Bab 36 A Mission

7K 439 33
                                    

Holaa....

Baru di bab ini Joanna dan Melanie satu scene lagi, masih ingat penamaan nya kan? Saya tetep akan tulis Joanna untuk pemilik tubuh Joanna dan Melanie untuk pemilik tubuh Melanie.

Pusing ya?!

Wkwkwkwk.... Ribet – ribet dahh hahahaha...

Happy reading

***

Mobil Audi hitam yang di kendarai oleh Tony, supir suruhan Jeffrey dan Max tiba di kediaman keluarga Alexandria. Max keluar dari bangku depan lalu beralih membukakan pintu penumpang, keluarlah dua sosok gadis dari dalam mobil tersebut. Joanna turun terlebih dahulu, setelah itu Melanie turun mengikutinya.

Melanie berdiri termangu di halaman depan rumah kediaman Alexandria, rumah yang telah di tempatinya selama 19 tahun. Semua kenangan manis dan sedih bersama Ayah, Bunda dan Jonathan kembali menyeruak di kepalanya, semuanya terlihat bagai kilasan film berkelebat di otak kecilnya. Rasanya belum lama ia tinggal di rumah ini, ia seperti dapat melihat bayangan Joanna kecil yang baru di adopsi dari panti asuhan melangkah tertatih saat pertama kali menginjakkan kaki di rumah ini, diikuti kedua orang tua yang sangat berarti untuknya. Airmata nampak mulai menggenang di kedua mata Melanie, dan kemudian meluncur mulus di kedua pipinya.

Joanna menyadari apa yang sedang di rasakan Melanie saat ini, ia mengulurkan tangan nya dan menggengam tangan Melanie erat, lalu tersenyum tulus kepadanya yang kemudian di balas dengan senyuman tak kalah manis dari Melani. Ya, kali ini mereka tidak ingin terpuruk karena kondisi yang terjadi pada mereka berdua, saat ini Joanna dan Melanie ingin berjuang demi masa depan dan orang-orang yang mereka cintai.

Sehabis pulang kerja Joanna sengaja menjemput Melanie di bandara, sebelumnya ia telah memberitahu kepada Bunda Mona bahwa ia akan menjemput teman nya yang akan datang dari luarkota dan meminta izin nya supaya Melanie bisa tinggal di rumah mereka sampai hari pernikahan nya di gelar, dan Mona tentu saja tidak menolak keinginan putrinya karena baru pertama kali dalam hidupnya, seorang Joanna membawa teman perempuan untuk menginap di rumahnya selayaknya anak gadis pada umumnya.

Pintu depan rumah keluarga Alexandria terbuka, Mba Asih tampak membuka pintu, disana juga ada Jonathan yang menyambut kedatangan Melanie.

"Apa kabar Mba Asih ?" tanya Melanie

Mba Asih tampak bengong dengan teman Nona mudanya yang menyapa dirinya, sementara Joanna berpura-pura tidak mendengar sapaan Melanie kepada ART mereka, ia sibuk menyuruh Max dan Tony membawakan barang Melanie ke kamar tamu yang sudah disiapkan..

"E.. Eh.. baik Non. Ini temen nya Non Joanna ya?" Tanya Mba Asih

"Iya mba, saya Melanie. Mang Asep mana mba?" tanyanya lagi

Mba Asih tambah bingung dengan gadis yang kini berada di hadapan nya, ia bersikap seolah mengenal dirinya dan Asep sejak lama. Tidak ada nada canggung dan aneh dalam setiap pertanyaan nya, seolah mereka memang sudah pernah kenal dan dekat sebelumnya.

"Eh.. eh.. itu Non, Mang Asep lagi keluar nyari gas. Gas di rumah keabisan Non" jawab Mba Asih gugup

"Oohh..." hanya kata-kata itu yang keluar dari bibir Melani. Tak jauh dari tempat mereka berdiri, Jonathan yang sedari tadi memperhatikan tamu kakaknya itu akhirnya melangkah mendekat dan menyapanya.

"Hai Kak Mel, apa kabar ?" tanya Jonathan ramah, yang langsung di balas pelukan hangat oleh Melanie.

"Tambah ganteng aja kamu Jhon" ucap Melanie sambil menepuk bahu adiknya itu, sementara Jonathan tampak gugup menerima pelukan hangat seorang Melanie, hatinya menghangat, ada perasaan berbeda yang ia rasakan setiap Melanie memeluk dirinya. Jika saja yang memeluknya adalah Renata atau perempuan lain yang selalu mengejar-ejar dirinya mungkin ia akan risih dan salah tingkah, tapi pelukan Melanie pada dirinya seperti hal yang biasa untuknya terasa hangat dan benar. Ahh.. ia tidak tahu pasti dengan apa yang di rasakan nya saat ini.

I am Not Me (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang