2 - Ketua Osis

258 57 0
                                    

Author P O V

RUANG Bimbingan Konseling yang biasanya terasa dingin karena memiliki dua AC didalamnya mendadak terasa panas.
Pak Yoga—Guru Bimbingan Konseling yang mengajar kelas sebelas, terlihat menekan pelipisnya.

Ia menggeleng pelan lalu menghembuskan napasnya jengah.

"Athala," Ujar Pak Yoga pelan. "Apa kamu tidak bosan masuk ruangan ini, hm?"

"Gak pak," Athala menyenderkan tubuhnya di kursi. "Soalnya kan dingin hehe," Jawab Athala cengengesan. Tak ada raut bersalah sedikitpun.

"Terserah! Bapak sudah kehabisan kata-kata,"  Ketus Pak Yoga sambil mengusap wajahnya frustasi. Entah mengapa saat menghadapi siswinya satu ini, kepalanya selalu berdenyut.

Baru saja dua hari yang lalu Athala masuk ruang bk karena berusaha untuk cabut dari sekolah namun secara tiba tiba cewek itu kembali lagi kedalam ruangan sempit yang sangat dihindari semua murid tersebut.

"Bapak harus cari orang buat membimbing kamu," Ucapnya datar membuat Athala bingung.

Athala mengerutkan dahi. "Cari orang siapa sih Pak? Bapak kan guru bk, tugas membimbing, masa cari orang lain buat membing saya?"

"Lebih baik kamu nurut saja," Potong pak Yoga meyudahi. "Terakhir kali bapak sudah bilang sama kamu. Jika kamu masih saja membuat ulah, bapak harus cari orang untuk membimbing kamu."

Athala memutar bola matanya malas lalu mencoba mengingat-ingat perkataan pak Yoga kemarin.

Flasback On

"Kamu kenapa berusaha cabut hah?"

"Habisnya dari pagi sampai sekarang jamkos mulu, kan mending saya pulang pak bisa tidur dirumah."

"Banyak alasan kamu ini! Terus kenapa kamu juga menghasut teman-teman kamu untuk cabut juga?"

Athala bersedekap. "Saya gak ngehasut pak, mereka tanya saya mau kemana terus saya jawab mau cabut, eh mereka ngikut jadi gak salah saya dong."

"Sudah diam!" Suara Pak Yoga naik beberapa oktav. "Bapak sudah lelah menghadapi sikap kamu Thal."

Yang ditatap hanya nyengir kuda.

"Kapan kamu itu mau berubah? Kamu itu anak berprestasi, sering juara kelas tapi kelakuan kamu gak pernah berubah. Sekali lagi kamu masuk ruang bk bapak akan cari orang untuk membimbing kamu!"

Flasback Off

"Emang bapak mau cari siapa buat membimbing saya?" Athala menautkan kedua alis tebalnya. "Dukun?"

Pak Yoga tak menjawab pertanyaan Athala, ia hanya diam. Dan sedetik kemudian sebuah senyum terbit di wajah pak Yoga membuat Athala menatapnya heran. Pak Yoga bangkit berdiri, meninggalkan Athala sendirian.

Athala yang masih merasakan lapar diperutnya berniat meninggalkan ruangan tersebut, namun niatnya gagal karena Pak Yoga tiba-tiba datang dengan seorang pemuda dibelakangnya yang nampak kebingungan juga.

"Silahkan duduk Arkan," Ucap Pak Yoga senang pada salah satu murid kebanggaanya tersebut. Cowok bernama Arkan itu terlihat bingung namun mematuhi perintah Pak Yoga.

Ia duduk disebelah Athala.

Sedangkan Athala, ia melirik pemuda yang dibawa oleh Pak Yoga. Tak lama ia mangut-mangut karena baru kali ini ia bisa sedekat ini dengan Arkan. Selama bersekolah di Taruna, Arkan memang sangat terkenal. Bahkan tiada hari tanpa gosip tentang Arkan dari para tukang ghibah Sma Taruna.

RAIN AND TEARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang