PART 9

2.2K 41 0
                                    

Entah ini masuk 21++ atau enggak karena hanya digambarkan lewat prolog sedikit dan ada percakapan dewasanya juga sedikit wkwk...

Pagi harinya saat aku terbangun, aku sudah tidak menemukan Yudha disampingku. Setelah aku berhasil menyandarkan kepalaku di ranjang dan mengelus perutku pelan, aku mendengar suara gemericik air yang menandakan bahwa Yudha sedang mandi. Mengingat Yudha yang tak pernah mengunci pintu saat mandi pun langsung memunculkan ide gila di otakku. Awalnya aku menolak untuk melakukan hal gila itu dan akal sehatku sedang berperang melawan nafsu yang tiba-tiba muncul menggangguku.

Namun entah kekuatan dari mana yang mampu menggerakkan kaki-ku dan menyuruhku beranjak turun dari ranjang. Aku mulai mengeratkan selimut yang membalut tubuh polosku dan berjalan pelan menuju kamar mandi. Aku tersenyum kecil saat berhasil membuka pintu kamar mandi yang memang tidak di kunci oleh Yudha. Ah entah otak mesumku muncul darimana tapi aku tak bisa menghentikannya sekarang, aku menginginkan Yudha. Apalagi aku mengingat ucapannya semalam yang mengatakan bahwa ia tidak akan melakukannya bila bukan aku sendiri yang memintanya, jadi aku memberanikan diri untuk menggodanya.

Di depanku, Yudha sedang berdiri di bawah kucuran shower dan tengah membilas tubuh seksinya dari sisa sabun. Baru melihatnya naked dari belakang saja sudah membuatku sangat menginginkannya memuja tubuhku seperti semalam.

Aku mulai melepaskan selimutku sehingga tubuh polosku kini terpampang semuanya, tanpa terkecuali. Semalam aku memang tidak mengenakan pakaian dalamku sekalipun, aku sudah terlalu lelah sehingga dekapan hangat Yudha langsung membawaku untuk terlelap tidur.

Kini aku sudah melangkah mendekatinya. Dan tanpa aba-aba, aku memeluk tubuhnya erat dari belakang, mengecup punggungnya yang sandar-able dan mengucapkan selamat pagi.

Sempat kurasakan tubuh Yudha menegang sesaat karena terkejut, tapi ia kembali merilekskan tubuhnya dengan mengelus tanganku yang melingkarinya dan membalas ucapan selamat pagiku. Saat Yudha akan berbalik, aku menahannya hingga ia tertawa kecil. Biarkan begini kataku dan ia kembali mengelus lembut tangan dan lenganku. Dengan kurang ajarnya lagi aku menggoda Yudha dengan menekan sekaligus menggesekkan buah dadaku yang mulai berubah ukurannya di punggungnya. Yudha sempat menahan nafasnya dan terpejam karena godaanku barusan. Kemudian dengan gerakan cepat Yudha sudah berbalik badan sehingga berhadapan denganku.

Yudha mengamati sebentar tubuh polosku dan menghembuskan nafasnya. Aku tahu ia tengah menahan gairahnya karena perbuatanku ini. Saat aku akan memeluknya kembali, Yudha menahan tanganku sebelum sempat melingkari tubuhnya.

"Kamu mau mandi kan? Aku selesain mandiku dulu ya, baru setelah itu aku bantu kamu mandi." Katanya lembut.

Yudha membalik tubuhku dan mendorongku sedikit menjauh darinya. Kemudian ia melanjutkan acara mandinya yang sempat tertunda olehku.

Aku kembali memeluk tubuhnya dari belakang dan mulai terisak disana. Yudha yang mendengar isakan kecilku kembali berbalik dan menunjukkan wajah paniknya.

"Lho kamu kenapa, ada yang sakit ya? Mana yang sakit, perut, kepala atau mana, Yang?" Tanyanya bertubi-tubi sambil memeriksa tubuhku.

"Hatiku yang sakit!" Pekikku kesal sambil menutup wajahku dengan tangan.

"Eh?"

"Aku udah malu-maluin di depan kamu dengan telanjang begini. Tapi kamu nolak aku hiks.. hiks.."

"Aku nolak kamu apa Sayang?" Tanyanya frustasi.

"Gak usah pura-pura gak tau. Aku mau kamu, Yudha!" Aku sudah berbalik meninggalkannya dan ingin keluar dari sini, tapi Yudha memelukku erat.

"Bukannya aku nolak kamu Sayang. Tapi kita baru melalukannya semalam, kamu masih capek bahkan. Apa gapapa hm?"

"Aku baik-baik aja Yud. Aku gak peduli, aku mau kamu hiks.."

I'M SORRY, DARLING!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang