***
Lala pov
Semua murid ospek telah berbaris rapi di lapangan. Waktu mencari semut telah habis 10 menit yang lalu. Dan 10 menit pula semua murid ospek berbaris di bawah terik matahari. Berkali kali Lala menghapus jejak keringat yang mengalir di pelipisnya.
"Baik adek adek, disini kami akan mengajak para adek adek sekalian untuk bermain teka teki" ujar Rafa menampilkan senyumannya.
Sebenernya kak Rafa nih ketos apa gimana sih, masa daritadi dia mulu yang ngomong-gumam Lala-
Lala pun berbisik kepada Divan yang kebetulan baris disebelah kanannya. Lala mencondongkan badannya sedikit kearah Divan dan mulai berbisik.
"Sst sssttt" ucap Lala berdesis kepada Divan
"Kenapa?" Tanya Divan mendekatkan wajahnya kearah Lala.
"Kak Rafa Ketos ya?" Tanya Lala dengan suara pelan
"Hm" Divan hanya berdehem menanggapi pertanyaan Lala.
"LALA, DIVAN?" Ucap Rafa dengan suara keras.
Anjir, mampus gue kena hukum-gumam Lala-
"Sini kalian berdua!" Perintah Rafa kepada Lala dan Divan. Perlahan Lala dan Divan mendekat kearah Rafa. Orang orang menatap Lala dan Divan dengan tatapan sinis yang menyeramkan. Lala bergidik ngeri melihat ekspresi orang orang disini yang seakan akan ingin menerkam mereka seperti singa yang kelaparan.
"Karena kalian udah buat salah, jadi kakak minta kalian jawab teka teki dari kakak, kalo kalian gak bisa jawab, maka akan di lempar ke teman teman kalian yang ada di barisan, tapi kalo gak ada satu pun yang tau jawabannya, maka kalian akan kami hukum, ngerti?" Ucap Rafa yang membuat Lala kicep setengah mati. Bagaimana tidak, Lala memang pandai dalam mata pelajaran, tapi bukan berarti Lala pandai dalam hal yang berbau teka teki.
"Teka teki pertama untuk Divan" ucap Kak Rafa menatap Divan.
"Angka empat kebalik" ucap Rafa tersenyum kearah Divan. Divan pun sekilas mengacungkan jempol kearah Rafa.
Mudah banget geblek, awas aja kalo Kak Rafa kasih teka teki yang susah, gue gorok lo-gumam Lala-
"Kursi" jawab Divan singkat dan diberi tepuk tangan yang meriah.
"Bener banget. Sekarang giliran Lala ya" ucap Rafa yang membuat Lala berkali kali meneguk ludahnya sendiri. Lala hanya menganggukkan kepala kearah Rafa.
"Teka tekinya, atas putih bawah kuning" mulut Lala bungkam saat ini. Lala merutuki kebodohannya yang telah mengajak Divan berbicara di barisan tadi. Suasana disini menjadi hening.
Satu detik
Dua detik
Tiga detik
Empat detik
Lima detik
Enam detik
Tujuh detik
Delapan detik
Sembilan detik
"Kak?" Ucap seseorang yang ada di barisan pojok sebelah kanan.
"Lo tau jawabannya?" Tanya Rafa kepada Fadhil. Yaps. Orang yang telah menyelamatkan Lala dari hukuman adalah Fadhil. Fadhil menganggukan kepala saat ditanya tau dengan jawaban teka teki itu.
"Apa?" Tanya Rafa menatap Fadhil.
"Pocong kepinjek eeq kak"jawab Fadhil yang membuat semua orang terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Destiny [On Going]
Teen Fiction"Awalnya gue bingung sama perasaan gue sendiri. Setiap kali gue deket sama lo, gue selalu aja deg deg-an. Setiap kali lo gombalin gue, pipi gue selalu aja blushing. Dan setiap gue lagi sendiri, gue selalu kangen wajah lo dan candaan candaan lucu lo...