Fortune : 5

33 11 4
                                    

Aku membuka pintu rumah dengan perlahan, tidak tampak satu pun orang di ruang tamu. Aku melirik jam tanganku, pukul 15.30. Dua jam mulur dari jam pulangku.

"Surprise!" teriak seseorang yang membuatku terlonjak kaget

"K-kakak?" Oh, ternyata kakakku masih bisa pulang, tidak tersesat. Aku saja yang selalu berpikir negatif

"Kamu kenapa sih? Kok kayak lihat hantu, gitu," ucap Kak Dita, kakakku.

"Ehm, nggak kok. Ada tetangga baru, loh," pamerku

"Udah tahu. Tadi juga Mama cerita, anaknya ganteng, ya? Tapi yang kedua agak nerd gitu, tapi biasanya anak nerd itu pinter. Ah, aku suka!" cerocos kakakku yang membuatku terheran.

Kakakku suka sama anak nerd? Nggak heran sih, dulu sewaktu SMA dia juga pernah suka sama pengamen yang tiap hari mangkal di gardu depan komplek.

"Eh, wait. Anak yang kedua nerd? Masa sih? Kakak adeknya aja gaul gaul," kataku yang segera teringat pada chanel sialan tadi.

"Punya adik lagi? Cowok juga?"

"Cewek. Adik kelasku, tadi aja habis jalan-jalan bareng," jelasku, "eh, kok kakak pulang, sih?"

Kak Dita melebarkan mata. "Kamu tanya gitu, aku tuh pulang demi ketemu kamu, tahu!"

Demi ketemu aku katanya? Lihat saja besok, dia pasti main sama temennya dan aku diacuhkan bagai sampah.

Oke. Aku drama queen.

"Kemaren tuh, ya, aku ke Paris. Lah di sana aku ke pabrik parfum, aku beliin 5 botol buat kamu," jelas Kakakku yang membuatku terharu. Ternyata aku adik durhaka!

"Aku tahu, kamu di sini katro. Jadi aku beliin parfum dari luar negri, limited edition loh," lanjutnya yang segera menghentikan khayalan khayalan melakonlis ku.

Sekarang, kakakku sudah tidak lugu lagi, dan sepertinya keluguannya berpindah padaku,

Adik tersayangnya.

***

Aku memandangi lima botol parfum yang berjejer rapi di meja belajarku. Bisa biasanya kakakku yang lugu itu,–ralat, pernah lugu–mengataiku katro.

Apa ini Hari Katro untuk Disa Dewi Fortuna?

Tidak. Tidak mungkin, karena mana ada orang yang mau bersusah payah membuatku hari khusus untukku (selain hari kelahiran tentunya).

Ehm, ngomong-ngomong, aku jadi penasaran sama kakaknya Chelsea, adiknya Arma, yang kata Papa namanya Bian, dan yang kata Kak Dita nerd.

Apa dia katro juga? Probabilitasnya, enggak. Karena kakak adiknya gaul semua.

Line!

Aku terlonjak senang, melupakan segala tentang katro dan segera menghampiri handphone ku yang selalu sepi notifikasi itu.

Chelsea : Kak, kata Bunda makasih tadi udah nganterin aku, Bunda pengin kakak ke rumah, bisa kan Kak?

Aku ke rumah calon mertua? Pasti bisa, lah. Bisa sebisa-bisanya!

Disa : Oke, nanti malam ya

Chelsea : Sip. Jangan kemaleman ya, Kak. Udah ditunggu Ayah Bunda.

FortuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang