No me ames, porque pienses
Que parezco diferente..
I want to love you
Don't love me because you think I'm
different..
Jiyong menggeliat pelan sembari mengucek matanya saat cahaya matahari menembus gordin tipis kamar. Jiyong beringsut mendekati jendela, seulas senyum ia kembangkan, menikmati pagi hari yang cukup cerah hari ini.
Jiyong melirik kalender duduk yang terletak di meja nakas, tak terasa sudah genap seminggu ia berlibur di Yogyakarta. Pria mungil itu kembali mengalihkan pandangannya ke jendela, mengulum senyum saat matanya mendapati sosok Seunghyun yang tengah membaca koran di teras kamarnya. Muka Seunghyun terlihat serius menekuri koran sambil sesekali menyesap kopinya.
"Ups!" Jiyong buru-buru bersembunyi di balik jendela saat Seunghyun mengalihkan pandangan ke arahnya, apa tadi ketahuan, ya?
Jiyong menghela napas sambil memegangi dadanya yang berdebar cepat. Ini aneh. Jiyong sebelumnya tak pernah berdebar begini, semenjak.. Semenjak ia dekat dengan Seunghyun.
'Apa yang kupikirkan!' Jiyong mengacak rambutnya frustasi. Ya, semenjak ia dekat dengan Seunghyun. Jiyong kembali membuang napas, sebenarnya ia juga tak tahu apa yang terjadi dengan dirinya. Nyatanya, Jiyong hanya berdebar ketika ia berinteraksi dengan Seunghyun. Ketika mereka pergi keluar, Jiyong selalu suka menatap Seunghyun, bahkan ketika selesai bicara Jiyong tak pernah mampu mengalihkan pandangannya dari mata itu. Mata Seunghyun seakan menguncinya, membuatnya tak mampu bernapas normal.
Jiyong mengaku, ia selalu merasa aman setiap tangan besar Seunghyun menggenggam tangan Jiyong hangat, mengantisipasi agar Jiyong tak terpisah olehnya setiap mereka pergi berdua di tengah keramaian. Senyuman Seunghyun selalu membuat rasa aneh menggelitiki perut Jiyong.
TOK.. TOK.. TOK..
Suara ketukan pintu -yang sebenarnya tidak keras- membuat Jiyong terlonjak. Jiyong mengintip dari celah lubang pintu. Itu Seunghyun!
'Astaga! Mau apa dia?!' dengan tergesa Jiyong membasuh muka bangun tidurnya, menyisir rambut sebelum menemui Seunghyun yang masih berdiri di depan pintu.
"Hai.." Jiyong menampilkan senyum terbaiknya begitu suara lembut Seunghyun menyapanya. "Kupikir kau masih tidur.."
"Tidak. Aku sudah bangun daritadi." Jiyong tersenyum lagi, merasa konyol karena tiba-tiba pipinya memanas. "A-ada apa mencariku?"
Seunghyun berdeham, tersenyum sambil menggaruk tengkuknya. Apa ia gugup?
"Apa kau mau menemaniku pergi?"
"Hah?" butuh beberapa waktu untuk Jiyong mencerna pertanyaan -lebih tepatnya- permohonan Seunghyun. "Menemanimu pergi?"
"Lupakan. Mian, mengganggu kesibukanmu.."
"T-tunggu!" Jiyong mencegat lengan Seunghyun, membuat pria yang lebih tinggi itu kembali menatapnya. "Eh.. Maksudku, memang kau mau mengajakku ke mana?"
"Aku ingin pergi ke Kasongan lagi. Melihat geraiku, ada pegawai baru yang di training." ucap Seunghyun. "Tapi jika kau sibuk-"
"Se-sebenarnya aku cukup senggang hari ini." aku Jiyong sambil menunduk, kenapa ia jadi gugup begini? Seunghyun perlahan mengulas senyuman lagi.
"Jadi?"
"Boleh aku bersiap-siap dulu?" Seunghyun tersenyum geli, namun pada akhirnya ia mengangguk.
![](https://img.wattpad.com/cover/107410637-288-k244051.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
No Me A Mes
RomanceMenjadi pengusaha kaya, sukses di bidang yang ia geluti merupakan cita-cita Jiyong sedari kecil. Di usianya yang kian bertambah dewasa ia telah berhasil mencapai impiannya. Namun, tuntutan pernikahan yang di inginkan sang paman justru membuatnya ing...