Maaf ya update nya telat, tapi bener-bener sibuk sama deadline. Maaf klo kayaknya bakal update seminggu sekali, tapi aku usahain update saat ada kesempatan ya
"Maafkan aku baru mengatakan nya sekarang sayang, aku baru menerima sertifikat perceraian nya."
"Jeffrey, jangan bilang kalau aku adalah orang ketiga di pernikahan kalian?!"
Joanna mencoba bangkit dari pangkuan Jeffrey, tapi pria itu makin mengeratkan pelukan nya, tidak ingin berpisah, ia menenggelamkan wajahnya dibalik rambut Joanna yang tergerai indah.
"No honey, bukan kamu penyebab hancurnya pernikahan ku. Aku sudah mendaftarkan gugatan cerai ku sejak 6 bulan lalu, tapi dia tidak ingin melepasku dengan mudah. Satu anak perusahaan Henderson corp. juga tunjangan fantastis untuknya tiap bulan, aku kabulkan agar aku bisa terbebas darinya. Kepergian ku ke London beberapa waktu lalu untuk menyelesaikan semua urusan perceraianku"
"Kenapa kamu merahasiakan nya dariku?"
"Tidak ada niat ku untuk menyembunyikan nya darimu sayang, tak dapat kupungkiri, keberadaan mu membuatku melupakan sejenak masalahku"
"Sebenernya apa yang terjadi Jeff, ceritakan kepada ku"
"Pernikahan kami 2 tahun lalu adalah pernikahan bisnis bukan atas dasar cinta, kedua orangtua kami yang mengaturnya. Walaupun begitu, aku bertekad untuk menyayangi dia dan memperlakukan dia layaknya seorang suami terhadap istrinya. Namanya Bella, dia berprofesi sebagai model, cukup terkenal di London. Aku tidak pernah memintanya berhenti dari pekerjaan nya, karena ku tahu itu dunia yang dia geluti sebelum kami bertemu"
Jeffrey menghela nafasnya, lalu kembali menaruh kepalanya di cerukan leher Joanna, menghirup aroma citrus lembut yang menguar dari tubuh kekasihnya.
"Awal pernikahan semua masih berjalan baik, tapi lama-kelamaan aku merasa bukan seperti seorang pria yang sudah beristri. Karna kesibukan masing-masing, kami jarang bertemu. Aku tidak bisa selalu menemaninya pergi syuting atau pemotretan, begitupun saat aku pergi ke luar kota atau luar negeri, ia jarang bisa menemaniku. Aku jenuh dengan pernikahan ini, saat aku lelah, tidak ada yang menyambut ku di rumah. Dia lebih sering pulang pagi, kadang dia pulang cepat tapi saat aku pulang dia sudah terlelap. Saat aku pergi kerja dia masih tidur, dia paling tidak suka dibangunkan saat tidur"
"Apa kamu pernah membicarakan hal ini dengan nya?"
"Sudah berkali-kali Jo, aku juga sudah membicarakan hal ini dengan mertua ku, saat ia pergi dari rumah. Aku memarahinya karena dia pulang dengan keadaan mabuk diantar pria lain dan berciuman di mobilnya"
"Whattt...Dia melakukan itu?"
"Aku tidak tahan melihat tubuh istriku yang terpampang di seluruh media cetak, padahal sudah ku peringatkan ia bisa melakukan pekerjaan nya asalkan tidak menjadi model pakaian dalam merk terkenal itu. Belum lagi gaya hidup para model, aku muak melihat dia pulang ke rumah dalam keadaan mabuk. Yang paling membuatku marah adalah saat aku menemukan pil pencegah kehamilan di dalam tasnya. Padahal itulah satu-satunya harapan ku agar pernikahan ini bisa di selamatkan. Tapi lagi-lagi ia menolak, alasan nya karena ia tidak mau bentuk tubuhnya berubah"
"Dia menyia-nyiakan lelaki baik sepertimu .." gumam Joanna
"Proses perceraianku sulit karena orangtua Bella ikut campur urusan kami. Aku putuskan mengabulkan semua permintaan nya karena ingin segera terbebas dari dirinya. Sejak 6 bulan yang lalu, aku juga pindah ke Indonesia, tanah kelahiran ku dan ibuku. Aku tidak ingin berhubungan dengan mereka lagi"
"Bagaimana dengan kedua orangtuamu?"
"Ayahku menentang perceraian kami, tapi ibu ku mendukung apapun keputusan yang aku pilih. Beliau juga yang menyarankan agar aku pulang kemari dan menenangkan diriku. Sampai akhirnya aku bertemu dengan mu. Aku dapat melihat impian masa depan yang aku inginkan, ada bersama dirimu Jo. Aku ingin menikahimu sayang"
"Jeffrey, apa kata orang kamu baru bercerai sudah akan menikah lagi"
"Aku tidak peduli omongan orang lain, toh tidak ada kesalahan yang kita lakukan. Sehari bersamamu di apartemen ku makin menguatkan tekadku untuk memiliki mu. Aku ingin dirimu yang pertama aku lihat saat aku terbangun dan yang terakhir saat mataku terpejam, merasakan masakan mu setiap hari dan melihat dirimu berdiri di pintu dapur menyambutku pulang, lengkap dengan apron dan spatula di tangan mu"
"Hahahahahah..." mereka tertawa bersama membayangkan masa depan yang mereka impikan.
"Aku akan menjadi wanita yang paling bahagia karena mempunyai calon suami yang kaya raya, pria yang pintar mengambil hati kekasihnya dengan membelikan nya barang-barang dan perhiasan mahal, suka menggombal dan suka sekali menggendong paksa" ejek Joanna sambil memberikan kecupan kilat di bibir Jeffrey yang membuatnya terpana sesaat.
"Apakah Bunda mu bisa menerima seorang duda menjadi menantu putri kesayangan nya?" tanya Jeffrey ragu
"Memang kamu pikir Bunda itu ibu yang seperti apa? Seingatku sampai hari ini, Bunda tidak pernah menolak hal yang aku inginkan. Termasuk mengabulkan permintaan ku mengalihkan jabatan yang diwariskan ayahku untuk Jonathan. Apapun yang membuatku bahagia, Bunda akan mendukung keputusan ku. Yang kamu harus lakukan hanyalah Jujur, jangan ada yang disembunyikan lagi"
"Aku bersumpah tidak akan pernah menyembunyikan apapun darimu sayang. Saat diriku menahan untuk tidak membicarakan ini sampai masalah ku selesai saja membuatku sesak. Seperti ada gumpalan besar di dada yang sangat ingin aku keluarkan, dan sekarang rasanya legaaaaa sekali" Jeffrey memeluk kekasihnya erat dan mengoyangkan lembut tubuh Joanna sambil tersenyum bahagia. Joanna membalas pelukan Jeffrey, pikiran nya berkelana.
"Sebenernya aku juga merasakan sesuatu mengganjal di hati ku Jeff" batin Joanna
"Jeff...." Gumam Joanna
"hmm.. kenapa sayang?" Jeffrey masih memejamkan matanya, menikmati kehangatan pelukan mereka berdua, dan menghirup kembali aroma tubuh kekasihnya yang sangat ia sukai.
"Apakah kamu tetap akan mencintaiku jika bentuk fisik ku suatu hari berubah?" tanya Joanna ragu.
"Tentu saja sayang, walaupun nanti bentuk tubuhmu berubah setelah melahirkan anak-anak kita, perasaan ku takkan pernah berubah malah akan selalu bertambah untuk mu seorang. Rambut yang memutih, kulit wajah mengendur, tubuhmu yang membungkuk takkan pernah aku sesali, tapi aku pasti bahagia karena aku juga menua masih bersama diri mu"
"Jika saja aku tidak memiliki wajah secantik ini, apa kamu tetap akan mencintaiku?"
"Kenapa kamu bertanya seperti itu sayang? Aku mencintaimu bukan karena nafsu atas pesona fisik mu semata, walaupun ku akui tubuhmu cukup menggoda, hehehe... tapi bukan hal itu yang membuat aku jatuh cinta kepadamu. Jika aku hanya mengagumi mu karena fisik, harusnya aku tidak pernah berpaling dari Bella"
Jawaban Jeffrey sukses membuat Joanna cemberut karena pernyataan tersebut membuktikan bahwa mantan istrinya mempunyai bentuk tubuh lebih bagus daripada dirinya, Joanna melayangkan cubitan kecil pada pinggang Jeffrey.
"Loh kok marah, aku kan bicara jujur. Kalau masalah fisik, memang mantan istriku punya kelebihan. Tapi kelembutan hati dan perilaku mu lah yang membuat ku jatuh cinta kepadamu, itu yang lebih penting. Banyak hal-hal yang tidak pernah aku rasakan seumur hidupku, kini kurasakan saat aku bersamamu sayang" Jeffrey mengangkat jemarinya membelai wajah Joanna
"Aku mencintaimu Joanna Putri Alexandra, dengan segala kelebihan dan kekurangan mu"
Joanna tersenyum saat kekasihnya tersebut memberikan kecupan-kecupan kecil di seluruh bagian wajah Joanna, dahi, mata, pipi dan bibir Joanna. Ciuman hangat dan tulus dari hati yang telah tertaut oleh cinta. Hati Joanna menghangat saat tahu kekasihnya mencintai dirinya bukan karena fisiknya semata, karena ia sadar tubuhnya ini adalah tubuh orang lain yang terjebak bersama jiwanya, ia tidak tahu apakah nanti takdir akan mengembalikan kembali tubuhnya atau tidak. Tapi saat ini ia hanya ingin menikmati ketulusan cinta Jeffrey hanya untuknya, untuk jiwanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I am Not Me (End)
General FictionCERITA PERTAMA DAN TULISANKU YANG PERTAMA :D *Tidak berminat revisi, biar senyam-senyum terus liat ini. Inilah tulisan pertamaku yang ilmu nulisnya masih cetek banget. I did it, and proud of it* Highest rank #37 at 28/08/2017 Dulu dia hanya seorang...