Athan mengacak rambut frustasi. Belum selesai masalah mobil kemarin, sekarang gilirannya harus menghadapi seseorang yang sangat dia cintai. Ia hanya bisa mengangguk lemah mendengar semua petuah yang beliau berikan.
"Athan! Kamu tidak mendengarkan mama, ya?" teriak mama membuat Athan mengangkat kepala.
"Mom, please ... Athan masih muda ..."
"Masih muda katamu? Ya ampun, Athan! Usiamu sudah dua puluh delapan tahun. Kamu udah matang. Dan lagi, mama sudah semakin tua. Bagaimana kalau mama meninggal sebelum melihat kamu nikah?" sela Mama tajam. Athan hanya mengembuskan napas lelah.
"Oke. Mom mau Athan membawa seorang wanita, 'kan?" tanya Athan. Mama hanya mengangguk. "Baiklah. Siapkan saja makan malamnya. Athan akan membawa wanita yang Mom mau besok malam," lanjut Athan sembari pergi meninggalkan sang mama.
"Athan ..."
"Apalagi, Mom?" potong Athan dan mendapatkan tatapan tajam sang mama.
"Kamu tidak membawa wanita panggilan, 'kan?" tanya mama membuat Athan melotot sempurna.
"Ya ampun, Mom! Nggak usah berpikiran yang aneh-aneh!" Ia segera berbalik dan pergi dari rumah. Lalu ia pun mengendarai mobil tanpa tujuan. Tiba-tiba nama seseorang terlintas di benaknya.
Hanya dia yang mampu membantuku, gumam Athan sembari tersenyum licik.
***
Cella duduk termenung di ruang private cafe-nya. Pikirannya melayang pada kejadian beberapa hari lalu. Ia telah menimbulkan masalah untuk Athan. Untung saja, Athan tidak marah kepadanya.
Saat Athan tiba di rumah Cella, Fany dan Cella hanya bisa mematung. Mereka sangat takut jika Athan menuntut mereka.
"Kok bisa?" tanya Athan.
"I ... itu tadi ada yang nabrak dari belakang," jawab Cella yang terdengar seperti bisikan.
"Ya sudah. Nanti aku panggilkan montir untuk membawa mobilku ke bengkel." Ucapan Athan membuat Cella dan Fany terkejut. Bahkan Fany mencubit pipi Cella untuk memastikan dirinya sedang tidak berada di alam mimpi.
"Kamu nggak apa-apa, 'kan Cel? Ada yang sakit?" tanya Athan khawatir.
"Athan ... aku nggak apa-apa. Mobilmu yang sakit."
***
Athan memeriksa seluruh tubuh Cella dan membawanya ke rumah sakit. Padahal, bukan Cella yang terluka. Justru mobilnya yang harus mengalami perawatan intensif.
Cella hanya bisa menggeleng lemah dan menertawakan ekspresi Athan kala mengingat peristiwa itu. Ah ... andai saja aku bisa jatuh cinta padanya, gumam hati Cella.
Berhenti memikirkannya, Cella. Ingat statusmu, tegur pikiran Cella.
Cella kembali mengembuskan napas pelan. Hati dan logikanya kini saling berdebat hingga ia kesal bukan main. Tanpa Cella sadari, senyuman indah terukir di bibir seseorang yang memperhatikannya sedari tadi.
"Nggak baik kalau terlalu sering melamun," ujar pria yang tiba-tiba sudah duduk di hadapannya.
"Sejak kapan kamu di situ?" tanya Cella kaget.
"Sejak kamu melamun. Lagi ngelamunin apa?"
"Siapa juga yang ngelamun. Asal ngomong aja. Bentar ya, aku ambilin kue dulu." Cella berdiri hendak melangkah ke dapur, tapi tiba-tiba Athan menarik pergelangan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lelaki Kedua
Storie d'amoreDengan status janda yang disandangnya membuat Cella menutup rapat ruang hatinya dari panah asmara kaum Adam. Ia kuatir dikecewakan dan disakiti kembali. Akan tetapi pertemuannya dengan Athan merubah segalanya. Harapan baru akan indahnya mahligai ru...