05

32 4 8
                                    

Sore harinya saril menuju tempat yang begitu ia rindukan. bukan tempat, lebih tepatnya... jiwanya. Jiwa yang begitu ia rindukan selama ini, yang mengisi hari-harinya yang begitu bewarna. Sekarang saril sudah berada disana.

Saril begitu rindu dengan sosoknya, ingin rasanya memeluk raganya tapi semua itu hanya mustahil, semua percuma, ia sekarang hanya bisa melihat sekumpulan tanah yang sudah bernisan.

Entah, ia harus berbuat apa. Sekarang ia hanya bisa menangis dihadapan nisan yang bertulis nama seseorang yang begitu ia rindukan.

" Hai ka... maaf baru bisa kesini lagi. " ujarnya dengan menaruh bucket bunga mawar putih kesukaan mereka, tepat dipusaran makam Elang.

"kakak tahu? Aku sekarang sudah kuliah. coba kakak ada, pasti kakak senang kalau aku sudah masuk perguruan tinggi yang aku mau." Ucapnya yang mulai terisak.

" kaa... aku rindu semua perhatian,ucapan,perkataan, semuanya yang kakak pernah lakuin ke aku, aku ingin merasakannya lagi." wajah saril yang sudah dibendungi air mata.

"maaf ka...aku belum bisa nempatin janji aku, kalau aku harus selalu bahagia. Semua sulit setelah kakak dan dia tidak lagi disisi aku." Saril mengusap air matanya yang mulai menderas.

Tiba-tiba hujan menetes ke permukaan tanah dengan lemahnya.

"sudah mau hujan, aku pulang yah. Ich liebe dich (aku menyayangimu) " ucap dengan seulas senyum manisnya. Lalu ia mengusap nisan Elang.

setelah itu saril meninggalkan permakaman tersebut.

******

Sepulang dari permakaman saril langsung ke kediamannya. Saat ia masuk disana sudah terdapat Mom dan Daddy Saril yang sedang bernonton televisi. Dengan senyumnya ia menyalami kedua orang tuanya.

" hai Mom, Dad! "

" hai sayang " Jawab Even-Mommy saril.

" loh baru pulang? " tanya Ryan-Dad saril.

" abis dari tempat Elang. " jawab saril.

Seketika senyum yang tecetak dikedua wajah orang tua saril memudar.

" are you miss him? " tanya Even dengan nada lembut sambil mengelus puncak kepala saril.

" semua dikeluarga ini rindu dengan Elang Mom. Yang penting kita selalu mendoakannya saja setiap saat. " ucap Ryan.

"ya sudah. Kamu ke kamar sana, siap-siap untuk makan malam. " lanjut Ryan.

" Ya Dad." Jawab saril.

Setelah makan malam saril menuju kamarnya, saat ia sedang mengerjakan tugas kuliahnya tiba-tiba ponsel saril bergetar yang menandakan sebuah pesan masuk. Disana tercantum nama yang selama ini ia hindarkan. Sebenarnya sudah berpuluh pesan yang Rega kirimkan tetapi tak ada satupun yang Saril baca ataupun balas.

Dengan malas ia taruh kembali ponselnya.

Saat saril ingin menaruh, ponselnya bergetar lagi tanda ada sebuah sambungan telepon masuk. Disana tercantum nama Tira, lalu ia geser tanda hijau disana.

" Hm " jawab saril dengan masih fokus dengan laptopnya.

" Saril ke club yuk... " ucap Tira disebrang sana.

" gak bisa, gue lagi ngurus tugas" tolak saril dengan nada dingin

" yailah.. besok kan wekkend . Ayolah Ril, plis... " jawab Tira.

Mungkin jika sekarang mereka sedang bertatap langsung, tira sudah menyiapkan tatapan puppy eyes nya untuk membujuk saril.

" gak bisa tiraa..." jawab saril jengah.

Secret My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang