahh ..., satu FIB juga tau siapa dia."

"Dia dibunuh."

"APA?!" Lelaki itu tampak kaget. Matanya bergerak menelusuri layar ponsel yang disodorkan padanya.

Berita kematian Meli pun menyebar bagai api. Seisi koridor penuh dengan suara-suara berisik mengganggu. Berdengung seperti lebah. Mereka membicarakan kematian Meli, si ayam kampus yang terkenal di kalangan para lelaki.

Dia sangat cantik.

Namun, wajah cantik itu kini lenyap bersama kematiannya yang tragis.

"Dia hidup hanya untuk mengotori tubuhnya. Aku harap dia lebih tenang di neraka."

"Jaga bicaramu, bodoh! Aku dengar dia sudah tobat. Dia sedang menjalin hubungan serius dengan seseorang."

"Siapa ..."

"Pacarnya alumni Fakultas Kedokteran, Bro!"

"... yang nanya."

"Hahaha ...."

Mereka semua tertawa tanpa beban. Irina hanya bisa mengepalkan tangan sembari membawa kakinya berjalan terseok di sepanjang koridor kampus. Kedua telinganya serasa terbakar mendengar olok-olokan mereka. Meli yang malang. Kematiannya ternyata hanya dianggap sebagai pengisi lelucon. Tidak ada satu pun dari mereka yang berduka. Padahal orang-orang idiot itu, dulu, kerap memuja Meli sebagai perempuan paling cantik di FIB. Mereka tak akan bisa mengalihkan pandangan jika tubuh Meli yang semampai berlenggak-lenggok di hadapan mereka. Rambutnya yang panjang sehitam malam akan ikut bergoyang saat dia berjalan. Irina ingat bagaimana Meli sering menggigit bibirnya ketika berbicara, membuatnya tampak sangat sensual.

Irina merasa sangat bodoh. One night stand tetaplah one night stand. Tidak ada orang yang sepenuhnya menggunakan hati dalam hubungan seperti itu.

Meli sudah mati. Pada akhirnya dia hanya akan terkubur bersama ingatan buruk orang-orang, sekali pun dia sudah lama berhenti dari dunia kelam itu. Lalu, bagaimana dengan Irina? Apa dia juga akan berakhir seperti Meli? Tewas bersimbah darah dan menjadi bahan olokan semua orang?

GILA! AYAM KAMPUS TEWAS DIMUTILASI BIKIN GEGER!

Orang-orang akan tertawa ketika membaca headline Koran Metro 24 dan menemukan inisial namanya sebagai korban dalam artikel tersebut.

Irina menggeleng. "DIAM!" teriaknya tiba-tiba, kemudian suara tawa mengejek itu pun lenyap seketika. Irina menggilir satu per satu wajah orang-orang yang menatapnya dengan pandangan mencibir. Mereka berbisik-bisik. Irina bisa mendengarnya.

OUR STORY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang