***
Lala pov
Dengan semangat Lala berjalan menuju kamarnya seusai makan siang. Entah mengapa Lala hari ini merasa bahwa dia akan mendapat kebahagiaan yang sangat berlimpah.
Tokk tokk tokk
Lala beranjak dari kasurnya dan membukakan pintu kamarnya. Seorang gadis cantik sedang tersenyum manis dihadapan Lala sambil membawa setoples kue.
"Kenapa?" Tanya Lala membalas senyuman Qiqi. Yaps. Gadis yang dimaksud adalah Qiqi.
"Mama nyuruh kita buat anterin kue ini ke rumah Tante Mila yang ada disebelah" jawab Qiqi. "Tante Mila? Bukannya rumah sebelah kosong ya?" Tanya Lala menautkan alis bingung.
"Ada tetangga baru di sebelah, kata mama namanya Tante Mila" jawab Qiqi lalu menyelinap masuk kekamar Lala.
"Ooh, punya anak gak? Cewek atau cowok?"
"Gak tau deh. Kalo mau tau kita anter aja kue ini dulu" Jawab Qiqi menunjukkan toples yang dipegangnya.
"Yaudah deh"
***
Lala pov
Tokk tokk tokk
Lala dan Qiqi mengetuk pintu rumah Tante Mila. Tak lama kemudian, muncullah seorang wanita paruh baya yang masih sangat cantik walaupun sudah ada sedikit keriput di wajahnya.
"Assalamualaikum tante" ucap Lala dan Qiqi bersamaan, lalu menyalami tangan Tante Mila.
"Kalian anak tante Verina ya?" Tanya Tante Mila menatap dua gadis yang ada dihadapannya.
"Iya tante"
"Wahh kalian cantik cantik banget ya?"
"Hehe, makasih tante"
"Yaudah kalo gitu masuk aja dulu"
"Tante, Qiqi gak bisa ikut ya, soalnya Qiqi ada pr yang belum dikerjain"
"Ohh, yaudah gak apa apa. Tapi yang satu ini bisa kan?" Tanya Tante Mila melirik Lala.
"Oh Lala. Bisa kok Tan, iya kan La" ucap Qiqi menyikut lengan Lala.
"Eh, iya bisa Tan"
"Yaudah Lala masuk aja dulu" ajak Tante Mila membawa Lala masuk ke rumahnya.
"Lala duduk aja dulu disini ya, soalnya tante belum beresin kamar, nanti tante suruh anak tante nemenin Lala" ucap Tante Mila menatap Lala.
"Eh iya gak apa apa Tan"
"DIVAN" teriak Tante Mila kearah Kamar yang ada diatas. Berkali kali Tante Mila memanggil manggil nama Divan tapi orang yang dipanggil tak kunjung keluar dari kamarnya.
Divan? Jangan bilang Divan yang sekelas sama gue?
"Lala bisa nggak kekamar anak tante?"
"N-ngapain tan?"
"Cek keadaannya aja, Tante khawatir kok dia gak turun turun, Tante mau ke kamar soalnya, mau beres beres" ucap Tante Mila dan mendapat anggukan dari Lala.
"Diatas kamarnya kan ada dua, kamar punya Divan yang cat pintunya warna biru" ujar Tante Mila. Lala hanya menganggukkan kepala kemudian menaiki tangga satu persatu.
***
Tokkk tokk tokk
Lala mengetuk pintu yang bercat biru laut itu berkali kali. Tapi orang yang ada didalam kamar sama sekali tidak membukakan pintu untuk Lala.
Ada orang gak sih, apa jangan jangan...orangnya udah mati lagi
Akhirnya Lala memutuskan untuk membuka pintu tersebut. Perlahan Lala membuka kenop pintu yang ternyata tidak dikunci dari dalam.
"Lah, gak dikunci" ujar Lala lalu masuk kedalam kamar itu. Pemandangan yang Lala lihat pertama kali adalah seorang cowok dengan wajah damainya nampak terlelap di atas kasur king sizenya.
Lah, ternyata Divan yang sekelas sama gue
Lala berjalan mendekati tempat Divan tidur. Mata coklat yang indah, bibir yang tipis, hidung yang mancung, dan wajah tampannya yang sedang terlelap terlihat sangat damai. Lala mendekatkan tangannya dan menyentuh pipi Divan. "Ganteng banget sih Van" lirih Lala kemudian menjauhkan tangannya dari wajah Divan.
Saat Lala hendak berlalu pergi dari hadapan Divan, Divan memegang tangan Lala sehingga Lala menjadi ikut terbaring di kasur bersama Divan. Lala menoleh kearah Divan yang masih tertidur sambil memegang tangan kiri Lala. Dengan hati hati Lala melepaskan tangannya dari tangan kekar milik Divan. Tapi usaha Lala sia sia karena tangan Divan jauh lebih kuat daripada tangannya.
"La...jangan pergi La" lirih Divan masih dengan mata terpejam. Mata Lala terbelalak kaget saat Divan merubah posisi tidurnya mengarah kekanan dan memeluk tubuh Lala. Lala semakin kesulitan untuk melepaskan tubuh Divan dari tubuhnya.
"La...gue suka sama lo La"
Apa! Divan suka sama gue? Gak. Gak mungkin. Jangan terlalu baper dulu La, Divan itu lagi dalam keadaan tidur. Lagian sebutan ' LA ' belum tentu buat gue,mungkin Divan udah punya pacar yang sering dipanggilnya 'LA '
Kemudian lirihan Divan kembali terdengar. Tetapi lirihannya kali ini membuat Lala tertegun. "I Love You Laurent Greland" perlahan Lala melepaskan pelukan Divan dari dirinya setelah beberapa saat suara Divan tidak lagi terdengar. Lala beranjak dari kasur Divan lalu dengan cepat ngicir kebawah bahkan tanpa pamit dengan Tante Mila.
Bodo amatlah Tante Mila, gue mau nenangin pikiran dulu. Maaf ya Tan karena gak pamit dulu
***
Lala berlari menaiki tangga rumahnya kemudian masuk kedalam kamarnya. Tak lupa Lala menutup pintu kamarnya lalu merebahkan tubuhnya dikasur Queen sizenya. Lala menatap langit langit kamarnya yang bernuansa abu abu itu dengan tatapan bahagia.
"La...jangan pergi La"
"La...gue suka sama lo La"
"I Love You Laurent Greland"
Kata kata itu masih terngiang dikepala Lala. Lala sangat bahagia mendengar ucapan Divan tadi.
Ahhh Divan, jangan buat gue baper dong. Divan tuh ganteng ya, apalagi hidungnya, mancung banget. Wait, kok gue mikirin dia sih, bisa aja dia ngomong itu bukan buat gue. Eh, kalo bukan buat gue, masa dia nyebut nama lengkap gue sih
"Lah gelang gue mana ya? Mungkin ketinggalan di rumah Divan"
***
Divan pov
Divan membuka matanya saat tangan kanannya tidak sengaja menyentuh sesuatu. Mata Divan menyipit saat melihat sebuah gelang tergeletak di samping badannya.
"Kok kayak gelang Lala ya?" Lirih Divan lalu turun kebawah untuk mengambil minum. Divan melihat mamanya sedang menyiapkan makanan didapur.
Apa tanya aja ya di mama tentang gelang ini?
"Ma?" Ucap Divan memanggil mamanya. Mama Divan menghentikan pekerjaannya dan menatap Divan.
"Kamu tadi kemana?"
"Dikamar. Aku ketiduran tadi, hehe"
"Ooh mama kira kamu pergi keluar"
"Oh iya ma, tadi ada orang kesini ya?"
"Ada, tadi Qiqi sama Lala ngasih kue ke mama, terus tadi mama nyuruh Lala buat kekamar kamu."
"L-lala tadi kekamar aku ma?"
"Iya"
Mampus, jangan sampe gue ngelantur yang enggak enggak didepan Lala
***
Holla semuanya👋
Gue update lagi nih
Menurut kalian, cerita gue itu makin kehari makin bagus atau makin kehari makin gaje? Jawab di koment yaJangan lupa Vomment
Thx😙
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Destiny [On Going]
Teen Fiction"Awalnya gue bingung sama perasaan gue sendiri. Setiap kali gue deket sama lo, gue selalu aja deg deg-an. Setiap kali lo gombalin gue, pipi gue selalu aja blushing. Dan setiap gue lagi sendiri, gue selalu kangen wajah lo dan candaan candaan lucu lo...