***
Author pov
Seorang gadis perempuan sedang terbaring di atas kasur seusai melakukan tranfusi darah kepada kakaknya.
"Gimana keadaan kamu?" Tanya Verina kepada Lala.
"Udah baikan kok Ma, kak Qiqi gimana?" Tanya Lala menatap kedua manik mata Mamanya.
"Kak Qiqi belum siuman, tapi kata Dokter, kesehatannya udah baikan kok" ucap Verina.
Cklekk
Pintu kamar Lala terbuka menampilkan
Seorang lelaki paruh baya memasuki kamar yang ditempati Lala. Lelaki itu tersenyum bangga pada Lala."Kamu bener bener baik La" ucap Aldo mengelus rambut Lala dengan penuh kasih sayang.
"Udah kewajiban aku Pa, lagian aku seneng bisa bantu kak Qiqi" ucap Lala tersenyum kearah Aldo.
"Tapi kan kita bisa cari donor darah lain dari rumah sakit, lagian kamu besok kan mau sekolah,gimana kalo keadaan kamu drop" ucap Aldo duduk disamping kasur Lala.
"Gak apa apa kok Pa, aku kan udah biasa" ucap Lala tersenyum lima jari ke arah Aldo.
***
Lala pov
Nama gue Laurent Greland atau sering disapa Lala. Gue punya kakak perempuan yang bernama Qillah Greland atau kerap juga disapa Qiqi. Gue terlahir dari keluarga Greland. Papa gue bernama Aldo Greland dan Mama gue bernama Verina Greland. Gue dan Kak Qiqi termasuk siswi cantik dan berprestasi di SMA gue. Bedanya, gue gak punya penyakit parah kayak Kakak gue. Kak Qiqi mengidap penyakit anemia yang bisa dibilang akut. Gue selalu siap sedia buat donorin darah gue ke Kak Qiqi, dikala Kak Qiqi lagi membutuhkan gue.
Lala mengerjapkan matanya saat seberkas cahaya masuk ke dalam kamarnya. Lala dengan sigap mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah selesai, Lala memakai pakaian ospek yang telah dipersiapkan oleh Mamanya semalam. Ospek di SMA barunya tidak terlalu sulit. Cukup memakai baju kaos panjang, celana training, serta kunciran delapan dikepala. Lala menuruni anak tangga sambil menenteng ransel merah mudanya. Lala bisa melihat Mamanya yang sedang menyiapkan makanan, Papa yang sedang duduk di sofa sambil membaca koran, serta kakaknya yang sedang duduk di meja makan."Pagi Ma,Pa,Kak" ucap Lala lalu mengecup pipi Verina.
"Pagi juga sayang, ayo sini duduk kita sarapan bareng" ucap Verina tersenyum.
"Tumben lo cepet bangun, biasanya juga paling lama bangun" ucap Qiqi ketus.
"Ihh kakak mah, kan gue hari ini mau ospek, ya pasti aku bangun cepetlah" ucap Lala lalu mencomot roti yang dipegang Qiqi.
Beginilah keluarga Lala, penuh dengan canda tawa dan kejahilan. Walaupun Qiqi mengidap penyakit anemia yang sudah sangat parah, tetapi sikap cerewetnya tidak pernah hilang dari dirinya. Begitupun dengan Lala yang punya sikap tak kalah cerewet seperti kakaknya.
"Lala, kok ngambil roti gue sih, kan bisa ambil sendiri" ucap Qiqi berkacak pinggang dihadapan adiknya.
"Hehe, males kak manjangin tangan buat ngambil roti" ucap Lala dengan cengiran khasnya.
"Ooh...males ya, yaudah gue juga males numpangin mobil buat lo" ucap Qiqi menaik turunkan alisnya.
"Eh iya iya kak, gak males kok" ujar Lala lalu mengembalikan roti yang sudah dimakannya setengah kepiring Qiqi.
"Enak aja lo ngasih roti yang udah bekas beruang kayak gini ke gue" ucap Qiqi lalu mengembalikan roti tadi kepiring Lala.
"Lah, siapa yang beruang kak?" Tanya Lala polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Destiny [On Going]
Teen Fiction"Awalnya gue bingung sama perasaan gue sendiri. Setiap kali gue deket sama lo, gue selalu aja deg deg-an. Setiap kali lo gombalin gue, pipi gue selalu aja blushing. Dan setiap gue lagi sendiri, gue selalu kangen wajah lo dan candaan candaan lucu lo...