2

65 6 6
                                    

***

Lala pov

Dengan lesu Lala mengerjakan tugas yang diberikan kakak senior. Lala melangkah kesana kemari mencari cari tugas yang diberikan oleh kakak senior. Kalian mau tau tugasnya? Tugasnya adalah mencari semut hitam sebanyak 100 biji. Bayangin aja coba, gimana caranya nyari semut hitam di sekolah sebesar ini? Sebanyak 100 biji lagi, dia kira gak susah nyari semut? Secara kan semut itu kecil banget, gimana kalo yang nyarinya seorang nerd? Emang gak punya hati tuh senior.

"Duh...dimana lagi coba gue mau cari semut" ucap Lala mengacak rambutnya frustasi. Lalu Lala berjalan lagi kearah aula sekolah. Siapa tau banyak semut yang ngumpet.

"Nahh dapet satu lagi semut, udah berapa ya... satu, tiga, lima...dua puluh, lah baru dua puluh, masih kurang delapan puluh lagi dong, arghhh mau cari dimana lagi" ujar Lala lalu memutuskan untuk duduk di aula sekolah. Lala meletakkan kepalanya di tumpuan kedua tangannya. Mata Lala menyipit melihat Qiqi yang sedang mengobrol dengan abang sepupu Divan. Rafa. Ya, nama abang sepupu Divan adalah Rafa. Lala tau nama abang sepupu Divan bukan karena dia stalker, tapi tadi para kakak senior sempat memperkenalkan diri masing masing. Dengan semangat empat lima Lala berlari menuju Qiqi. Sekarang adalah jam istirahat, tapi Lala justru menjadikan jam istirahat untuk mencari semut.

"Woiii" ucap Lala mengagetkan Qiqi.

"Anjir" ucap Qiqi kaget, Lala pun hanya mencibirkan bibir dan mendelik kearah Rafa lalu kembali menatap kakaknya.

"Kak, lo kenal sama Kak Rafa?" Tanya Lala kepada Qiqi yang telah menatapnya kesal.

"Pikir aja sendiri" ucap Qiqi cuek.

"Uluk uluk uluk...kakakku sayang, jangan jangan gebetan kakak Kak Rafa ya?" Tanya Lala menoel noel pipi Qiqi yang sudah merah.

Dengan secepat kilat Qiqi menutup mulut Lala menggunakan tangannya. Dengan sekuat tenaga pula Lala mencoba melepaskan tangan kakaknya dari mulutnya.

"Ooh...jadi Lala adek lo Qi?" Tanya Rafa yang membuat Qiqi menghentikan aksinya dan tersenyum simpul kearah Rafa.

"Sok imut lo kak" ucap Lala menoyor kepala Qiqi.

"Suka suka gue lah mau ngapain, mending lo sana jauh jauh, cari tuh sono semut hitam"ucap Qiqi mendorong dorong tubuh Lala.

"Udah dapet berapa dek semutnya?" Tanya Rafa kepada Lala. Senyum Lala mengembang mendengar pertanyaan Rafa.

Pasti mau di ringanin nih tugasnya-gumam Lala-

"Baru dapet dua puluh kak" ucap Lala dengan wajah memelas, sementara Qiqi hanya memandang adiknya dengan tatapan jengkel.

"Yaudah kalo gitu, lo cari aja tiga puluh lagi" ucap Rafa yang membuat mata Lala maupun Qiqi membulat.

"Makasih Kak Rafa. Gue doain deh kakak bisa cepet jadian sama kak Qiqi" ucap Lala lalu berlari meninggalkan Qiqi yang sudah menatapnya tajam dan Rafa yang telah tersenyum senyum sendiri.

"AWAS AJA LO LA, ADEK DURHAKA LO LA" teriak Qiqi dengan suaranya yang toa. Lala pun menolehkan kepalanya kebelakang sambil menjulurkan lidahnya kearah Qiqi.

Brukkk

Lala tidak sengaja menabrak seorang laki laki, dengan cepat Lala berdiri dan menolong laki laki itu dengan menjulurkan tangannya. Laki laki itu menerima jabatan tangan Lala dan segera berdiri.

"Maaf ya, lo gak apa apa kan?" Tanya Lala lembut

"Lo pikir gue gak apa apa, badan gue sakit semua bego" ucap laki laki itu yang membuat emosi Lala memuncak.

"Ngomongnya biasa aja bisa nggak? Orang gue udah baik mau nolongin lo"

"Gue udah biasa aja kok ngomongnya, dasar lo aja yang sensian, PMS ya lo? Dan satu lagi, wajarlah kalo lo nolongin gue, orang lo yang nabrak duluan kok"

Mulut Lala bungkam saat itu juga. Karena pada dasarnya, memang Lala yang menabrak laki laki itu. Tapi Lala tidak mau kalah dengan laki laki semacam ini, bukan Lala namanya kalo gak bisa ngalahin laki laki senyebelin ini.

"Tapi kan gue udah minta maaf, lo nya aja sok kesakitan"

"Lo pikir kata maaf lo itu bisa ngobatin luka gue?" Ucap Laki laki itu menunjuk lututnya yang telah berdarah.

"Ck. Lo cewek apa cowok sih, masa luka kecil kayak gitu doang lo kesakitan"

"Setetes darah itu berguna ya" ucap laki laki itu dengan gaya yang dramatis.

"Ehm...yaudah sini gue obatin" ucap Lala lalu mengajak laki laki itu ke tepi aula.

"Tunggu sini lo, gue mau ngambil P3K dulu" ucap Lala lalu beranjak dari tempatnya menuju UKS sekolah.

Dengan lunglai Lala berjalan menuju UKS sekolah. Jarak aula dengan UKS sekolah memang agak jauh, dan untungnya, Lala tadi telah berkeliling sekolah, jadi Lala tidak akan tersesat menuju aula nantinya.

"Sial banget hidup gue hari ini, nyari semut belum kelar, ehh ditambah lagi mau obatin tuh kunyuk" lirih Lala.

***

Divan pov

Divan berjalan kearah pohon besar yang ada di tepi lapangan basket. Divan mendekat kearah pohon dan mulai mencari semut disana. Sama halnya dengan Lala, Divan juga diberikan keringanan oleh bang Rafa. Walaupun sebenarnya perbuatan bang Rafa itu gak baik, tapi apa salahnya nolak rezeki, kalo kata pak Haji, kita itu harus baik sama saudara sendiri, kalo gak baik nanti dosa, kalo dosa entar masuk neraka😂* kenapa jadi nyambung kesini

"Nah kan bener tempat gue, dapet lagi kan gue semut" ucap Divan bersorak karena mendapat semut yang banyak dari pohon besar yang ada di tepi lapangan basket. Mata Divan menyipit saat melihat sesosok perempuan yang berbaju putih menyusuri koridor.

"Lah. Itu kan Lala, mau kemana dia? Tapi kalo diliat liat, Lala itu cantik juga, kayak ada manis manisnya gitu" ucap Divan memandangi Lala yang berjalan lunglai. Sesekali Divan terkekeh melihat Lala yang mengomel di sepanjang koridor.

Kayaknya gue suka sama lo La-batin Divan-

***

Author pov

Lala dengan telaten mengobati luka yang ada di lutut Fadhil. Yaps. Nama laki laki itu Fadhil. Beberapa menit yang lalu laki laki itu memperkenalkan namanya.

"Hati hati dong" ucap Fadhil merengek kesakitan.

"Lebay, diem aja kalo mau di obatin" ucap Lala dengan pandangan tak lepas dari lutut Fadhil.

Diam diam Fadhil mengamati wajah Lala. Mata yang indah, rambut dibawah bahu yang berwarna hitam pekat, dan semua ukiran ukiran terlihat indah di wajah Lala.

Sial, kok cantik ya-gumam Fadhil-

"Udah selesai. Gue pergi dulu, mau cari semut" ucap Lala dengan nada juteknya.

Cantik cantik kok jutek sih,makin gemes deh-gumam Fadhil-

Fadhil masih mengamati wajah cantik Lala. Lala pun merasa seperti ada yang melihatnya terus menerus. Lala menengok ke arah Fadhil yang sedang senyum senyum melihat wajah Lala. Sebuah ide muncul di kepala Lala.

"Gak usah gitu juga kali liatnya, gue tau gue cantik" ucap Lala yang membuat Fadhil mati kutu.

Sial, ketauan-gumam Fadhil-

***

Holla semuanya👋

Im comeback nih
Menang banyak nih si Lala, baru masuk udah ada aja yang suka*kapan gue kayak gitu😂

Sorry ni ya kalo ada yang typo sama gaje, harap dimaklumin😂

Jangan lupa Vote+Comment yah
Thx😙

Love Destiny [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang