Jimin mengerjapkan
mata indahnya lucu,
melihat sekitarnya
dengan kerutan di dahi
mulusnya tanda bahwa
ia cukup bingung dengan
apa yang ia lihat saat ini."Aku dimana eoh?"
Ucap Jimin bermonolog,
setelahnya masuklah
seorang laki - laki asing
dengan nampan yang
penuh dengan beberapa
hidangan lezat."Kau siapa?"
Tanya Jimin pada akhir
nya saat laki - laki asing
itu akan keluar dari kamar
asing yang saat ini tengah
ia tempati.Laki - laki itu pun tersenyum
manis pada Jimin seraya
membungkukkan tubuh
nya 90°."Perkenalkan, nama saya
Jung Hoseok. Saya yang
akan melayani anda secara
pribadi mulai sekarang,
jika anda menginginkan
sesuatu anda bisa langsung
memanggil saya tuan"Ucapan laki - laki asing
itu membuat kepingan
memori Jimin tentang
apa yang terjadi padanya
kemarin dan membuat
sekujur tubuhnya merinding.Pikirannya kalut, ia
bingung kenapa juga
Jungkook membawa
nya kesana.Lagi pula ia hanya laki -
laki miskin yang tak
memiliki seorang pun
keluarga, tidak mungkin
kan Jungkook membawa
nya kesana untuk menculik
nya dan meminta tebusan
pada akhirnya?"Apa yang sedang kau pikir
kan manis?"Suara berat itu kemudian
memasuki indera pendengaran
Jimin. Membuatnya segera
mencari dimana sumber
suara itu berada.Diambang pintu sana,
Jungkook berdiri dengan
angkuh. Kedua tangan
kekarnya yang ia lipat di
depan dadanya."Ti-tidak.."
Jimin yang ditatap se—
intens itu menjadi gelagapan
sendiri.Jungkook berjalan mendekat
ke arah Jimin dan mendarat
kan bokongnya disisi kasur
king size itu.Jimin yang tak ingin
pandangan matanya
bertemu dengan Jungkook
segera mengalihkan pandangan
nya keluar jendela men—
coba mencari objek yang
menarik untuk dilihat."Makanlah"
Ucap Jungkook seraya
mengarahkan pandangan
matanya ke arah nampan
penuh makanan yang
belum tersentuh sedikit
pun oleh Jimin.Jimin yang mendengar
itu hanya menggelengkan
kepalanya menolak, menatap
Jungkook sekilas lalu me—
ngeraskan rahangnya
kesal menunjukkan apa
yang ia rasakan saat ini."Haha, kau semakin menggemas
kan dengan wajah kesalmu itu"Tangan Jungkook yang
akan mengelus puncak
kepala Jimin, ditepis begitu
saja oleh laki - laki mungil itu.Jungkook yang melihat itu
hanya dapat menghela nafas
nya frustasi, menjinakkan
seorang Jimin tak semudah
yang ia bayangkan."Baiklah ku tinggal dulu ya"
.
.
.
Jungkook tersenyum
meremehkan ke arah laki -
laki paruh baya didepan
nya, tanpa perasaan ia
menjambak kasar rambut
laki - laki paruh baya itu.Menendang tubuh
ringkihnya hingga jatuh
tak berdaya ke lantai rumah
nya yang dingin."Tu-tuan.. ampun tuan... saya
janji akan memba-""Apa? Membayar semua utang
mu pada ku? Ck, kau bergurau?
Dari mana kau bisa mendapat
uang sebanyak itu sialan?!"Jungkook pun mengambil
pistolnya dan mengisi
pistol itu dengan peluru
yang ada dikantongnya.