meli-7

337 19 0
                                    


"Tunggu!"

Meli membalikkan badannya

"Emm ngapa kak?" tanya meli

"Lo sibuk gak pulang sekolah nanti?"

"Enggak"

"Gue mau jelasin sesuatu ke lo, kita pulang bareng ya sekalian ke cafe"

"Aduh duh," ringis meli yang sama sekali tidak sakit.
"kayaknya gak bisa deh, kaki meli barusan keseleo"

"Acting lo gagal besar kayaknya" ujar lelaki yang tak familiar lagi menurut meli.

"Hehe, ya udahlah, emang kakak nunggu di mana?"

"Di rahmatullah"

Meli melongo dan merenung.

"ya di parkiran lah"

"Huhhh, aku kira beneran" meli mengelus dada

"Hahah dan lo percaya gitu aja?"

"Eee, iyalah, aku kira kakak bukan manusia bicara begitu, soalnya udah banyak yang mau ngajakin aku ke sana"

"Maksud lo hantu?"

"Meli punya indra ke-6 hehe, tapi gak usah dibahas deh,bye!!!"

Meli pun melanjutkan jalan nya ke kelas.

***

"Nata" meli bersuara pelan dari bangkunya dengan wajah menghadap ke nata di samping nya.
Namun sama sekali tak dibalas oleh nata yang sedang serius dengn pelajaran kesukaannya pagi ini.

"Nataaaaaa" masih dengan suara pelan namun lebih panjang tetapi sama sekali tidak ada respon dari nata fokus ke depan.

Kali ini meli berusaha menggapai tangan nata yang masih memiliki jarak dari bangku meli, hingga akhirnya meli terjungkal disertai kursi yang diduduki dan meja nya.
Suara berisik dari meli kini mengisi kelas.

"Meli! " ujar pak rizal.

"Hehe" meli membalas dengan cengiran merasa bersalah, yang masih dengan keadaannya begitu kacau.

"Keluar" pak rizal kembali menjelaskan setelah mengatakan ke meli untuk keluar.

"Mel, lo ngapain? " tanya nata bingung

"Tega lo nat, gue panggil panggil juga, tapi lo abaikan, sakit hati dedek mas, sakit!" dengan ekspresi meli mengatakannya sambil membereskan ulahnya tadi.

"Hehe sorry" nata menggaruk kepalanya yang merasa bersalah

"Dedek keluar mas bye!, jangan cari dedek lagi" sebelum keluar, meli menyempatkan candaan nya ke nata yang merasa bersalah.

Sedang berjalan menuju pintu yang jaraknya 2 langkah lagi, meli dihentikan oleh pak rizal.

"Meli, maksud saya bukan keluar ke kantin ya, tapi keluar di depan kelas, berdiri dengan satu kaki, dan bapak mau kamu pegang 4 buku di kedua tangan. Ini!" pak rizal memberikan buku lumayan tebal dan berat, mau tak mau meli menerima nya.

"Hufff" meli menghela nafasnya di luar kelas, dengan menaikkan satu kaki dan menahan 4 buku dikedua tangannya.

"Jangan turunkan kaki! Bapak bisa lihat dari dalam kelas" ujar pak rizal di ambang pintu kelas.

"Aduhhhhh, ya allah tolongin meli ya allah, jangan baim aja yang di tolongin terus" meli bersuara kuat, hingga terdengar dari dalam kelas.

Nata,jessica dan nuna menahan ketawa mendengar perkataan meli, sampai akhirnya mereka berfikir untuk menemani meli dengan mengganggu teman perempuan kelas nya yang cerewet, alhasil jessica dan nuna tidak berhasil bikin ribut, hanya nata yang membuat nya marah.

AmeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang